AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA — Mazmur 17:5-7
Rintihan maut membisingkan telingaku, jeritan neraka menegakkan bulu romaku. Terhimpit aku berteriak kepada Tuhan, dan dari bait-Nya yang suci la mendengarkan seruanku.
PENGANTAR:
Pertentangan sekitar pribadi Kristus semakin berkembang. Dari Perjanjian Lama, kita dengar nubuat tentang Mesias yang akan datang, yang bagaikan domba tak berdaya akan dibantai, atau bagaikan pohon besar yang sedang kuat-kuatnya akan ditebang. Namun, di ufuk tampak terang. Seorang yang tidak didorong oleh prasangka dan tradisi melihat suatu keunggulan pada nabi dari Galilea. “Tidak pernah seorang pun berbicara seperti orang itu!”
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Mahamurah hati, bimbinglah kiranya hati kami, sebab kami sadar bahwa tanpa Engkau kami tak dapat hidup baik. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ..
ATAU:
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber pengharapan, barangsiapa berharap pada-Mu takkan dipermalukan. Kami mohon, semoga kami dapat mengerti, bahwa dalam penderitaan dan penghinaan, Engkau tetaplah Allah kami, yang murah hati dan setia akan janji-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yeremia 11:18-20
“Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih.”
Nabi berkata, “Tuhan memberitahukan ancaman-ancaman yang dirancang orang terhadapku; maka aku mengetahuinya. Pada waktu itu Engkau, ya Tuhan, memperlihatkan ancaman mereka kepadaku. Dulunya aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih; aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku dengan berkata, “Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!” Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 7:2-3.9b-10.11-12
Ref. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
-
Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku, dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
-
Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
-
Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : (Luk 8:15) Orang yang mendengarkan firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik, akan menghasilkan buah dalam ketekunan.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 7:40-53
“Apakah Engkau juga orang Galilea?”
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain berkata, “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata, “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Yesus. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya. Maka ketika penjaga-penjaga yang ditugaskan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi pergi kepada imam-imam kepala, orang-orang Farisi berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?” Jawab penjaga-penjaga itu, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” Jawab orang Farisi itu kepada mereka, “Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat! Terkutuklah mereka!” Nikodemus, seorang dari mereka yang dahulu telah datang kepada Yesus, berkata kepada mereka, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka, “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci, dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ
Menghargai Bukan Malah Menghakimi, Karena Allah Melihat Hati
Vivat Cor Jesu, Per Cor Mariae! Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria!
Sahabat Resi yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari komunitas SCJ Yogyakarta, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian edisi hari Sabtu Biasa Pekan IV Prapaskah, tgl 20 Maret 2021. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan bahagia.
Sahabat Resi yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, tak terasa kita sudah melewati Minggu Laetare, berarti kita sudah melewati separuh masa puasa dan pantang. Bagaimana puasa dan pantang kita? Apakah sudah berjalan dengan baik? Baiklah itu kita tanyakan kepada diri kita masing-masing. Ingatlah, bahwa Tuhan melihat hati bukan hanya yang nampak saja. Kita sendirilah yang harus mengevaluasi jalannya puasa dan pantang kita selama masa prapaskah ini.
Sebagai sebuah refleksi bagi kita, bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini menunjukkan kepada kita hal yang sama, baik dalam kitab Yeremia maupun dalam injil menurut Yohanes. Kisahnya sama-sama berbicara mengenai orang benar yang dihakimi secara tidak adil oleh sesamanya. Sebenarnya siapakah yang pantas untuk menghakimi? Manusiakah? Pantaskah kita manusia menghakimi sesama kita? Penghakiman sesungguhnya adalah hak Allah. Kita sama sekali tidak berhak menghakimi sesama kita, lha wong kita sama-sama tidak sempurna dan berdosa. Daud dan Yeremia menegaskan bahwa hanya Tuhan semesta alam saja yang menghakimi dengan adil dan mampu menguji batin dan hati manusia, Tuhan juga yang berhak membuat perhitungan dan balasan-balasan (Mzm 7: 2-3; 9-12 & Yer 11: 20). Sangat berbeda dengan manusia, yang justru suka sekali menghakimi dan menilai sesamanya dari apa yang tampak lalu membicarakannya, bahkan membicarakan di belakang, dan menggosipkannya, berlaku seolah-olah dirinya lebih benar dari orang lain. Kita harus juga mengingat bahwa manusia sering hanya melihat apa yang tampak di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1 Sam 16:7).
Sahabat Resi yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, nabi Yeremia dihakimi, bahkan dianiaya karena dianggap sebagai nabi palsu yang hanya membuat bising dan menghadirkan kekacauan saja, padahal tujuan Yeremia adalah meluruskan dan memberitahukan apa yang benar di hadapan Allah. Sampai-sampai ia mengatakan “aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih” (ay. 19). Perlakuan yang sama dialami oleh Yesus, Ia dihakimi dan diadili oleh orang-orang Yahudi. Jelas sekali bahwa mereka menilai dan mengadili Yesus hanya berdasarkan apa yang tampak atau apa mereka lihat saja. Mereka tidak memiliki kemampuan melihat kedalaman diri Yesus. Mereka dibutakan oleh egoisme dan ketertutupan hati. Mau benar seperti apa, bagi mereka Yesus tetap salah. Ya begitulah kalau orang sudah akrab dengan kejahatan, mereka menjadi tidak mampu lagi melihat kebaikan, dan kalau toh melihatnya, kebaikan dan kebenaran itu dianggap sebagai sebuah ancaman baginya.
Sahabat Resi, mari kita mulai berani melihat ke dalam hati diri kita sendiri, mari kita berani memberikan kritik pada diri kita sendiri, mari kita berusaha memperbaiki apa yang perlu dalam diri sendiri. Kita tak perlu sibuk mencampuri hidup orang lain karena memang bukan ranahnya kita. Kita hanya perlu bertanggungjawab pada Allah kita saja, dan soal perhitungannya biarkan Allah saja yang menghitungnya. Seperti sering saya katakan, lakukan saja kebaikan sampai keburukan lelah mencobai.
Menilai dan menghargai sesama jauh lebih mengembangkan ketimbang menghakimi dan menjelekkannya. Kita harus tahu apa saja yang bukan dibawah kendali kita, misalnya tindakan orang lain, opini orang lain, reputasi dan popularitas kita, kondisi lahir kita, jenis kelamin kita, etnis atau suku kita, bentuk fisik kita, segala sesuatu yang di luar pikiran dan tindakan kita. Itu semua kita tidak mampu mengubahnya. Sedangkan yang ada di bawah kendali kita adalah pertimbangan kita, persepsi dan opini kita, keinginan kita, tujuan kita dan segala pikiran dan tindakan kita sendiri. Dan hal-hal yang berada di bawah kendali kita ini bersifat merdeka, tidak terikat, tidak terhambat. Tetapi hal-hal yang tidak di bawah kendali kita itu bersifat lemah, terikat, seperti budak. Artinya, siap-siap saja kecewa kalau Anda terobesi pada hal-hal di luar kendali kita.
Nah, sahabat resi, mari kita berjuang untuk yang pantas kita perjuangkan, dan mari kita tinggalkan apa yang kiranya mengganggu perjuangan hidup kita. Ingatlah sekali lagi, Tuhan melihat hati. Maka mari kita sekolahkan hati kita, kita didik dia supaya menyerupai keindahan penciptaNya. Tuhan memberkati perjuangan hidup Anda, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
DOA PERSIAPAN
Allah Bapa Yang Mahamurah hati, semoga persembahan ini mendamaikan hati-Mu. Dan sudilah mendorong dan mengarahkan niat kami, meskipun kami berkeras kepala. Kabulkanlah doa kami. Demi Kristus, ….
ATAU:
Allah Bapa maha penyayang, semoga kami bersedia mengikuti Hamba-Mu yang menderita, setiap kali kami makan roti dan minum dari piala ini. Demi Kristus, ….
ANTIFON KOMUNI – I Petrus 1:19
Kita telah ditebus dengan darah Kristus darah Anak Domba yang tak bernoda. yang mulia,
DOA PENUTUP
Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Mahakudus, semoga perjamuan suci ini memurnikan kami, sehingga berkat kekuatannya kami hidup jujur dan saleh. Demi Kristus, …
Luar biasa Resi ini Romo, sebagai permenungan nurani saya, apakah saya sudah menjalankan semuanya. Tuhan memberkati Salam sehat dan Salam kangen dari lampung.