Senin, 16 September 2024 – Peringatan St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Dehon House Manila – Philipina

 
 
 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersuka ria selamanya.

PENGANTAR:

Persahabatan umumnya merupakan daya pendorong semangat. Kornelius dan Siprianus hidup di tempat yang berlainan dan meninggal pada saat yang berbeda pula. Tetapi karena selama hidup mereka bersahabat, maka diperingati secara bersama. Paus Kornelius selama memangku jabatannya harus menghadapi Novatianus, seorang paus tandingan. Siprianus, uskup Kartago, seorang ahli teologi yang berwibawan merupakan pendukungnya yang kuat. Kornelius meninggal dalam pembuangan dan Siprianus sebagai martir.

DOA PEMBUKAAN: 

Marilah berdoa: Allah Bapa, gembala kami, Engkau telah memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo Kornelius dan Siprianus.Semoga berkat doa mereka kami tetap tegus, kuat dalam iman dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Demi Yesus Kristus, ..

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus 11:17-26

“Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”

Saudara-saudara, dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 40:7-8a.8b-9.10.17

Ref. Wartakanlah wafat Tuhan, sampai Ia datang.

  1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, ‘Lihatlah Tuhan, aku datang.’

  2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: “Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.”

  3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

  4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau: Biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata, “Tuhan itu besar!”

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya.
S : (Yoh 3:16) Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal 

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:1-10

“Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai”

Pada suatu ketika, setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak, masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: “Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.” Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Betapa beruntung dan bahagianya seorang hamba yang sedang sakit yang diceritakan dalam perikopa ini. Bagaimana tidak? Tuannya penuh kasih sayang memberi perhatian yang besar kepadanya pada saat dia sangat mebutuhkan orang lain untuk membantunya sembuh dari sakitnya. Tidak hanya itu, perwira dari hamba itu juga melibatkan tua-tua yahudi dan sahabat-sahabatnya untuk kesembuhan dirinya yang hanyalah seorang hamba.

Berbahagialah seorang hamba yang memiliki tuan seperti itu. Pastilah dia akan menjadi semakin setia kepada tuannya. Tetapi rasanya kesetiaan itu tidak muncul setelah dia mendapatkan semua itu. Pastilah dia seorang hamba yang baik, yang setia kepada perwiranya sejak semula. Karena itulah sang perwira mengusahakan yang terbaik bagi kesembuhan hambanya.

Maka pelajaran sederhana yang boleh kita petik hari ini adalah setialah pada apapun panggilan dan pekerjaan kita saat ini. Pekerjaan kecil dan sepele bila dikerjakan dengan sepenuh hati akan menghasilkan sukacita. Sebaliknya, pekerjaan yang prestisius jika dikerjakan tidak dengan hati, asal-asalan, apalagi hanya mencari untungnya saja, sudah hampir pasti tidak akan menghasilkan sukacita dan damai.

Pelajaran lain yang boleh kita terapkan dalam hidup kita adalah belajar menjadi pemimpin yang membawa dampak positif bagi banyak orang. Sangat besar kemungkinan bahwa perwira itu adalah seorang hidup religiusnya kuat. Maka diakhir kisah ini Yesus memujinya “iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”.

Perwira yang beriman itu memberi pengaruh besar pada orang di sekitarnya. Kita bisa melihat bagaimana tua-tua Yahudi mau membantunya untuk menyampaikan pesan pada Yesus. Demikian juga para sahabatnya. Mereka semua adalah orang-orang yang paling tidak setara dengan perwira itu. Dan mereka semua ada dalam lingkarang kebaikan imannya. Kebaikannya menghidupkan iman orang-orang yang ada di sekitarnya. Empatinya pada yang menderita juga merasuk kedalam hidup orang-orang di sekelilingnya.

Untuk itulah kita juga dipanggil. Ketika menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang membawa kebaikan bagi sebanyak mungkin orang, terlebih pada mereka yang cinta akan kejujuran, keadilan, kedamaian, cinta pada sesama dan cinta pada alam semesta.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa, kekuatan para martir, terimalah kiranya persembahan umat-Mu dalam memperingati para martir-Mu Santo Kornelius dan Siprianus. Semoga bagaimana pun kami tetap bertahan barkat Ekaristi, sumber kekuatan para martir-Mu di dalam penderitaan. Demi Kristus, …

ANTIFON KOMUNI:

Tuhan bersabda: “Kalian tetap bertahan dalam segala kesusahan. Kerajaan-Ku tersedia bagi kalian, dan kalian akan makan minum bersama-Ku.”

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Tuhan perisai dan pelindung kami, kuatkanlah kiranya kami berkat santapan suci ini, agar kami mampu mengikuti teladan Santo Kornelius dan Siprianus, martir-Mu. Semoga kami diteguhkan oleh Roh-Mu, sehingga brsedia mewartakan kebenaran-Mu, yaitu kabar gembira bagi seluruh dunia. Demi Kristus, …

DOWANLOAD AUDIO RESI: 

St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

St. Kornelius, Paus

Kornelius adalah paus kita yang ke-21. Ia terpilih menjadi paus pada tahun 251. Setelah terbunuhnya paus St.Fabianus, selama satu tahun gereja tidak memiliki paus.  Saat itu adalah saat yang amat menyedihkan bagi umat kristiani. Penganiayaan terhadap orang Kristen sedang berlangsung dengan begitu hebat. Pemerintah Romawi kafir dibawah Kaisar Decius menganiaya dan membunuh setiap orang kristen yang mereka temukan. Menjadi Paus pada masa itu adalah sama saja dengan menyerahkan nyawa. 

St.Kornelius dengan berani menerima tugas tersebut. Karena cintanya kepada Kristus disalib, Ia rela melayani Gereja sebagai seorang paus, meskipun ia tahu bahwa nyawanya pasti terancam. Karena itulah Paus ini amat dikagumi di oleh para bapa gereja dimasa itu. Saat terjadi perpecahan di Roma akibat bidaah Novatianisme yang dipimpin oleh anti paus Novatianus, St.Siprianus dari Kartago, St. Dionisius dan para Uskup di Afrika Utara dengan tegas menyatakan dukungan dan kesetiaan mereka kepada bapa suci. Novatianus kemudian di ekskomunikasi dan pengaruhnya perlahan-lahan surut

Tahun 252 Paus St. Kornelius tertangkap dan diasingkan ke Centumcellae, Italia. Ia wafat disana pada bulan September tahun 253. Dalam keterangan resmi ia dikatakan meninggal karena penderitaan ditempat pengasingan, namun sebagian orang  mengatakan bahwa Paus ini wafat karena dipenggal kepalanya.

Paus Cornelius mungkin adalah paus pertama yang menetapkan pembentukan “exorcism” (Pengusiran setan)  di Keuskupan. Sebuah suratnya dari tempat pengasingan menyebutkan sebuah unit Exorcism” dalam gereja untuk pertama kalinyaKetetapan bahwa setiap keuskupan harus memiliki unit “Exorcism”terus berlanjut sampai pada abad ke-20 sebelum akhirnya dihapuskan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1972.

Arti nama

Mungkin berasal dari bahasa Latin : cornu. yang berarti : “tanduk”

Variasi Nama

Cornelis, Kerneels (Dutch), Kornel (Czech), Corneille (French), Kornél (Hungarian), Cornelio (Italian), Kornel (Polish), Cornélio (Portuguese), Cornel, Corneliu (Romanian), Kornel (Slovak), Cornelio (Spanish)

Bentuk Feminim : Cornelia (Ancient Roman), Cornelia (English), Cornelia (Dutch), Cornelia, Kornelia (German)

Bentuk Pendek : Cees, Corné, Kees, Niels (Dutch)

St. Siprianus, Uskup

Santo Siprianus lahir sekitar tahun 200 dalam keluarga kafir yang kaya dan berbudaya. Tahun 246 Siprianus dibabtis  menjadi seorang Kristen. Ia lalu menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Tentang perubahan ini ia menulis: “Kelahiran kedua ini telah menciptakan manusia baru dalam diri saya, dengan hembusan Roh dari surga.”  Beberapa waktu kemudian, Siprianus ditahbiskan sebagai imam dan pada tahun 248 ia dilantik sebagai uskup Kartago.

Saat itu gereja sedang mengalami penganiayaan dan terpecah-pecah karena pertentangan teologis. Siprianus berupaya sekuat tenaga dan mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.  Ia sangat mendambakan persatuan dalam gereja Kristus.

Pada masa itu, Kaisar Decius telah menganiaya orang-orang Kristen dan menyebabkan beberapa orang menyangkal iman mereka. Decius tidak berniat menjadikan mereka martir, karena hal itu justru akan menarik perhatian yang lebih besar bagi kekristenan. Tetapi, ia akan terus menyiksa orang-orang Kristen dan baru berhenti setelah mereka mengakui bahwa “Kaisar adalah Tuhan”. Orang Kristen yang berbuat demikian dikenal sebagai orang-orang yang telah “murtad”.

Orang-orang Kristen yang bertahan, yang disebut “pengikut setia” itu seringkali memandang rendah orang-orang murtad tersebut. Maka sebuah konsili para uskup dibentuk untuk membuat peraturan-peraturan dalam hal penerimaan kembali para orang murtad tersebut. Hasil konsili ini ditentang oleh seorang imam bernama Novatianus yang menolak memberi pengampunan dan tidak menerima orang-orang yang murtad tersebut dalam jemaat. Ia memulai sebuah gereja saingan yang menolak menerima orang-orang murtad itu menjadi anggotanya. Paus Santo Kornelius kemudian meng-ekskomunikasi Novatianus dan para pengikutnya.  Dalam perpecahan ini St. Siprianus bersama para uskup dari Afrika Utara dan Gereja timur dengan tegas menyatakan dukungan mereka pada Tahta Suci.  

Meskipun Siprianus tidak mengalami penyiksaan karena imannya, ia tidak setuju dengan perpisahan ini. Ia yakin bahwa orang percaya sejati harus menjalani hukuman untuk menebus dosa, untuk membuktikan imannya.

Hukuman untuk penebusan dosa itu terdiri dari penyesalan selama suatu masa tertentu dan setelah itu, orang tersebut dapat diterima kembali dalam Perjamuan Kudus. Begitu ia menyelesaikan “masa penyesalannya”, ia akan tampil di hadapan jemaat dengan berpakaian goni serta melumuri badan dengan abu, dan di situlah sang uskup akan menyatakan pengampunan baginya. Siprianus merumuskan ini sebagai sistem berskala — semakin besar dosanya, maka semakin lama pula masa penyesalannya. Idenya mendapat sambutan dan menjadi disiplin gereja paling kuat — yang kadang-kadang disalah gunakan.

Pada tahun 251 Siprianus mengadakan konsili di Kartago dan di situlah ia membacakan karyanya, “Persatuan di dalam gereja”, karyanya yang terkenal dan yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Gereja, katanya, adalah lembaga ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan keselamatan, di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar gereja, sakramen dan para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak ada artinya. Seseorang, secara pribadi, tidak dapat menjalankan kehidupan Kristen melalui kontak langsung dengan Allah; ia membutuhkan gereja.

Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para uskup mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga mencetuskan ide bahwa misa adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.

Siprianus meninggal karena penyiksaan Kaisar Valerianus. Karena ia menolak melakukan persembahan korban bagi dewa-dewa kafir, maka kepala Uskup Kartago itu dipenggal pada tahun 258.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Arti nama

Siprianus = Berasal dari Siprus / Orang Siprus (Latin)

Variasi Nama

Cyprian (English), Cyprianus (Ancient Roman), Cibrán (Galician), Cipriano (Italian), Cipriano (Portuguese), Ciprian (Romanian), Cebrián, Cipriano (Spanish)

St. Karnelius dan St. Siprianus telah tayang di website Katakombe.org

1 Comment

  • Herlin September 16, 2024 at 6:47 am

    St.Kornelius dan St.Siprianus.
    Doakanlah kami

    Reply

Leave a Comment