AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKAAN — Mazmur 103:2-3
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena la mengampuni segala kesalahan-Mu.
PENGANTAR:
Sering terdengar, “Melakukan sesuatu untuk memperoleh sur ga.” Tanpa disadari, mulailah dihitung hitung prestasinya: doa, amal baik, misa, ziarah, dst. Namun, hari ini kita dengar, “Aku menghendaki kebajikan, bukan kurban, dan cinta kasih Allah melebihi kurban bakar.” Pengabdian yang benar ialah dengan rendah hati dan tangan kosong menghadap Tuhan.
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber belas kasih, dengan gembira kami rayakan masa tobat tahunan ini. Kami mempersiapkan diri untuk mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga misteri Paskah itu sungguh berpengaruh di dalam hidup kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
ATAU:
Marilah berdoa: Allah Bapa mahagung, kasih setia-Mu telah terbukti dalam diri Putra-Mu, yang telah sudi menjadi hamba sekalian orang. Kami mohon, semoga kami hidup serupa Dia, dan menyembah Engkau dalam kebenaran. Sebab Dialah ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Hosea 6:1-6
“Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.”
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 51:3-4.18-19.20-21ab
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
atau Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.
-
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
-
Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
-
Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : (Mzm 95:8ab) Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 18:9-14
“Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah.”
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Demikialah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Vincen Suparman SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Kitab Suci memberi kita tantangan untuk merefleksikan bagaimana kita berdoa. Ini mendorong kita untuk melihat lebih dalam ke relung hati kita dan memeriksa motivasi kita dalam doa serta sikap kita terhadap orang lain. Bukankah dalam doa kita berhubungan dengan Tuhan seperti kita berhubungan dengan orang lain? Jika sikap kita egois, kita membawa egoisme yang sama itu kedalam hidup kita, dan bahkan egoism itu masuk ke dalam cara kita berdoa. Jika kita sendiri merasa paling benar dalam hubungan kita dengan orang lain, kita membawa kebenaran egoistic itu ke dalam doa kita. Seperti orang Farisi, kita mungkin berfikir bahwa kita bersyukur kepada Tuhan tetapi sebenarnya fokus kita bukanlah Tuhan, tetapi diri kita sendiri. Ada perbedaan yang sangat tipis antara kesombongan spiritual dan kerendahan hati yang sejati.
Penginjil Lukas sendiri menceritakan perumpamaan yang mengkontraskan orang Farisi yang merasa benar sendiri dengan pemungut pajak yang rendah hati. Karakternya, tentu saja berbeda. Tetapi karakter yang berbeda sangat mencolok ini sering dipakai dalam banyak perumpamaan, untuk menjelaskan maksudnya dengan jelas dan dramatis. Pertanyaan dasariah dan tidak disebutkan di sini ialah: Bagaimana seseorang diselamatkan? Apakah kita mencapai keselamatan dengan secara ketat mematuhi hukum external agama, atau dengan percaya pada kasih dan belas kasih Tuhan yang kekal? Di sini orang Farisi berpusat pada hukum. Ia berpuasa dua hari seminggu Senin dan Kamis, – boleh jadi – bahkan dari air. Ia juga memberikan penghasilannya kepada Tuhan. Jika seseorang berpuasa dua hari dalam seminggu, itu berarti 29% dari waktunya berpuasa. Orang Farisi tidak melihat dirinya sebagai hamba Tuhan dalam merendahkan diri atau dalam kerendahan hati, tetapi karena ia melakukan “tugasnya”, Tuhan “harus” senang dan sangat mencintainya. Dalam arti tertentu, Tuhan menjadi hambanya, karena ia membayar iurannya yang murah hati kepadanya untuk tujuan ini 10% dari uangnya dan 29% dari waktunya. Sedangkan pemungut cukai, di sisi lain, tahu bahwa ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan apa pun yang mungkin ia lakukan. Dan ia mengerti bahwa ia tidak bisa memerintahkan kasih Tuhan, lalu apa yang bisa ia lakukan? Mohon ampun! Ia berdoa dengan ketidakberdayaan dan ketergantungan seorang anak kecil. Tuhan benar-benar mencintai pemungut cukai yang dapat dipercaya ini; untuk ini dan mengirimnya pulang – orang yang dibenarkan. Segala sesuatu yang paling kita butuhkan adalah: hati yang rendah hati dan menyesal.
Pertanyaan untuk direnungkan:
Bagaimana sikap saya terhadap Yang Mahakuasa?
Apa persyaratan untuk menyenangkan Tuhan?
Pengorbanan atau kerendahan hati, atau apa yang membuat hidup kita bermakna?
Apakah pembenaran diri membantu Anda tumbuh? Mari kita renungkan bersama seraya melanjutkan peziarahan kita di tengah-tengah dunia yang menantang ini! Amen.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa sumber segala rahmat, berkat rahmat-Mu kami sanggup merayakan misteri-Mu dengan hati bersih. Semoga dalam perayaan mulia ini kami dapat mempersembahkan bakti yang layak kepada-Mu. Demi Kristus, ….
ATAU :
Allah Bapa sumber segala rahmat, sudilah menerima persembahan roti anggur ini dan memberkati niat kami mau mengikuti Putra-Mu terkasih selamanya. Sebab Dialah ….
ANTIFON KOMUNI — Lukas 18:13
Pemungut cukai itu berdiri jauh dan sambil menepuk dada berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini.”
DOA PENUTUP:
Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, kami Kaulimpahi terus-menerus kurnia-Mu. Semoga anugerah-Mu kami hargai dengan pengabdian tulus ikhlas, dan selalu kami terima dengan hati terbuka. Demi Kristus, ..
Amin ya romo, renungannya