Rm. Vincen Suparman SCJ dari Komunitas SCJ Florida USA
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 128:1
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
PENGANTAR:
Bila kita memahami cinta kasih seperti dalam Injil, maka kita dapat memahami bagaimana hubungan Allah dengan manusia. Kita tak mungkin mengasihi Allah tanpa mengasihi manusia dan sebaliknya. Itulah hukum kasih setia perkawinan maupun setiap cinta kasih dalam Kerajaan Allah.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa maha pengasih, ajarilah kami memahami doa yang memenuhi hukum-Mu dan membangun manusia baru. Berilah kami cinta kasih kepada sesama, cinta kasih-Mu sendiri yang sejak semula Kaucurahkan kepada manusia. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Tobit 6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9
“Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua.”
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, “Saudara Tobia!” Sahut Tobia, “Ada apa?” Rafael menyambung, “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.” Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami.” Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, “Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!” Lalu mereka dipersilahkannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati Engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!” Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.” Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, “Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!” Tetapi sahut Tobia, “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Maka jawab Raguel, “Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu.” Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil Berkata, “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah lelluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa istrinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.” Serentak berkatalah mereka, “Amin! Amin!” Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 128:1-2.3.4-5
Ref. Berbahagialah semua orang yang takwa kepada Tuhan.
-
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
-
Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
-
Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Mzm 119:34) Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Suci menurut Markus 12:28b-34
“Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama.”
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah: ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri’. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini. Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.” Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Vincen Suparman SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Kita semua perlu meluangkan waktu beberapa menit sebelum membaca Injil hari ini secara cermat. Sebagian besar dari kita ketika masih duduk di sekolah Minggu, kita hafal satu bagian dari Injil ini. Sementara kita menghadiri sekolah Minggu, kita harus memastikan bahwa kita menjalankan kata-kata itu. Apa yang berubah seiring bertambahnya usia? Apakah anda benar-benar menjalankan kata-kata: “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri?” Saat kita melihat sekeliling hidup kita, kita menyadari bahwa perintah ini tidak diikuti. Orang-orang pergi ke pertemuan wali murid di sekolah berdebat tentang persoalan kecil. Kita menyaksikan tentangga berkelahi di halaman rumah mereka. Sementara itu, ada juga tetangga yang melawan team medis yang memberikan vaksin Covid kepada masyarakat.
Tuhan memberi kita alat dan kecerdasan untuk membantu memerangi virus ini dan kita sepertinya lupa bahwa adalah tanggungjawab kita untuk menggunakan alat ini. Jika kita benar-benar percaya pada perintah pertama: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu”. Kita akan berterima kasih kepada Tuhan atas alat dan kecerdasan yang telah Ia berikan kepada kami. Jika kita membaca Kitab Perjanjian Lama dari Kitab Ulangan 6:4-9, Ini adalah kata-kata yang mencerminkan kata-kata Jesus kepada orang Saduki. Kata-kata yang telah teruji oleh waktu. Itu ditulis antara abad ke 5 – 7 SM.
“Dengarlah, hai Israel: Tuhan adalah Allah kita, satu-satunya Tuhan. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu. Simpan kata-kata yang saya perintahkan hari ini di dalam hatimu. Ucapkan kepada anak-anakmu dan bicaralah tentang itu ketika engkau di rumah dan ketika engkau bepergian, ketika engkau berbaring dan ketika engkau bangun. Ikatlah itu sebagai tanda di tanganmu, kenakanlah itu sebagai lambang di dahimu, dan tulislah itu pada tiang pintu rumahmu dan di gerbangmu.”
Marilah kita meluangkan beberapa menit dan jujur bertanya pada diri sendiri: Berapa kali sehari saya berfikir tentang Allah, Jesus, atau Roh Kudus? Apakah saya menyediakan waktu untuk berdoa setiap hari? Kemudian tanyakan pada dirimu: Apakah saya senang dengan jawaban saya? Jika tidak, apakah engkau akan berusaha lebih keras untuk berdoa dan meluangkan waktu bersama Allah, Jesus, atau Roh Kudus? Atau apakah engkau puas dengan hidupmu apa adanya? Jika engkau tak merasa puas dengan apa yang engkau peroleh, berusaha untuk lebih setia kepada Allah, Jesus, Roh Kudus. Kesetiaan kepada Allah akan membawa kita mampu menikmati hidup lebih baik.
Marilah kita mencintai lebih dalam orang-orang di sekitar kita: Bagaimana kita berusaha untuk mencintai anggota keluarga kita, tetangga kita, rekan kerja kita, atau seseorang yang kebetulan kita jumpai di jalan? Apakah kita secara sadar berusaha untuk mencintai setiap orang yang kita jumpai, bahkan individu yang mungkin tidak kita sukai? Semoga waktu yang kita habiskan bersama Tuhan setiap hari membuat kita lebih sadar akan orang yang kita temui setiap hari. Kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada Allah harus mengalir keluar dari diri kita kepada individu dan orang-orang yang berinteraksi, bekerja, dan hidup dengan kita.
Marilah kita memperhatikan orang-orang yang kami temui. Marilah kita berjuang keras untuk mencintai dan berbaik hati kepada setiap individu yang berinteraksi dengan kita. Kita mungkin menemukan bahwa orang lain akan mencintai dan berbuat baik kepada kita juga. “Apa yang terjadi biasanya akan kita rasakan kemudian!”
Marilah kita berdoa. Bapa yang murah hati, kami berdoa untuk gereja-Mu yang suci. Isilah dengan segala kebenaran dan kedamaian. Jika rusak, bersihkanlah; di mana ada kesalahan, bimbinglah; di mana ada yang salah, perbaikilah; di mana ada kebenaran, teguhkanlah. Ajarilah kami untuk berbagi dengan mereka yang sedang memerlukan bantuan. Buatlah hati kami seperti hati Jesus, Putra-Mu. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa sumber pembaruan, berkat roti anggur ini semoga kami dapat menyerupai Putra-Mu terkasih, yang telah mengorbankan hidup-Nya untuk melahirkan kami menjadi manusia baru. Dialah Tuhan dan pengantara kami.
ANTOFIN KOMUNI – Tobit 8:5
Terpujilah Engkau, ya Allah nenek moyang kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang segala abad.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa kami sumber kedamaian, semoga kami memahami benar apa yang mendamaikan hati kami berkat Yesus, Adam Baru, yang semata-mata cinta kasih adanya, agar dapat menghimpun kami bersujud di hadapan-Mu, Bapa kami dan Tuhan segenap umat manusia. Demi Kristus, ….
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Hati Kudus Yesus.
Kasihanilah kami.
Kabulkanlah doa kami.
Makasih Romo