Rm. Aegidius Warsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 146:5a.6
Berbahagialah orang, yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong. Dialah pencipta langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang tetap setia untuk selama-lamanya.
PENGANTAR:
Seperti tanah liat di tangan tukang periuk demikianlah umat di tangan Tuhan. Segalanya didapatnya dari Tuhan dan selalu umat tergantung pada Tuhan. Dalam menantikan akhir zaman orang harus menggunakan segala pemberian secara baik. Jahatlah orang yang mau melepaskan diri dari tangan Tuhan.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa pencipta jagat raya, kami ini seutuhnya Engkaulah yang memberi dan hidup kami berada di tangan-Mu. Semoga kami Kaujadikan umat yang selalu patuh setia memperhatikan kebahagiaan sesama. Demi Yesus Kristus Putar-Mu, ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yeremia 18:1-6
“Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku.”
Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Pergilah segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan sabda-Ku kepadamu.” Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu rusak di tangannya, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut keinginannya. Kemudian bersabdalah Tuhan kepadaku, “Masakan Aku tidak bertindak terhadap kalian seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 146:2abc.2d-4.5.6
Ref. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
-
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
-
Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak – manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksud hatinya.
-
Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Kis 16:14b) Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 13:47-53
“Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang.”
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendahraannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Aegidius Warsito SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ – Toronto – Kanada, di dalam Resi-renungan singkat – Dehonian edisi hari Kamis – Pekan ke 17 masa Biasa, tanggal 28 Juli 2022. Mari kita baca bersama perikopa Injil pada hari ini yang diambil dari Matius 13:47-52.
Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang budiman, perikopa yang baru saja kita dengarkan berbicara soal Kerajaan Allah yang diumpamakan dengan seorang yang menebarkan pukat atau jaring ke laut. Dan mungkin sebagian dari kita mempunyai pengalaman bagaimana menangkap ikan dengan jaring atau pukat itu. Ketika kita melemparkan jaring atau pukat ke laut/sungai/danau, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu: tidak ada satu ikanpun yang masuk ke dalam jaring atau ada banyak ikan yang berhasil kita jaring dan jenis maupun besarnya juga bisa bermacam-macam. Jaring tidak bisa memisahkan jenis maupun ukuran ikan yang hendak kita tangkap di lautan/sungai/danau.
Gambaran ini bisa kita pakai untuk menjelaskan sebagian dari hakikat Gereja. Gereja itu seperti jaring atau pukat yang dilempar ke lautan manusia, karena Gereja tidak membedakan dan mengkotak-kotakan seseorang untuk masuk ke dalam Gereja. Ini berarti Gereja membuka pintu lebar-lebar dan mempersilakan siapa saja yang ingin masuk ke dalam Gereja: orang yang saleh atau berdosa, berkulit putih – hitam atau sawo matang, kaya atau miskin, berpangkat dan berkedudukan maupun pengangguran, pokoknya semua orang bisa dan mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk ke dalam Gereja. Dan inilah yang Yesus inginkan dari kita semua, yaitu untuk: mengundang semua orang dan membawa sebanyak mungkin orang untuk masuk dan akhirnya bergabung dengan Gereja.
Akan tetapi di dalam kenyataannya, entah bagaimana terjadinya, terkadang kita mendiskriminasi dan menilai orang lain karena alasan sederhana bahwa kita tidak menyukai mereka atau kita tidak menyukai apa yang dipakai dan dilakukan, dan sebagainya. Sebenarnya pada saat kita menghakimi orang lain, itu seperti mengatakan bahwa Tuhan hanya ingin orang benar dan saleh saja yang berada di Gereja-Nya. Ini seperti mengatakan bahwa jaring yang dilempar ke laut adalah jaring pembeda, padahal mestinya tidak. Karena jaring adalah untuk semua ikan apapun jenis dan ukurannya.
Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang budiman, semoga perikopa ini dapat membantu kita untuk membuka cara berpikir dan cara pandang kita bagaimana semestinya kita bersikap sebagai anggota dari Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Perikopa ini juga dapat menyadarkan kita semua bahwa betapa mudahnya kita bisa jatuh ke dalam sikap penghakiman dan pengkotak-kotakan orang yang ada di sekitar kita. Marilah kita serahkan urusan penghakiman kepada Tuhan saja, karena di hadapan Tuhan semua orang sama bahkan yang mungkin yang kita anggap rendah sekalipun.
Maka yang perlu kita lakukan adalah terus membagikan dan menghayati iman kita akan Yesus dengan rendah hati. Dengan melakukan ini diharapkan kita dapat menjadi instrument Yesus sendiri untuk membawa sebanyak mungkin orang kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan yang ditawarkan kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya. Dengan demikain Gereja dapat menjalankan salah satu fungsinya sebagai sebuah jaring dan pukat bagi siapa saja yang ingin memasukinya.
Untuk menutup permenungan kita ini, mungkin baik kalau kita bertanya pada diri kita masing-masing: apa andil kita yang konkrit untuk menjadikan Gereja sebagai sebuah jaring atau pukat bagi orang yang ada sekitar kita? Apa yang harus kita lakukan agar Gereja sungguh dapat menjalankan fungsinya sebagai jaring/pukat yang ditebarkan di tengah masyarakat?
Saudara/I pendengar Resi Dehonian yang budiman, akhir kata, semoga kasih Tuhan memberkati langkah dan perjuangan hidup kita di sepanjang hari ini, dan semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa mahakuasa dan kekal, persatukanlah kami di dalam kerajaan-Mu di sekitar altar ini. Maka kini silakan mulai melaksanakan janji-Mu. Demi Kristus, ….
ANTIFON KOMUNI – Yeremia 18:6
Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, kami mohon Kauajar tentang Kitab Suci serta kauberi daya semangat Yesus, Saudara kami, agar dapat menjadi orang yang penuh rasa syukur, saling menaruh cinta kasih dan memperhatikan sesama sebagai saudara se-Bapa. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Amin