AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKAAN – Mzm 27:8-9
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
PENGANTAR
Berkat rahmat Allah yang mahakuasa dan didorong oleh cita-cita luhur pada tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan. Pernyataan itu timbul dari keyakinan bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan bahwa penjajahan harus dikikis habis dari muka bumi. Pada saat itu dicita-citakan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pemerintah harus memajukan kesejahteraan umum, membina kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial. Cita-cita inilah yang tertulis dalam Mukadimah Undang-undang Dasar 1945. Kemerdekaan itu suatu karunia Allah, tetapi juga suatu tugas. Kita dipanggil kepada kemerdekaan. Tetapi janganlah kemerdekaan itu kita gunakan sebagai kesempatan hidup melampiaskan hawa nafsu, melainkan hendaknya kita saling melayani dalam cinta kasih.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Tuhan Allah yang mahaesa, Engkau memanggil setiap orang kepada kemerdekaan dalam Kristus Yesus, Putera-Mu. Maka pada hari proklamasi Kemerdekaan ini kami mohon kepada-Mu: lindungilah tanah air kami, agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa. Anugerahkanlah kepada bangsa kami kemerdekaan sejati agar di seluruh wilayahnya berkuasa keadilan dan damai, perikemanusiaan, kerukunan dan cinta kasih. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA; Bacaan dari Kitab Putra Sirakh 10:1-8
“Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya.”
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 101:1ac.2ac.3a.6-7
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
-
Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
-
Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
-
Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus 2:13-17
“Berlakulah sebagai orang yang merdeka.”
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (Luk 20:25) Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 22:15-21
“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!” Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Jumpa Kembali Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Palembang dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Selasa, 17 Agustus 2021, Hari raya Kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga belas kasih dan kerahiman, serta berkat melimpah dari Hati Kudus Yesus turun atas kita semua. Amin.
Tema Resi kita kali ini adalah: “100 % Katolik – 100 % Indonesia”. Mari kita persiapakan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
Saudari-saudara sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Dalam sebuah pelajaran online seorang guru SD menanyakan kepada para murid-muridnya untuk menyebutkan nama-nama pahlawan beserta daerahnya. Maka segera masuklah ke WA Gurunya tersebut nama-nama pahlawan, antara lain: Cut Nyak Dien dari Aceh, Ibu Kartini dari Jawa Tengah, Raden Intan dari Lampung, Dewi Sartika dari Jawa Barat, I Gusti Ngurah Rai dari Bali, Agustinus Adisucipto dari Yogyakarta, Robert Wolter Mongunsidi dari Sulawesi Selatan, Mayor John Lie dari Sulawesi Utara, Marthen Indey dari Papua, Basuki Rahmat dari Jawa Timur, dan masih banyak lagi. Diakhir pelajaran Guru yang bijaksana tersebut mangatakan bahwa Bumi Indonesia adalah rumah kita bersama yang dibangun diatas darah para Pahlawan dari berbagai suku, agama, golongan, dan daerah. Indonesia bukan milik golongan tertentu, suku tertentu atau agama tertentu tetapi milik kita bersama, maka kewajiban kita untuk memeliharanya.
Ajakan Guru tersebut sejalan dengan ajaran Tuhan Yesus, yang pada perikop yang kita dengar hari ini mendapat tantangan keras dari golongan orang Farisi dan orang Herodian. Mereka mencoba menjebak Tuhan Yesus dengan sebuah pertanyaan, ““Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tuhan Yesus menjawabnya dengan jitu sehingga membuat para penanya tidak berkutik, Yesus memberi jawaban jitu. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Lalu apa yang bisa kita pelajari dari sabda Tuhan yang kita dengar hari ini? Saya menawarkan 3 hal saja.
-
Tuhan Yesus meluruskan pandangan tentang ketaatan kepada Pemerintah dan ketaatan kepada Agama. Tuhan tidak menunjukan pertentangan antara keduanya. Kewajiban kita kepada negara tidak bertentangan dengan kewajiban kita kepada ajaran Agama. Justru seringkali kewajiban kita sebagai warga negara yang baik merupakan perwujudan kita mengamalkan ajaran cinta kasih Kristus.
-
Tuhan Menegaskan kepada kita agar kita menjadi warga negara yang baik dan sekaligus sebagai seorang katolik (kristiani) yang baik, 100 % Indoensia dan 100 % Katolik. Pada peringatan Hari kemerdekaan ini kita bisa merenungkan, apakah kita sebagai orang katolik sudah sebagai warna negara yang baik, terjun ke tengah-tengah masyarakat, ikut kegiatan di tengah masyarakat, ronda misalnya, iuran kampung, hal-hal kongrit yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama, termasuk di dalamnya membayar Pajak. Bukankah apa yang kita lakukan bagi bangsa dan negara menjadi perwujudan ajaran Cinta kasih Kristus?
-
Kita dihadapkan pada tantangan yang mencoba memecah belah bangsa dengan berbagai macam isyu khususnya isyu SARA. Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang sangat baik, dengan bersikap bijak dan tidak terburu-buru beraksi atas aksi yang mencoba menjebaknya. Kita diundang untuk belajar kepada Tuhan Yesus, yang taat kepada Bapa-Nya namun juga taat kepada pemerintah dengan membayar pajak, dan mengembangkan kehidupan bermayarakat, namun juga berjiwa kritis membela kebenaran dan keadilan dengan bertindak jujur, adil, dan berbelas kasih.
Ok semoga bermanfaat bagi banyak orang
Amin