Rabu, 16 Oktober 2024 – Hari Biasa Pekan XXVIII (SCJ – PW.St. Margareta Alacoque)

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Dehon House Manila – Philipina

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 1:2

Berbahagialah orang yang kesukaannya Taurat Tuhan, dan yang merenungkannya siang malam.

PENGANTAR:

Suatu himpunan yang hidup dengan cinta kasih, yang masing-masing anggotanya merasakan sukacita, kedamaian dan kesabaran, tempat orang merasakan keramahtamahan, kebaikan dan kesetiaan, adalah himpunan orang yang hidup dalam Roh Allah. Di situlah orang dapat saling meminta, bahkan saling menegur, menasihati. Himpunan demikian itulah sehati dan sejiwa.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa kami di surga, bukalah bagi kami kitab-kitab, agar dapat mempelajari apa yang dapat menenteramkan hati. Semoga Yesus Putra-Mu membawakan kesembuhan dan keselamatan kami. Sebab Dialah Putra-Mu Tuhan dan pengantara kami, yang ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia 5:18-25

“Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”

Saudara-saudara, kalau kalian membiarkan diri dibimbing oleh Roh, kalian tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, pemujaan berhala, sihir, percekcokan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Mengenai semuanya itu kalian kuperingatkan, seperti yang telah kulakukan dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Sebaliknya hasil Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jika kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 1-2.3.4.6

Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

  1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.

  2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

  3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

BAIT PENGANTAR INJIL: 

U:  Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Yoh 10:27) 2/4 Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 11:42-46

“Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab.”

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan sejenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya. Seorang ahli Taurat menjawab, “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” Tetapi Yesus berkata lagi, “Celakalah kalain juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pernyataan ahli-ahli taurat berikut ini menarik untuk direnungkan: “Guru, dengan demikian Engkau menghina kami juga”.

Jika kita refleksikan, paling tidak ada dua cara memandang pernyataan ini. Pertama, secara negatif ini bisa dilihat sebagai sebuah pernyataan ketersinggungan. Dalam konteks Injil, apa yang dinyatakan oleh Yesus membuat ahli-ahli taurat merasa tersinggung dan dihina, persis seperti yang mereka katakan. Maka bisa dimengerti jika demikian ada dimensi penolakan dan pembelaan diri dari para ahli Taurat.

Jika kita jujur, tidak sedikit dari antara kita yang dengan sangat mudah merasa tersinggung. Tindakan atau kata-kata orang lain dengan mudah menyakiti diri saya. Padahal belum tentu juga apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain itu ditujukan kepada kita. Perasaan mudah tersinggung ini biasanya bisa sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Relasi kita dengan diri sendiri menjadi rusak, demikian juga relasi dengan orang lain menjadi tidak nyaman. Bahkan kritik dan saran yang disampaikan oleh orang lain tidak akan pernah mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Kedua, pernyataan ini bisa kita maknai dalam sisi yang lebih positif, yakni sebagai sebuah refleksi diri. Jika mudah tersinggung adalah tindakan spontan, refleksi diri memerlukan usaha yang sedikit lebih naik kelas. Jika ini menjadi refleksi diri, maka apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain adalah sarana untuk membangun diri. Dengan kata lain, apa yang berasal dari luar diri tidak dengan mudah menghancurkan, tetapi justru memperkuat diri.

Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Yesus, para ahli Taurat merenungkan hidup dan tindakan mereka masing-masing. Buah dari permenungan itu sudah semestinya mengarah pada perbaikan diri menuju yang lebih baik. Ini menandakan bahwa dari dalam diri ada kamauan untuk berubah, berkembang dan menjadi semakin baik. Berbagai kritik dan masukan dari orang lain akan menjadi sarana untuk naik kelas.

Bagi kita tentu saja menjadi jelas poinnya, termasuk yang manakah diri saya saat ini? Mungkin saja diri saya adalah salah satu yang dikatakan Yesus ‘celakalah’. Mari merenungkan diri belajar dari sabda Tuhan.

Ada pepatah Jawa yang mengatakan “ojo rumongso biso, tapi biso o rumongso” (jangan hanya merasa bisa, tetapi jadilah orang yang bisa merasa). Dalam batas tertentu, merasa bisa itu diperlukan. Tetapi belajar dari apa yang Yesus sampaikan hari ini, kita juga dipanggil untuk menjadi orang yang bisa merasa. Terlebih, kita dipanggil untuk merasakan Tuhan yang selalu hadir dan berperan dalam hidup kita masing-masing.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN: 

Allah Bapa kami yang mahakudus, bebaskanlah kami dari segala dosa berkat roti anggur ini, dan semoga kami bersedia menjadi rezeki bagi sesama, karena Yesus, Sang Mesias, Putra-Mu, ….

ANTIFON KOMUNI – Galatia 5:24-25

Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jika kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita dipimpin oleh Roh.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang mahakudus, kami bersyukur atas semangat hidup Putra-Mu, yang akan dilimpahkan kepada kami. Kami mohon, semoga kami sabar, takwa dan patuh setia. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santa Margareta Maria Alacoque

Marguerite-Marie Alacoque, Margaret Mary Alacoque

 

Santa Margareta Maria Alacoque lahir pada tanggal 22 Juli 1647 di L’Hautecourt, Burgundy, Perancis. Ayahnya bernama Claude Alacoque dan ibunya Philiberte Lamyn. Ketika masih kanak-kanak, Margareta adalah seorang anak yang periang. Setelah menerima Komuni Pertama pada usia sembilan tahun, Margareta sering melakukan matiraga secara diam-diam. Ketika usianya sebelas tahun ia jatuh sakit, menjadi lumpuh dan harus tinggal di tempat tidur selama empat tahun.

Suatu hari, ia membuat janji kepada Bunda Maria untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan seketika itu juga penyakitnya lenyap. Margareta menjadi sehat kembali. Setelah ayahnya meninggal dunia, ibunya menjadi sering sakit-sakitan. Paman dan bibinya lalu tinggal bersama Margareta. Perangai mereka yang kasar membuat Margareta dan ibunya menderita. Hampir setiap hari Margareta bersembunyi di taman sambil menangis dan berdoa. Margareta percaya benar akan belas kasihan Allah dan mendapatkan penghiburan besar dalam Sakramen Ekaristi. Yesus sendiri juga berkenan memberinya kepekaan atas kehadiran dan perlindungan-Nya dalam penampakan kepadanya.

Ketika ia berusia tujuh belas tahun, ibu dan kaum keluarganya menghendaki Margareta agar segera menikah. Mereka khawatir karena Margareta mulai membawa anak-anak pengemis ke rumah dan mengajar agama kepada mereka. Margareta bingung apakah ia hendak menikah dengan orang kaya yang meminangnya agar ia dapat mengentas keluarganya dari kemiskinan, ataukah masuk biara. Hingga suatu malam, ia mendapat penampakan : Yesus yang penuh luka karena baru saja didera menegur Margareta akan ketidaksetiaannya kepada-Nya setelah Ia sendiri begitu banyak membuktikan kasih-Nya kepada Margareta.

Akhirnya, pada tanggal 25 Mei 1667 Margareta Maria masuk Biara Visitasi di  Paray-le-Monial dan mengucapkan kaul kekalnya pada bulan November 1672.  Margareta dikenal sebagai seorang biarawati yang baik dan rendah hati. Tetapi ia sering membuat kesal para suster yang lainnya karena ia seorang yang lambat dan canggung dalam bekerja. Pada tahun 1675, ia mendapat penampakan Yesus di mana Yesus menunjukkan Hati-Nya yang berdarah. Yesus mengatakan kepadanya betapa Ia mengasihi seluruh umat manusia dan Ia ingin agar Margareta menyebarkan devosi kepada Hati-Nya Yang Mahakudus. Suatu tugas yang amat berat.

Banyak orang tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri padanya. Sebagian malahan marah kepadanya atas usahanya menyebarkan suatu devosi baru. Hal-hal demikian membuat Margareta sangat menderita. Namun demikian ia tetap setia melaksanakan kehendak Allah. Dalam suatu penampakan Yesus memberitahukan bahwa Ia akan mengutus seorang imam yang saleh untuk membantu dan membimbingnya. Imam saleh itu adalah Santo Claude de la Colombière, SJ.

Diilhami oleh Yesus sendiri, Margareta Maria menetapkan Jam Suci yaitu jam sebelas malam sampai tengah malam menjelang fajar Jumat Pertama setiap bulan. Saat Jam Suci, Margareta berdoa dengan meniarap (Prostratio: mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan dirinya di hadapan Allah dan menyampaikan penghormatan dan kerendahan hati secara paling intensif) dengan mukanya mencium tanah. Ia berdoa untuk bersama-sama dengan Yesus menanggung sengsara sakrat maut yang dialami Yesus di  Taman Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan-Nya seorang diri. Yesus menyatakan kerinduan hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya Yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan. Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margareta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima Komuni Kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut. Devosi ini dilakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Sakramen Mahakudus. Yesus menyebut Margareta Maria sebagai “Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus”, serta pewaris semua kekayaan hati-Nya.

Cinta kepada Hati Yesus Yang Mahakudus adalah api yang membakar jiwa St. Margareta Maria, dan devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus adalah masalah yang selalu diulang-ulangnya di semua tulisannya. Yesus memberkati usaha keras dan pengorbanan Margareta. Sekarang, devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus yang indah ini telah dipraktekkan di seluruh dunia.          

St Margareta Maria Alacoque meninggal pada tanggal 17 Oktober 1690, jenazahnya tetap utuh hingga kini. Bulan Maret 1824 ia diangkat sebagai Venerabilis oleh Paus Leo XII. Tanggal 18 September 1864 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX dan pada tahun 1920 ia kanonisasi oleh Paus Benediktus XV. Pestanya dirayakan setiap tanggal 16 Oktober.

Arti Nama

Berasal dari kata Latin: Margarita, yang sebenarnya berasal dari kata Yunani μαργαριτης (margarites) yang berarti “Mutiara”

Variasi Nama

Margarid, Margarit (Armenian), Margarita (Bulgarian), Margarida (Catalan), Margareta (Croatian), Markéta (Czech), Margareta, Margit, Margrethe, Grete, Grethe, Margarethe, Merete, Meta, Mette, Rita (Danish), Margareta, Margaretha, Margriet, Greet, Greetje, Griet, Margreet (Dutch), Margery, Margaretta, Marjorie, Marjory (English), Maret (Estonian), Maarit, Margareta, Marketta, Margareeta, Reeta, Reetta (Finnish), Marguerite, Margaux, Margot (French), Margarida (Galician), Margareta, Margarete, Margaretha, Margarethe, Greta, Gretchen, Grete, Gretel, Margrit, Meta, Rita (German), Margaréta, Margit, Margita, Gréta, Rita (Hungarian), Margrét (Icelandic), Mairéad (Irish), Margherita, Rita (Italian), Margarita (Late Roman), Margreet, Greet (Limburgish), Margarita (Lithuanian), Margaid, Paaie (Manx), Meggy (Medieval English), Margareta, Margit, Margrete, Margrethe, Grete, Grethe, Marit, Marita, Meta, Mette, Rita (Norwegian), Margarida (Occitan), Małgorzata, Marzena (Polish), Margarida, Rita (Portuguese), Margareta (Romanian), Margarita (Russian), Maighread, Mairead, Maisie, Marsaili, Mysie, Peigi (Scottish), Margita, Markéta (Slovak), Margareta, Marjeta (Slovene), Margarita, Rita (Spanish), Margareta, Margit, Greta, Marit, Marita, Märta, Merit, Meta, Rita (Swedish), Marged, Mererid, Mared, Megan (Welsh)

Bentuk Pendek :

Madge, Mae, Maggie, Mamie, Marge, Margie, May, Meg, Mayme, Midge, Peg, Peggie, Peggy

Sumber:  https://katakombe.org/para-kudus/oktober/margareta-maria-alacoque.html

1 Comment

  • Firmus dega Oktober 16, 2024 at 8:29 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment