Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ dari Komunitas SCJ Paroki Tugumulyo Mura Sumsel – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA:
Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.
PENGANTAR:
Kita memerlukan pembersihan lingkungan agar dapat menghargai lagi ciptaan dan alam raya. Baru kalau kita sudah tenggelam dalam kemewahan, kita dapat menyadari kekayaan perkara-perkara kecil sehari-hari. Fransiskus, anak seorang usahawan kaya di Assisi, merasa cukup puas dengan kekayaan teladan dan cara hidup Yesus, sehingga dapat mengarungi sebaga raja ciptaan, yang bersatu dengan alam dan Tuhan. Banyak yang mengikuti dia kembali kea lam bebas, kembali kepada Tuhan.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa, Pembela kaum fakir miskin, Santo Fransiskus menjadi miskin dan hina dina seperti Kristus sendiri. Semoga kami mengikuti langkahnya dan dengan gembira mengabdi Putera-Mu, supaya kami tetap bersatu dengan Dikau dan bersukaria dalam cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
BACAAN PERTAMA: Pembacaan dari Kitab Nehemia 2:1-8
“Jika raja menganggap baik, utuslah hamba ke kota makam leluhur hamba, untuk membangunnya kembali.”
Pada bulan Nisan, pada tahun kedua puluh pemerintahan Raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menghidangkannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja, bertanyalah raja kepadaku, “Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati.” Aku lalu menjadi sangat takut. Jawabku kepada raja, “Hiduplah Raja untuk selamanya!. Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota tempat makam leluhurku telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?” Kata raja kepadaku, “Jadi, apa yang kauinginkan?” Aku berdoa kepada Allah semesta langit, kemudian menjawab kepada raja, “Jika Raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah hamba-Mu ini ke Yehuda, ke kota makam leluhur hamba, supaya hamba ini membangunnya kembali.” Maka bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya, “Berapa lama engkau akan pergi, dan bilamana engkau akan kembali?” Dan raja berkenan mengutus aku sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya. Maka berkatalah aku kepada raja, “Jika Raja menganggap baik, berilah aku surat bagi bupati-bupati di daerah seberang Sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lewat sampai aku tiba di Yehuda. Juga sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman Raja, supaya dia memberi aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami.” Dan raja mengabulkan permohonanku, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 137:1-2.3.4-5.6
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
-
Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita menangis apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
-
Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita, “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”
-
Bagaimana mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
-
Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 9:57-62
“Aku akan mengikuti Engkau ke mana pun Engkau pergi!”
Sekali peristiwa, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikuti Engkau, ke mana pun Engkau pergi.” Yesus menjawab, “Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu kepada orang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Berkatalah orang itu, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Seorang lain lagi berkata, “Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata, “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Gregorius Dedi Rusdianto SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para pendengar Renungan Singkat Dehonian terkasih, gembira sekali, saya Rm. G. Dedi Rusdianto, SCY dapat berjumpa kembali dengan anda sekalian dalam Resi Dehoniana, hari ini Rabu, 4 Oktober 2023, bertepatan dengan peringatan wajib St. Fransiskus Asisi. Semoga semangat kemiskinan, kesederhanaan dari St. Fransiskus Asisi menginspirasi hidup kita. Pertama-tama, marilah kita dengarkan Injil hari ini yang di ambil dari Injil Lukas 9:57-62:
Para pendengar Resi Dehonian terkasih. Hari ini kita memperingati St. Fransiskus Asisi, seorang santo besar yang sangat berperan dalam memperbarui semangat iman Gereja Katolik. St. Fransiskus Asisi menjadi teladan kemiskinan di hadapan Tuhan, pecinta lingkungan hidup dan pelayan perdamaian. Pertanyaannya adalah, bagaimana St. Fransiskus bisa melaksanakan sabda Yesus dengan sempurna?
Jawabannya adalah dengan semangat pertobatan. Pertobatan yang di alami St. Fransiskus yang berani meninggalkan gemerlap dunia dan kesuksesannya sebagai seorang prajurit. Dia meninggalkan kebanggaannya sebagai prajurit yang setia mengabdi kerajaan, namun semangat dan ketekunan yang telah di tempa dalam dunia keprajuritan atau ketentaraan tersebut, semangat itu dia arahkan untuk membangun Kerajaan Allah di dunia ini. Sejak pertobatan itu, ia menjadi seorang pengikut Kristus yang sungguh militant dan radikal, sampai ke akar-akarnya. Ketika St. Fransiskus Asisi di tantang untuk mengikuti Yesus, dia mengatakan “Ya” . Berbeda dengan pemuda dalam kisah Injil hari ini, yang meminta berpamitan dahulu kepada keluarganya. St. Fransiskus Asisi tidak perlu berpikir terlalu lama untuk meninggalkan segalanya demi Kristus.
Maka, Langkah pertama dan utama adalah pertobatan dan menjawab “Ya” terhadap tawaran Allah. Selanjutnya, jawaban “Ya’ tersebut, akan mengantar orang kepada tiga keutamaan iman yakni iman, harapan dan kasih. Dalam dunia spiritual terdapat istilah Love Seek Love, cinta kasih akan selalu mencari dan mengarahkan seseorang kepada cinta. Pertobatan dan jawaban “Ya” dari St. Fransiskus Asisi menjadi Kompas atau pedoman, yang pada akhirnya selalu mengarahkan hidupnya kepada cinta kepada Allah, sesama dan makhluk ciptaanNya yang lain. Semoga berkat Allah senantiasa menuntun dan melindungi saudara saudari sekalian, Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa yang maharahim, Santo Fransiskus dengan penuh semangat menyatukan diri dengan Kristus di salib. Semoga berkat persembahan ini kami pun sanggup menghayati penderitaan dan kebangkitan Kristus, Putera-Mu, …
ANTIFON KOMUNI:
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber cinta kasih, semoga berkat santapan suci yang kami sambut kami mengikuti cinta kasih Santo Fransiskus dan semangat kerasulannya. Perkenankanlah kami menikmati kasih saying-Mu dan menyerbarluaskannya untuk keselamatan sesama. Demi Kristus, …
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Santo Fransiskus Asisi
St. Fransiskus adalah pendiri Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina) yang sampai saat ini masih terus tumbuh dan berkembang.
Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, “layanilah majikan dan bukannya pelayan.”
Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, “Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh”. Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu.
Senor Pietro Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus. Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya.
Sejak saat itu dia mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkhotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung. Orang-orang banyak mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya. Hingga pada Tahun 1209 ia memperoleh restu dari Paus mendirikan Ordo Fransiskan yang mendasarkan hidup mereka pada kesederhanaan dan kemisikinan; seperti kata Yesus :
“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” –> Matius 19:21
Fransiskus amat kudus. Ia tidak lagi melihat perbedaan diantara semua mahluk ciptaan Tuhan. Baginya segala sesuatu yang ada didunia ini adalah karunia Ilahi. Kelembutan jiwanya bahkan membuat binatang-binatang pun menyayanginya. Binatang buas menjadi jinak bila berada didekat orang suci ini.
Kisah – Kisah Ajaib St.Fransiskus.
Dalam hidup Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di mana ia berbicara kepada binatang-binatang. Di antaranya, ketika St. Fransiskus menghardik serombongan burung yang berisik sehingga mengganggu upacara gereja! Yang mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal tenang sampai Fransiskus menyelesaikan khotbahnya.
Berkotbah pada burung-burung
Suatu hari Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang dalam perjalanan ke Lembah Spoleto dekat kota Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan besar burung-burung dari berbagai jenis. Di antaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang lain. Terpesona dengan keindahan pemandangan itu, Fransiskus meninggalkan teman-temannya di pinggir jalan dan berlari mengejar rombongan burung yang ajaibnya tidak lagi beterbangan tapi dengan sabar menunggu kedatangan Fransiskus. Seperti biasa Fransiskus menyapa mereka, ia pikir burung-burung itu akan segera beterbangan di udara ketika ia menyapanya. Tetapi mereka semua tetap diam di tempatnya masing-masing.
Dipenuhi rasa kagum, Fransiskus bertanya apakah mereka mau tinggal sebentar bersamanya untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Katanya kepada mereka, “Saudara dan saudari burung, hendaklah kalian memuji Pencipta-mu dan mengasihi-Nya selalu. Ia memberimu bulu-bulu sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa menabur atau pun menuai, kalian memperoleh bimbingan dan perlindungan dari Tuhan.”
Burung-burung itu mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka bersukacita memuji Tuhan dengan cara yang demikian indah sesuai kodrat mereka. Kemudian Fransiskus berjalan di tengah-tengah burung-burung itu, berkeliling dan kembali, menyentuh kepala dan badan burung-burung itu dengan jubahnya. Kemudian ia memberkati mereka dan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu melanjutkan perjalanannya.
Setelah kembali kepada teman-temannya, Fransiskus menggumam dengan keras mengapa selama ini ia tidak pernah berkhotbah kepada burung-burung. Maka, sejak saat itu, Fransiskus membiasakan diri untuk meminta kepada burung-burung, segala jenis binatang serta reptil untuk memuji dan mengasihi Pencipta-nya.
Suatu hari seorang rahib membawa seekor kelinci yang terjebak perangkap para pemburu. St. Fransiskus lalu menasehati kelinci agar lebih berhati-hati di waktu yang akan datang, kemudian dikeluarkannya kelinci dari dalam perangkap dan diletakkannya di atas tanah supaya ia pergi. Tetapi kelinci itu kembali dan melompat ke atas pangkuan Fransiskus, berharap agar ia boleh tinggal di dekatnya. Fransiskus membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali lagi ke tempat di mana Fransiskus duduk dan melompat ke atas pangkuannya lagi! Akhirnya Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil.
Hal-hal seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus – di mana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor makhluk yang begitu sederhana dapat begitu dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, terlebih lagi manusia!
Fransiskus dan serigala Gubbio
Kisah mujizat St.Fransiskus yang paling terkenal adalah ketika menjinakkan serigala buas yang meneror rakyat kota Gubbio. Ketika Fransiskus tinggal di kota itu ia mendapati ada seekor serigala yang sangat ganas. Ia tidak saja memburu dan memangsa binatang, tetapi juga manusia. Rakyat kota itu mengangkat senjata untuk membinasakannya, tetapi mereka yang pergi menghadapi serigala itu banyak yang binasa dan terluka oleh taring-taringnya yang tajam. Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak berani keluar dari tembok kota.
Frasnsiskus merasa iba kepada penduduk kota dan memutuskan untuk pergi menemui serigala. Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan menjaganya. Seorang rahib yang pemberani dan beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke gerbang luar kota. Tetapi segera saja petani-petani itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan perjalanan.
Fransiskus dan rekannya mulai berjalan. Tiba-tiba serigala, dengan rahangnya ternganga, muncul dari hutan dan datang dan hendak menyerang para biarawan itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah serigala. Dengan kuasa Tuhan, serigala itu segera memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak: “Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun.” Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak anjing.
St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. “Saudara Serigala,” kata Fransiskus, “aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan.” Serigala menyatakan persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu. Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.
Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua orang datang untuk menyaksikan peristiwa yang ajaib itu. Dengan si serigala di sisinya, Fransiskus berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta kasih Tuhan yang luar biasa serta ajaib, yang memanggil mereka semua untuk bertobat dari semua dosa-dosa mereka. Kemudian atas nama serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan suara lantang bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya kepada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala menundukkan kepalanya dalam-dalam dan merenggangkan badannya untuk meyakinkan semua orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali lagi serigala meletakkan tangannya di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang mereka buat. Serigala tinggal selama dua tahun lamanya di antara penduduk kota, pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti siapa pun dan tak seorang pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati karena telah tua umurnya, sangat sedihlah penduduk kota Gubbio. Cara hidup serigala yang penuh damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, keteladanan dan kekudusan St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan dan pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.
Stigmata
Pada bulan September 1224 saat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apennines, ia menerima stigmata, yang kemudian secara periodik berdarah selama dua tahun sisa hidupnya. Mukjizat ini memiliki peringatan yang terpisah pada tanggal 17 September. Ia sangat bersyukur menerima anugerah Ilahi ini namun ia berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain.
Orang Suci ini dijemput kembali ke surga pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke empat puluh lima tahun. Para pengikutnya kemudian melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.
Arti Nama
Fransiskus berasal dari nama Latin Franciscus yang berarti “Orang Perancis”. Nama ini diturunkan dari kata “Francus” (yang berarti : “Seorang Franc”, atau “Seorang bebas”). Akar kata ini berasal dari kata Perancis kuno “Franc” yang berarti “Bebas”.
Variasi Nama
Francis, Frances (English), François, Francisque (French), Frantziska, Frantzisko, Patxi (Basque), Franseza (Breton), Francesc, Francesca (Catalan), Frane, Franjo, Franka, Franko, Frano, Fran (Croatian), František, Františka (Czech), Frans (Danish), Franciscus, Frans (Dutch), Frans, Ransu (Finnish), Franz, Franziska, Fränze, Franzi, Ziska (German), Ferenc, Franciska, Fanni, Feri, Ferkó, Franci (Hungarian), Proinsias (Irish), Franca, Francesca, Francesco, Franco (Italian), Francisca, Franciscus (Late Roman), Frens, Frenske (Limburgish), Pranciškus (Lithuanian), Frans (Norwegian), Franciszek, Franciszka (Polish), Francisca, Francisco, Chica, Chico (Portuguese), Frang, Frangag (Scottish), Franjo (Serbian), Franc, Frančišek, Frančiška, Fran, Francka (Slovene), Francisca, Francisco, Curro, Fran, Paca, Paco, Pancho, Paquita, Paquito (Spanish), Frans (Swedish), Ffransis (Welsh)
Bentuk Pendek : Frank, Cissy, Fannie, Fanny, Fran, Frankie, Frannie, Franny, Sissie, Sissy (English)
Bentuk Feminim : Frances (English), Françoise (French)
Makasih Romo