AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA:
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
PENGANTAR:
Tiada tanda, tiada lambang, yang terjalin erat dengan kehidupan umat beriman selain tanda salib. Itulah tanda yang dibuat seorang kanak-kanak pada awal hidupnya dan itulah pula tanda yang menutup kehidupan seseorang. Mula-mula merupakan tanda aib, hina dan kematian, tetapi kemudian menjadi tanda iman, harapan dan cinta kasih. Dengan salib itulah Yesus mematahkan kuasa maut dan dosa. Di balik kegelapan salib bersinarlah cahaya Paska bagi kita.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahamulia, menurut rencana penyelamatan umat manusia Engkau menghendaki Putera-Mu terkasih menanggung derita dan wafat di salib. Semoga kami di dunia mengakui karya-Nya yang mulia dan kelak di surge menikmati ganjaran penebusan-Nya. Sebab Dialah, ..
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Bilangan 21:4-9
“Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu.”
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 78:1-2.34-35.36-37.38
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
-
Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
-
Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
-
Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
-
Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi 2:6-11
“Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia.”
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 3:13-17
“Anak manusia harus ditinggikan.”
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Fr. Yohanes Siapril Purba SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Perwujudan Belas kasih
Saudara-saudari pendengar Resi Dehonian yang terkasih, salam salam kenal dengan saya Frater Siapril Purba, SCJ dari Komunitas Skolastikat SCJ Yogyakarta, Visma Vijaya Praya, Papringan, Yogyakarta, Indonesia, dalam Resi (renungan singkat) Dehonian edisi hari Jumat, tanggal 14 september 2024, Sabtu Pekan Biasa yang ke-XXIII.
Saudara-saudari terkasih pada hari ini, Injil mengisahkan dialog antara Nikodemus dan Yesus sendiri. Yesus menyampaikan kisah perjanjian lama yakni ular tembaga yang di tinggikan. Yesus menjelaskan bahwa Anak Manusia harus ditinggikan demi keselamatan manusia. Kekhasan pengajaran Yesus memang tersembunyi. Namun dalam kacamata iman, kita meyakini bahwa Karya keselamatan Allah sudah tergenapi karena hadirnya Yesus dalam kemanusiaannya. Dari sini mau disampaikan bahwa Yesus adalah bukti nyata bahwa Allah sungguh berbelas kasih kepada manusia. Allah menyapa manusia melalui kandang Betlehem. Sebuah tempat kecil yang menandakan kerendahan diri manusia dalam rasa kemanusiaannya. Sebagai murid Kristus, kita diundang untuk berbelas kasih sebab Yesus sudah hadir dalam rasa kemanusiaan yakni penderitaan.
Dalam hal belas kasih, Paus Fransiskus dalam seruan apostoliknya Amoris Laetitia atau sukacita kasih mengingatkan kita semua agar tidak lari, melainkan hadir sebagai perwujudan dari Amoris Laetitia sendiri. Paus selalu bersuara agar para migran diperhatikan. Bagi orang lain para migran akan membawa kesusahan tetapi dalam kacamata kristiani mereka adalah ‘’tanda roh’’ yang berfungsi sebagai atas komitmen diri kita untuk menunjukkan belas kasih. Pada zaman modern ini. Komitmen untuk berbelas kasih selalu dipertanyakan karena sikap individual. Sikap mencari rasa aman dan tidak berbuat sesuatu. Mari kita lihat orang-orang di sekitar kita apakah diri kita berdiam saja ketika ada konflik atau justru menjadi sumber pengharapan untuk rekonsiliasi. Ketika kita melihat perpecahan, apakah kita lari dan sebagai manusia hanya pesimis serta mengkritik saja.
Marilah kita menggunakan ukuran belas kasih dari Yesus sendiri. Ia menjadi jawaban atas kerinduan manusia karena dosa. Ia menjadi sumber pengharapan dalam situasi keterpecahan manusia. Mari menggunakan tindakan belas kasih agar hidup kita senantiasa bertumbuh dari hari kehari. Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ada tiga pesan yang disampaikan: Iman yang kuat, Persaudaraan yang terbuka dan belarasa terhadap sesama. Semua didasari atas belas kasih. Oleh sebab itu pertanyaannya adalah apakah kita mau membiarkan Paus berjalan sendiri? atau maukah kita berjalan bersama?
DOA UMAT:
I : Marilah kita panjatkan doa kepada Allah Bapa kita dengan perantaraan Yesus Kristus yang tersalib, tetapi telah bangkit jaya:
L : Bagi Gereja Kristus: Ya Bapa, bimbinglah dan tuntunlah selalu Gereja-Mu agar selalu berjuang untuk mengikuti salib suci Putra-Mu dengan terus-menerus memperbarui diri. Marilah kita mohon, …
L : Bagi mereka yang hidupnya belum terarah: Ya Bapa, tuntunlah mereka yang masih mencari arah hidupnya sehingga menemukan Kristus sebagai jalan, kebenaran, dan kehidupan. Marilah kita mohon, …
L : Bagi mereka yang tidak mempunyai teman atau terkurung dalam diri mereka sendiri: Ya Bapa, terangilah mereka yang selalu menutup diri sehingga mulai berani membuka hati bagi persahabatan Kristus, yang akan memampukan mereka untuk terbuka bagi orang lain. Marilah kita mohon, …
L : Bagi diri kita sendiri: Ya Bapa, ajarilah kami untuk setia belajar dari Putera-Mu, Yesus, dalam memikul salib-salib kami dengan dengan sabar dan rendah hati; semoga salib-salib itu membawa hidup bagi kami sendiri serta sesama kami. Marilah kita mohon, …
I : Ya Bapa yang mahabaik, kami takkan pernah mampu menyelami misteri salib Kristus. Dengarkanlah doa kami, yang merupakan ungkapan sederhana untuk ikut serta mendatangkan kerajaan-Mu di dunia. Demi Kristus, …
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa, sumber keselamatan kami, semoga persembahan yang kami unjukkan ini menhapus dosa-dosa kami. Sebab dosa seluruh dunia telah diampuni berkat penebusan di salib. Demi Kristus, …
ANTIFON KOMUNI:
Tuhan bersabda, “apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.”
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Tuhan Yesus Kristus, Penyelamat kami, Engkau sudah memberikan kepada kami segala yang diperlukan, agar semua orang dapat memperoleh kehidupan sejati. Engkau telah membebaskan kami dari dosa dan maut berkat wafat-Mu di kayu salib. Kami mohon, bimbinglah kami senantiasa di jalan menuju kebahagiaan kebangkitan. Engkau yang hidup …
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Sabtu 14 September 2024 oleh Fr. Yohanes Siapril Purba SCJ dari Komunitas SCJ Visma Vijaya Praya (VVP) Yogyakarta – IndonesiaUnduh
Pesta Salib Suci: Sebuah Tradisi Gereja Katolik, 14 September
Pesta Salib Suci yang dalam kalender liturgi Gereja Katolik disebut “In Exaltatione Sanctae Crucis” dirayakan tiap tahun pada tanggal 14 September. Pesta ini, seperti juga banyak perayaan liturgi yang lain, berawal dari Yerusalem. Ditemukannya Salib Asli Kristus oleh Santa Helena (foto atas), ibu Kaisar Romawi Konstantin, lah yang mengawali tradisi pesta ini. Sejarah mencatat bahwa setelah penemuan Salib Asli Kristus, sebuah basilika didirikan oleh Santa Helena di atas Makam Kudus Kristus. Basilika itu lalu diberkati dalam suatu perayaan yang sangat meriah dan khidmat selama dua hari berturut-turut, pada tanggal 13 dan 14 September tahun 335. Pemberkatan dirayakan oleh para uskup yang baru selesai mengikuti Konsili Tirus, ditambah dengan sejumlah besar uskup yang lain.
Tradisi berlanjut dan setiap tahun dirayakanlah Pesta Salib Suci di Yerusalem. Kekhidmatan perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Syria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem. Setiap tahunnya, tidak kurang dari 40 uskup menempuh perjalanan jauh dari keuskupan mereka untuk menghadiri perayaan ini. Di Yerusalem pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani. Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istanbul) sampai ke Roma pada akhir abad ketujuh, dan akhirnya masuk ke dalam kalender liturgi Gereja Katolik sebagai suatu pesta wajib.
Makasih Fr