
Rm. Andreas Nugroho Astomo SCJ, dari Komunitas SCJ St. Antonius Bidaracina Jakarta – Indonesia
BACAAN PERTAMA: Kisah Para Rasul 18:9-18
“Banyak umat-Ku di kota ini!”
Ketika Paulus ada di kota Korintus, Tuhan berfirman kepadanya pada suatu malam di dalam suatu penglihatan, “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan, dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di propinsi Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus. Mereka membawa dia ke depan pengadilan. Kata mereka, “Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum.” Ketika Paulus hendak memulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu, “Hai orang-orang Yahudi, sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu. Tetapi dalam hal ini adalah perselisihan tentang perkataan, nama, atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.” Lalu Galio mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka semua orang menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 47:2-3.4-5.6-7
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
atau Allah adalah Raja seluruh bumi.
- Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
- Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita; Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggan Yakub yang dikasihi-Nya.
- Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah! Kidungkanlah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur!
BAIT PENGANTAR INJIL:
U: Alleluya, alleluya, alleluya.
S: (Luk 24:46,26) Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
BACAAN INJIL: Yohanes 16:20-23a
“Tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu daripadamu.”
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira, dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa pada-Ku.
Renungan diawakan oleh Rm. Andreas Nugroho SCJ
Vivat cor Iesu per cor mariae; Terpujilah Hati Yesus melalui hati Maria.
Sahabat Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Andreas Nugroho SCJ dari komunitas SCJ-Jakarta-Indonesia, dalam Resi – Renungan Singkat – Dehonian edisi JUMAT, 22 MEI 2020; HARI BIASA PEKAN PASKAH KEENAM.
Hidup adalah sebuah perjuangan yang di dalamnya ada proses hidup yang harus dilalui. Sakit, sehat, sedih-gembira, dukacita-sukacita, menangis-tertawa. Hidup ini adalah rentetan kisah yang kita isi sendiri dengan kisah kita masing-masing.
“Tiap orang adalah pahlawan bagi kisah-nya sendiri”.
Rentetan kisah tidak melulu mengalir seperti air, tapi apa gunanya iman kita kepada Tuhan berhadapan dengan tiap kisah hidup dan peristiwa yang kita alami dan pengalami yang mewarnai. Iman akan Yesus yang menderita sengsara wafat dan bangkit, bisa berbicara apa pada tiap kisah hidup yang harus dijalani.
Secara manusiawi, kita ingin menghindari ragam derita dan masalah. Bila kita sudah berupaya keras menghindari derita dan masalah akan tetapi tetap tidak bisa dihindari, lalu bagaimana sikap kita..? Mengeluh dengan keadaan? Bertahan dalam penderitaan tanpa buat apa-apa? Atau bertahan dan bertekun dengan tetap punya pengharapan akan datangya masa yang indah. Harapan akan datangnya masa sukacita, membuat banyak orang tetap mampu bertahan pada masa-masa sulit.
Saya ingat kembali akan perjuangan awal para transmigran dari pulau jawa pindah ke pulau sumatera dan kalimantan membuka lahan hutan lebat, bertahan makan seadanya jatah dari pemerintah. Mereka berani meninggalkan tanah kelahiran demi harapan lebih baik bagi masa depan dan keluarga barunya.
Banyak orang yang tidak betah, tidak bertahan, dan kembali ke tempat asal mereka. Banyak yang bertahan di tanah perantauan dan mereka berhasil. Keluh,-peluh, bertahan, sakit, mereka harus alami, harapan akan masa yang indah, membuat bertahan dan berjuang. Dan hasilnya bisa dirasakan.
Apa yang membuat mereka setia bertahan: harapan akan masa depan yang lebih baik di tempat baru ini.
Saat ini pun dunia kita sedang berdukacita, banyak yang menderita karena sakit corona, membuat kita serba terbatas dan terkesan membuat kita tidak manusiawi. Kapan masa dukacita ini berubah menjadi sukacita?…
Tuhan Yesus: “tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita”.
Bila kita saat ini masih punya harapan akan masa lebih baik: “masa derita saat ini” berakhir; maka kita akan tetap bisa berbuat sesuatu supaya harapan itu terwujud.
Akan tetapi, jika orang sudah tidak punya harapan akan masa derita ini akan berakhir, maka orang bisa saja semaunya saja melakukan segala kegiatan yang semakin memperparah keadaan.
Sang Penolong, yaitu Allah Roh Mahakudus, menguatkan kita dalam pengharapan supaya kita lebih bijak dan ambil tindakan tepat dalam menghadapi masa-masa sulit sekarang ini.
Tuhan memberkati. Amin
Resi sangat membantu akan pemahaman dan penghayatan iman. Terlebih pd situasi sekarang ini yg butuh peneguhan iman akan keradaan Tuhan. Terima kasih selama ini telah memberiksn siraman iman bagi banyak orang. Semoga selalu sehat untuk para Romo pembimbing media ini. Amin.
Terima kasih resinya. Memberi semangat untuk selalu berharap dan pantang menyerah.