Rabu, 28 Agustus 2024 – Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Rm. Petrus Haryanto SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Andreas Rasul Mesuji Lampung-Indonesia

 
 
 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Ia membuka mulutnya, Roh Kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.

PENGANTAR:

Riwayat hidup Santo Agustinus mengisahkan hati gelisah yang akhirnya menemukan ketenangan pada Tuhan. Semula ia mengarahkan kepada kesesatan. Tanpa Tuhan dan iman hidup dianggapnya cukup mengasyikkan. Sesudah mengalami tahun-tahun petualangan, ia bertobat, menjadi imam dan kemudian uskup di Hippo, Afrika Utara. Pemikirannya yang cemerlang dan imannya yang mendalam, masih hidup terus pada teologi zaman sekarang. Tata biaranya dalam bentuk surat menjadi dasar tata biara banyak kongregasi yang kini masih hidup.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, cahaya kebenaran, baharuilah kiranya di dalam Gereja-Mu semngat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati, dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika 3:6-10.16-18

“Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”

Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 128:1-2.4-5

Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.

  1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

  2. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

BAIT PENGANTAR INJIL: 

U :  Alleluya
S :  (1 Yoh 2:5) Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 23:27-32

“Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi.”

Pada waktu itu Yesus berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Petrus Haryanto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat RESI Dehonian yang terkasih, sebagai manusia, mungkin kita merasa lebih mudah untuk membuat sesuatu daripada memelihara sesuatu. Hal ini bisa dicermati bahwa melanjutkan dan memelihara sesuatu membutuhkan kerendahan hati, ketekunan dan kesetiaan. Sabda Tuhan yang baru saja kita baca dan dengarkan mengetengahkan kepada kita, Yesus yang mengecaman ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ia secara terang-terangan menyebut mereka munafik. Ia menggambarkan mereka seperti kuburan yang dilabur putih, yang tampak indah tetapi jauh di dalam makam itu hanya ada tulang dan kotoran. Yesus mengecam karena mereka tidak sepenuh hati melanjutkan dan memelihara ajaran Musa. Kadang mereka justru mencari keuntungan untuk diri sendiri dan kelompoknya. Mereka mencari nama untuk diri mereka dan bukan untuk mewartakan nama Allah.

Sahabat RESI Dehonian yang terkasih, mari kita sejenak menempatkan diri pada posisi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Bagaimana reaksi kita jika seseorang menuduh kita melakukan kemunafikan yang sama seperti yang Yesus tuduhkan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Saya berasumsi bahwa kebanyakan dari kita berusaha untuk terlihat baik. Secara alami juga kita ingin dihormati, dihargai dan disegani. Kita ingin menjadi kompeten, kita ingin menjadi sukses. Dan ini wajar, ini normal. Tetapi, kita juga mungkin mencoba menyembunyikan apa yang kita anggap sebagai “tulang dan kotoran kita”, sisi diri kita yang lemah dan rentan. Kita tidak ingin orang lain melihat sisi diri kita itu dan kita lebih ingin tampak tanpa cela, sukses, Bahagia, penuh suka cita dan seterusnya.

Sahabat RESI Dehonian yang terkasih, hari ini Yesus berbicara kepada kita. Yesus tidak mengharapkan kita untuk menjadi sempurna. Namun, Ia menginginkan kita menjadi diri kita sendiri yang tidak berpura-pura menjadi lebih baik, atau menjadi lebih sukses atau atau menjadi lebih bahagia daripada yang sebenarnya. Ia menghendaki agar kita menjadi pewarta kebaikan Tuhan. Mewartakan berarti melanjutkan dan memelihara kebaikan-kebaikan-Nya dalam hidup kita. Melanjutkan kebaikan Tuhan juga berarti, kita membagikan itu kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Dan itulah salah satu cara memperjuangkan hidup yang benar, yang berintegritas di hadapan Allah dan juga bersama dengan sesama kita.

Tuhan memberkati niat-niat baik kita. AMIN

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang mahamurah, dengan sangat kami mohon kebaikan hati-Mu, sambil merayakan peristiwa penyelamatan-Mu. Semoga sakramen belaskasih ini menjadi tanda persatuan dan ikatan cinta kasih. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI:

Tuhan bersabda, “Pemimpinmu hanya satu, yakni Kristus. Kalian ini saudara-saudara!”

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakudus, berkat perjamuan suci ini kami menjadi anggota tubuh Kristus, Putera-Mu. Sucikanlah kiranya kami ini, sehingga menjadi serupa pula dengan Dia, yang akami sambut dalam perayaan ini. Sebab Dialah …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Agustinus

Augustine of Hippo, Aurelius Augustinus, Doctor of Grace

Pujangga Besar Gereja ini  lahir pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara dan diberi nama  Aurelius Augustinus.  Ia dibesarkan dan dididik di Karthago, dan dibaptis di Italia. Ibunya, St.Monika, adalah seorang Katolik yang saleh, sementara ayahnya, Patrisius seorang kafir. (Kelak ibunda St.Agustinus juga dinyatakan  sebagai orang kudus dan menjadi pelindung bagi para ibu rumah tangga). Agustinus sendiri memilih menganut aliran Manikeanisme, yaitu aliran yang menolak Allah dan sangat mengagungkan rasionalisme.

Agustinus adalah seorang yang sangat cerdas. Pendidikan dan karier awalnya ditempuhnya dalam bidang filsafat dan retorika, seni persuasi dan bicara di depan publik. Awalnya Ia mengajar di Tagaste dan Karthago, namun ia ingin pergi ke Roma karena ia yakin bahwa di sanalah para ahli retorika yang terbaik dan paling cerdas berlatih.  Karena itu pada usia 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Roma Italia.  Setelah Beberapa saat tinggal di ibukota kerajaan itu; Agustinus kembali merasa kecewa dengan sekolah-sekolah di Roma, yang dikatakan sangat menyedihkan dan kurang bermutu.  Sahabat-sahabatnya yang mengetahui kecerdasannya segera memperkenalkannya kepada kepala kota Roma, Simakhus, yang saat itu sedang mencari  seorang dosen retorika untuk istana kerajaan di Milano.

Agustinuslah yang kemudian mendapatkan pekerjaan itu dan pindah ke Milan untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384.  Pada usia 30 tahun karier Agustinus semakin bersinar. Ia dikenal sebagai seorang Professor yang sangat disegani di Milano. Namun demikian, Agustinus merasakan ketegangan dalam kehidupan di istana kerajaan.

Suatu hari ketika ia sedang duduk di keretanya untuk menyampaikan sebuah pidato penting di hadapan kaisar, ia melihat seorang pengemis mabuk yang dilewatinya di jalan ternyata hidupnya begitu bebas dan tidak diliputi kecemasan dibandingkan dirinya. Hal ini membuat ia semakin hari  merasa semakin gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di jaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu pengetahuan yang dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.

Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun.

Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St.Ambrosius, Uskup kota Milan.  Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya yang bergelimang kemewahan. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St.Antonius Pertapa.  Agustinus merasa malu.

“Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!”  Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?”  Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi berulang-ulang, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14). Ini dia! teriak professor Agustinus  dalam hatinya. Inilah yang ku cari.  Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.

Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup St.Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.

Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung (lebih dari 350 khotbahnya yang terlestarikan diyakini otentik), dan dikenang akan perjuangannya melawan ajaran sesat Manikeanisme yang pernah dianutnya. Ia juga merupakan pahlawan iman Gereja melawan bidaah Donatis yang telah banyak meyesatkan umat beriman. Agustinus berusaha sekuat tenaga untuk membendung aliran sesat itu. Dalam sebuah debat terbuka dengan para Donatis, Agustinus mematahkan semua argumen mereka sehingga membuat banyak orang telah disesatkan berbalik  kembali ke pangkuan Gereja Katolik.

Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.\

Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang besar : “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.”  dan “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan”. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintai-Nya.

Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya kini terletak di Basilika Santo Petrus di Roma. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah   “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”.

Arti Nama

Agustinus = Penuh Keagungan (Latin)

Variasi Nama

Augustinus, Augustus (Ancient Roman), Agustí (Catalan), Augustin, Dino, Tin (Croatian), Augustin, Augustín (Czech), August (Danish), Augustijn, Augustus, Guus, Stijn, Tijn (Dutch), Aukusti, Aku, Kusti (Finnish), Auguste, Augustin (French), August (German), Ágoston (Hungarian), Agostino, Augusto, Dino (Italian), Augusts (Latvian), Augustas, Augustinas (Lithuanian), August (Norwegian), August, Augustyn (Polish), Agostinho, Augusto (Portuguese), Augustin (Romanian), Augustín (Slovak), Avgust, Avguštin (Slovene), Agustín, Augusto (Spanish), August (Swedish), Awstin (Welsh)

Sumber : https://katakombe.org/para-kudus/agustus/agustinus.html

1 Comment

  • Firmus dega Agustus 28, 2024 at 8:21 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment