Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKAAN — Mazmur 103:2-3
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena la mengampuni segala kesalahan-Mu.
PENGANTAR:
Sering terdengar, “Melakukan sesuatu untuk memperoleh sur ga.” Tanpa disadari, mulailah dihitung hitung prestasinya: doa, amal baik, misa, ziarah, dst. Namun, hari ini kita dengar, “Aku menghendaki kebajikan, bukan kurban, dan cinta kasih Allah melebihi kurban bakar.” Pengabdian yang benar ialah dengan rendah hati dan tangan kosong menghadap Tuhan.
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber belas kasih, dengan gembira kami rayakan masa tobat tahunan ini. Kami mempersiapkan diri untuk mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga misteri Paskah itu sungguh berpengaruh di dalam hidup kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
ATAU:
Marilah berdoa: Allah Bapa mahagung, kasih setia-Mu telah terbukti dalam diri Putra-Mu, yang telah sudi menjadi hamba sekalian orang. Kami mohon, semoga kami hidup serupa Dia, dan menyembah Engkau dalam kebenaran. Sebab Dialah ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Hosea 6:1-6
“Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.”
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 51:3-4.18-19.20-21ab
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
-
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
-
Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
-
Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : (Mzm 95:8ab) Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 18:9-14
“Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah.”
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat Resi yang terkasih, jumpa lagi dalam Renungan Singkat Dehonian hari ini, Sabtu 26 Maret 2022. Hari biasa dalam Pekan III Prapaskah. Bersama saya Romo Thomas Suratno, SCJ dari Komunitas SCJ Cilandak-Jakarta-Indonesia mendengar dan merenungkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam Injil Luk 18:9-14.
Sahabat Resi yang terkasih, warta Injil Lukas hari ini, yakni mengenai doa orang Farisi dan pemungut cukai ini amat menarik dan mengesankan. Kita dapat memahami bagaimana orang Farisi itu berdoa dengan cara demikian. Memang layak untuk disyukuri bahwa dia tidak menjadi penjahat. Akan tetapi, kita perlu memahami isi doanya, karena orang Farisi tersebut juga mengatakan, “aku bukan pula seperti pemungut cukai ini.” Kelihatan dibalik doanya ada sikap mengadili yakni membandingkan dirinya dengan orang lain. Selain itu model doa orang Farisi ini mengandaikan bahwa ia sudah tidak butuh Tuhan lagi. Ia sudah mampu menjadikan dirinya lurus dan benar tanpa bantuan Tuhan lagi. Bukankah itu sikap yang sombong? Sebaliknya, pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, tidak berani menatap ke langit, tetapi hanya memukul diri dan berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku, orang yang berdosa ini.”
Sahabat Resi yang terkasih, Yesus memuji pemungut cukai itu bahkan menyebutnya sebagai orang yang dibenarkan oleh Allah. Doa yang singkat dan penuh kerendahan hati dari si pemungut cukai dinilai-Nya lebih unggul. Isi doanya menunjukkan bahwa si pemungut cukai merasa membutuhkan Tuhan agar mengampuni dan membebaskannya dari dosa. Nah, di sini menunjukkan bahwa doa yang benar itu tidak memegahkan diri, tidak menyombongkan diri, namun yang selalu didasarkan pada kerendahan hati dan kejujuran bukan pada kesombongan dengan memuji apa yang kita lakukan sebagai prestasi.
Sahabat Resi yang terkasih, Yesus bersikap tegas, tajam dan jelas manakala berhadapan dengan orang Farisi yang merasa diri benar dan memandang rendah orang lain apalagi menghakimi orang lain. Orang yang merasa diri benar dan memandang rendah orang lain tidak akan mendapat tempat dihati-Nya. Ia menerima orang yang sadar akan kelemahan dan dosanya serta mengandalkan kekuatan-Nya. Yang mengandalkan kekuatan-Nya dengan rendah hati justru dibela dan dibenarkan oleh Yesus.
Sahabat Resi yang terkasih, dalam hidup kita, kita sering bersikap seperti orang Farisi itu. Kita merasa diri paling suci, paling benar diantara orang lain bahkan kerap kali, kita dengan mudahnya menghakimi orang lain, menceritakan kelemahan dan kesalahan orang lain, bahkan mencari sekutu untuk membicarakan kekuranga dan kejelekannya. Sikap seperti itu justru menghambat kita untuk menyadari diri sebagai orang yang terbatas di hadapan Tuhan, yang penuh noda dosa dan kesalahan. Allah mengasihi orang yang tulus, rendah hati, bersedia bertobat, dan menggantungkan harapan akan keselamatannya hanya pada Allah saja.
Sahabat Resi yang terkasih, kalau kita amati (lihat dan dengar) saat ini banyak orang di sekitar kita yang saling mempersalahkan. Persoalan kritik sana-sini, saling mempersalahkan ini bahkan menjadi perdebatan sengit di berbagai media massa, khususnya medsos. Setiap orang atau kelompok yang dituding salah malah membela diri masing-masing dengan mengatakan tidak ada bukti dari kesalahannya. Anehnya, orang atau institusi yang berwenang untuk itu, lamban bahkan diam dan tidak ada penyelesaian masalah.
Sahabat Resi yang terkasih, Perbuatan saling mempersalahkan orang lain itu mirip dengan Injil yang kita dengar hari ini. Dalam warta Injil hari ini pun nyata kita dengar bahwa lebih mudah mempersalahkan orang lain daripada mempersalahkan diri sendiri. Kita akan mencari-cari alasan, argumen yang paling tepat untuk bisa diakui, sehingga bisa tampil sebagai orang benar. Demikianlah perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus. Orang Farisi berdoa dan berkata, ” Tuhan…aku tidak ini..itu dan aku tidak sama seperti orang ini.” Sedangkan orang berdosa itu berdoa sampai ia tidak berani menengadah ke langit, sebab ia sadar dan memukul diri dalam pengakuan kesalahannya terhadap Allah. Dia orang yang tulus dan terbuka pada Allah dengan mengakui sebagai orang yang berdosa. Ketahui dan sadarilah bahwa orang seperti inilah yang berkenan di hati Allah.
DOA: Ya Yesus Tuhan dan Allahku, kasihanilah aku orang berdosa ini. Jadikanlah aku hambamu yang rendah hati dan mau mengakui kesalahan serta mengakui bahwa Engkaulah Tuhan Sang Juruselamat-ku. Amin.
Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa sumber segala rahmat, berkat rahmat-Mu kami sanggup merayakan misteri-Mu dengan hati bersih. Semoga dalam perayaan mulia ini kami dapat mempersembahkan bakti yang layak kepada-Mu. Demi Kristus, ….
ATAU :
Allah Bapa sumber segala rahmat, sudilah menerima persembahan roti anggur ini dan memberkati niat kami mau mengikuti Putra-Mu terkasih selamanya. Sebab Dialah ….
ANTIFON KOMUNI — Lukas 18:13
Pemungut cukai itu berdiri jauh dan sambil menepuk dada berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini.”
DOA PENUTUP:
Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, kami Kaulimpahi terus-menerus kurnia-Mu. Semoga anugerah-Mu kami hargai dengan pengabdian tulus ikhlas, dan selalu kami terima dengan hati terbuka. Demi Kristus, ..
ATAU:
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kebahagiaan, kami bersyukur atas sabda dan anugerah-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami menerima maut ataupun hidup sebagai tugas cinta kasih dengan hati yang jujur, seturut Hamba sekalian orang, yaitu Yesus Kristus, ….
DOWNLOAD AUDIO RESI:
No Comments