Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ Teluk Betung Lampung Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, Alleluya.
PENGANTAR
Gambaran gembala dengan ratusan dombanya kiranya ba gi kita agak asing. Namun, tidak begitu sulit meraba apa yang dimaksud dengan perumpamaan dalam Injil Yohanes hari ini. Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala Baik, Gembala Baik mempertaruhkan hidupnya agar kita me nikmati kehidupan sejati. Sebab kita ini telah diangkat menjadi putra dan putri Allah dan diharapkan mempererat hubungan kita dengan Dia. Relasi yang erat akan membawa kita pada keyakinan bahwa dalam Kristus kita menemukan keselamatan. Dialah Gembala Sejati yang tak akan mening galkan kita kawanan-Nya.
DOA PEMBUKA
Marilah kita berdoa. (hening sejenak): Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, yang telah wafat dan bangkit mulia, Engkau telah membuka jalan keselamatan bagi kami. Kami mohon berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, mencintai sesama secara tulus kendati harus disertai dengan pengorbanan. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kisah Para Rasul 4:8-12
“Hanya Yesuslah sumber keselamatan.”
Tatkala dihadapkan Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus berkata, “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 118:1.8-9.21-23.26.28.29
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan. Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku. Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi.
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya! Lebih baik berlindung pada Tuhan, daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
3. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes 3:1-2
“Kita melihat Yesus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Yoh 10:14) Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 10:11-18
“Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Jesus melalui Hati Maria.
Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ – Teluk Betung – Lampung – Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Minggu – tanggal dua puluh lima – April – tahun dua ribu dua puluh satu, Hari Minggu Paskah ke IV.
Pendengar Resi yang terkasih. Dalam acara katekese kepada umat, sering saya melemparkan pertanyaan ini. Dan biasanya saya meminta umat untuk menanggapinya. Pertanyaan saya rumuskan seperti ini. “Dalam tradisi jaman Jesus, gembala yang menggembalakan kawanannya itu, posisinya ada didepan atau dibelakangan kawanannya”? Banyak orang yang salah menjawab. Dia mengatakan bahwa posisi gembala itu ada dibelakang kawanan domba. Alasannya supaya bisa mengontrol dan menggiring domba kawanannya.
Jawaban yang benar adalah bahwa gembala itu akan berada di posisi didepan kawanan domba. Dia tidak menggiring dan mengontrol domba dari belakang, tetapi dia memimpin dan menuntun kawanan domba itu. Kuncinya adalah mereka saling mengenal dengan baik. Ada kontak personal antara gembala dan domba. Mereka dikenal oleh suaranya. Sehingga mereka mengikuti sang gembala.
Pendengar Resi yang terkasih. Mengapa Jesus menggambarkan dirinya sebaga gembala dan manusia sebagai domba kawanannya.
Gembala di dalam Perjanjian Lama, dikisahkan paling tidak selalu membawa tiga senjata. Yang pertama, senjata ali-ali atau ketapel, seperti yang dipakai oleh Daud membunuh Goliat. Yang kedua, tongkat yang bengkok di ujungnya, untuk menarik leher domba yang jatuh ke jurang. Yang ketiga adalah gadha, untuk memukul serigala dan binatang buas yang hendak menyerang domba-domba. Itulah yang digambarkan di dalam Mazmur 23 dimana Allah menggembalakan kita dengan tongkat dan gada.
Jesus tidak hanya gembala biasa, namun dia adalah gembala yang baik. Dari Kitab Suci, kita bisa mengerti, mengapa gembala itu dikatakan gembala yang baik. Dia disebut gembala yang baik karena yang pertama, karena Yesus mengenal domba-domba dan mereka mengenal-Nya. Dikatakan “Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”. Gembala mengenal dengan nama, suaranya pun juga saling dikenal. Kedua, sebab Ia menyatukan domba-domba. Gembala menyatukan domba menjadi satu kawanan. Dan yang ketiga adalah bahwa Ia menyerahkan segenap hidup-Nya bagi domba-domba. “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”
Pendengar yang terkasih. Yesus menyatakan kasih dan kepedulian-Nya kepada “domba-domba” manusia pada zaman-Nya. Belas kasih Yesus mendorong-Nya untuk ber-interaksi dengan semua orang. Ia menjawab kebutuhan mereka, dan akhirnya, menyerahkan diri-Nya bagi mereka dan kita semua. Ungkapan “Tuhan adalah gembalaku” tersebut lebih dari lirik atau slogan semata, melainkan suatu pernyataan yang penuh keyakinan tentang apa artinya dikenal dan dikasihi oleh Allah kita yang luar biasa dan apa artinya diselamatkan oleh Anak-Nya.
Sedangkan domba-domba itu adalah umat manusia. Namun mereka yang tersesat itu dibawa dan dipanggil pulang oleh Gembala yang Agung itu. Hanya mereka yang mendengar suaraNya, yang mengenal Dia dan percaya kepadaNya, akan kembali. Dia datang mengganti dan menebus mereka dari dosa-dosanya. Dia datang membawa kita semua kembali ke kandangNya, supaya Ia menjaga dan pelihara kita. Itulah jalan yang Ia beri kepada kita, sang Gembala yang baik.
Pendengar Resi yang terkasih. Dalam ayat 27 dikatakan “domba-dombaKu mendengarkan suaraKu”. Tuhan Yesus mengatakan ini untuk memberikan penjelasan; mengapa ada orang-orang Yahudi yang menolak Dia? Jawabannya adalah “karena mereka tidak termasuk kelompok domba-dombaKu”. Siapa masuk sebagai domba Tuhan dan yang tidak? Yang termasuk domba Tuhan akan mengakui siapa Tuhan Yesus, akan mencintai Dia dan akan bertumbuh dalam iman yang benar untuk mengikuti Tuhan Yesus. Dan inilah domba. Domba yang sejati ikut ke mana gembala pergi. Domba yang sejati melihat dan mencintai gembalanya karena menyadari cinta kasih yang diberikan sang gembala kepada domba-dombanya.
Oleh karena itu Yesus mengatakan “domba-dombaKu mendengarkan Aku”. Tuhan Yesus menyadari mengapa ada orang-orang Yahudi yang menentang dan melawan khotbah-khotbah Dia. Waktu Dia memanggil orang, Dia memanggil dengan penuh ketulusan, tetapi ketika orang-orang itu tidak datang, Tuhan Yesus memberi kebebasan kepada manusia.
Pendengar, Tuhanlah gembalaku, sejauh mana dia sungguh gembalaku? Ini adalah pertanyaan reflektif yang menjadi bahan renungan kita masing-masing. Marilah kita semakin menyadari pengorbanannya untuk aku. Semoga Hati KudusNya membantu kita untuk menerima Dia sebagai gembalaku yang sunggguh mempunyai peran dalam hidup kita sehari-hari, sehingga saya diselamatkan. Amin.
DOA UMAT
I : Kristus telah bersabda, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” Oleh karena kebaikan hati-Nya yang telah memberikan nyawa-Nya bagi keselamatan kita, marilah kita memanjatkan doa kepada Allah Bapa kita.
L : Bagi Paus, para Uskup, para Imam, serta para pemimpin umat Ya Bapa, berkatilah Paus, para Uskup, para Imam, dan para pemimpin umat-Mu agar hidup mereka semakin me nyerupai Kristus.
U : Semoga mereka sungguh memiliki semangat pengabdian yang sejati, kebenaran yang menyelamatkan, serta penuh kasih terhadap setiap orang.
L : Bagi para pemimpin masyarakat: Ya Bapa, semoga para pemimpin masyarakat kami mengikuti jejak Putra-Mu dan sanggup berjerih payah berusaha membawa masyarakat menuju kesejahteraan umum.
U : Semoga nama-Mu semakin diwartakan melalui kesaksian hidup mereka yang tekun berjuang demi keselamatan setiap orang.
L : Bagi semua orang yang sudah meninggal: Ya Bapa, semoga mereka yang sudah meninggal dunia, Kau perkenankan menikmati kasih-Mu di surga dan tetap sehati dengan kami yang masih berjuang di dunia ini.
U :Teguhkanlah kami untuk selalu berjuang atas dasar kasih yang akan mengantar kami ke kehidupan abadi bersama-Mu.
L : Bagi kita sendiri : Ya Bapa, berilah kami semangat bekerja bergotong royong dan saling membantu dalam membangun umat-Mu menjadi Gereja, tanda kehadiran-Mu di masyarakat kami.
U: Semoga kami boleh untuk ikut ambil bagian dalam karya ke selamatan-Mu bagi dunia.
I : Allah Bapa kami, sumber kehidupan dan kegiatan, kami bersyukur Kauperkenankan ikut serta dalam kehidupan Ilahi-Mu serta karya penggembalaan Putra-Mu. Berilah kami kekuatan agar selalu setia dalam perkara-perkara kecil dan sepenuh hati untuk menjalankan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I : Ya Allah, sudilah menerima persembahan roti dan anggur ini. Semoga kami semakin menyadari betapa besar pengurbanan Putra-Mu bagi kami sehingga kami pun berani untuk berkorban demi sesama. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami. U Amin.
ANTIFON KOMUNI:
Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.
DOA SESUDAH KOMUNI
Marilah kita berdoa: Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu karena Putra-Mu telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kami. Kuatkanlah iman dan harapan kami akan hidup kekal yang merupakan buah dari pengurbanan Putra-Mu. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin.
No Comments