Sabtu, 29 Agustus 2020 – Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Diakon Marius Ari Saputra SCJ dari Komunitas St. Petrus Kenten Palembang

 
 

ANTIFON PEMBUKA  –  Mzm 119:46-47

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.



DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah Kaujadikan perintis bagi kelahiran, karya, dan kematian Putera-Mu terkasih. Semoga kamipun gigih dan tekun berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. 

 

BACAAN PERTAMA: Yeremia 1:17-19

“Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka.”

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 71:1-4a.5-6b.15ab.17

Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.

  1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!

  2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

  3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

  4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya
S: Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

 

BACAAN INJIL: Markus 6:17-29

“Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!”

Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Diakon Marius Ari Saputra SCJ

Vivat Cor Iesu, Per Cor Mariae, Hiduplah Hati Kudus Yesus, melalui hati Maria.

Sahabat Dehonian terkasih, Salam jumpa dengan saya, Fr. Marius Ari Saputra SCJ dalam Renungan Singkat Dehonian edisi Sabtu, 29 Agustus 2020 bertepatan dengan Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir. Sahabat Hati Kudus yang terkasih, kebenaran rupanya tidak selalu menyenangkan atau memberi rasa aman. Justru sebaliknya, kebenaran bisa saja malah mengusik zona nyaman. Oleh karena itu, memperjuangkan kebenaran tidak selalu mudah. Sebagai pembawa kebenaran berarti juga siap untuk menanggung segala risiko bila terjadi penolakkan, seperti yang dialami oleh Yohanes Pembabtis.

Yohanes Pembaptis merupakan pembela kebenaran. Namun, kebenaran tidak selalu diterima dengan sukacita, bahkan sebaliknya kebenaran disambut dengan penangkapan dan bahkan pengorbanan nyawa. Ketika Herodes telah mengambil istri Filipus saudaranya, Yohanes pernah menegur Herodes,  “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Keberanian Yohanes untuk memperjuangkan kebenaran dan kesetiaannya pada hukum Allah, justru membuatnya harus berhadapan dengan kematian dan meraih mahkota kemartiran.

Inilah kenyataan hidup yang seringkali masih kita jumpai hingga saat ini. Orang yang memperjuangkan kebenaran seringkali dipersalahkan. Sebaliknya, mereka yang salah justru dibela. Di tengah situasi seperti ini, kita sebagai pengikut Kristus, Sang Sumber Kebenaran, diundang untuk menjadi nabi cinta kasih dan pelayan pendamaian: meneladan sikap Yohanes Pembaptis yang berani memperjuangkan kebenaran, setidaknya, memperjuangkan kebenaran mulai dari diri sendiri.

Tuhan memberkati. Amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, sumber selamat dan damai, kami menghunjukkan roti anggur kepada-Mu untuk memperingati Santo Yohanes Pembaptis suara yang berseru di padang gurun. Ia telah menunjukkan jalan-Mu yang lurus dan memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya. Semoga kami sanggup mengikuti dia menempuh jalan keselamatan. Demi Ksristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

 

ANTIFON KOMUNI  –  Yoh. 3:27.30

Yohanes berkata, “Kristus harus bertambah besar, aku harus semakin kecil.”

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Tuhan, Allah umat terpilih, hari ini kami memperingati wafat Santo Yohanes Pembaptis. dalam tanda Ekaristi yang kami terima, kami hormati Kristus yang dilambangkannya. Semoga kami bergembira sepenuhnya bila Kristus menampakkan diri dengan jelas, mulia dan nyata. Demi Kristus Tuna dan pengantara kami. Amin

No Comments

Leave a Comment