Sabtu, 01 Februari 2025 – Hari Biasa Pekan III

Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Lukas 1:69-70⁣

Allah mengangkat bagi kita seorang penyelamat putra Daud, hamba-Nya, yang gagah perkasa. Seperti dijanjikan Nya dari sedia kala dengan perantaraan nabi Nya yang kudus.⁣

PENGANTAR⁣: 

Penuh iman Abraham tinggal di tanah yang dijanjikan kepada nya sebagai orang asing. la diam di kemah, sebab ia selalu dalam perjalanan menuju kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Boleh jadi diserang prahara juga. Orang yang kurang percaya akan menjadi cemas, jika lupa bahwa Tuhan besertanya.⁣

DOA KOLEKTAN:

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber iman dan harapan, Engkau memanggil kami dengan sabda-Mu, agar berangkat dan menyiapkan kedamaian. Semoga kami memperoleh iman yang menjiwai Abraham serta memandang Putra-Mu yang menjadi jaminan janji-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….⁣

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 11:1-2.8-19

“Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri.”

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit atau pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Dalam iman, mereka semua telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke sana. Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai, ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

KIDUNG TANGGAPAN: Lukas 2:69-70.71-72.73-75

Ref. Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.

  1. Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala, dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.

  2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.

  3. Sebab ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh. Agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U :Alleluya
S : (Yoh 13:16) Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 4:35-41

“Angin dan danau pun taat kepada Yesus.”

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot SCJ 

Vivat Cor Iesus per Cor Mariae. Hiduplah hati Kudus Yesus Melalui Hati Maria. 

Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Rumah SCJ Cipinang Cempedak Jakarta Timur Indonesia, dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Sabtu, 01 Februari 2025, Hari Biasa Pekan ke 3. Tema Resi kita kali ini adalah:”Percaya di tengah badai kehidupan.. Marilah kita mempersiapkan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

Para Sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Dalam bacaan injil hari ini dikisahkan bahwa Tuhan Yesus dan para murid menyeberang ke seberang danau. Pada saat itu pada waktu mereka berada di tengah danau, datanglah badai besar menerpa perahu mereka. Datanglah ombak besar menghantam, dan perahu mereka hampir tenggelam. Sementara itu, Tuhan Yesus nampak tertidur di buritan kapal. Para murid yang ketakutan bergegas membangunkan Tuhan Yesus dan berteriak, “Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa?” Yesus lalu bangun, menghardik angin dan danau hingga semuanya menjadi teduh. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Para sahabatku, kisah ini menjadi gambaran tentang iman kita. Ada saatnya dalam hidup, kita mengalami badai kehidupan, kita merasa diombang ambingkan oleh badai persoalan, ketakutan, dan kecemasan. Lalu apa yang bisa kita ambil maknanya melalui kisah dalam Injil hari ini? Saya menawarkan 3 hal saja:

  1. Tuhan Ada Bersama Kita, Meski Terlihat Diam: Tuhan Yesus berada di perahu bersama murid-murid-Nya, tetapi Ia tertidur. Bukan berarti bahwa Tuhan tidak peduli, tetapi karena Ia tahu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sering kali, dalam hidup, kita merasa Tuhan hanya diam saja saat kita menghadapi kesulitan. Namun, apakah kita sadar bahwa Tuhan sesungguhnya tetap hadir? Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, oang jawa mengatakan “Gusti mboten sare.” (Tuhan tidak tidur) Hanya saja Tuhan ingin agar kita belajar percaya meski tidak melihat secara langsung pertolongan-Nya.

    Refleksi: Apakah aku masih percaya bahwa Tuhan hadir dalam hidupku meskipun aku merasa Dia diam?

  2. Iman yang Kuat Melampaui Ketakutan: Ketakutan para murid menunjukkan bahwa iman mereka masih lemah. Tuhan Yesus bertanya, “Mengapa kamu tidak percaya?” Hal ini adalah undangan bagi kita untuk bertumbuh dalam iman. Saat badai kehidupan datang – masalah dalam keluarga, pekerjaan, panggilan hidup – apakah kita memilih untuk panik dan takut, atau kita memilih untuk percaya bahwa Tuhan berkuasa atas semuanya itu?

    Refleksi: Dalam situasi sulit, apakah aku lebih sering dikuasai oleh ketakutan atau percaya bahwa Tuhan sanggup menolong?

  3. Yesus Berkuasa Atas Segala Badai Hidup: Hanya dengan satu kata, Tuhan Yesus meredakan badai. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa Tuhan lebih besar dari segala tantangan kita yang kita hadapi. Badai mungkin besar, tetapi Kuasa dan Cinta Tuhan jauh lebih besar. Kita semua dipanggil untuk tidak hanya melihat badai, tetapi terlebih juga percaya pada kekuatan-Nya yang sanggup mengubah segalanya.

    Refleksi: Apakah aku menyerahkan segala badai hidupku kepada Yesus dan percaya bahwa Ia akan menolongku tepat pada waktunya?

Nah para sahabat dan saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Kisah hari ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap badai kehidupan, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia selalu ada, “Gusti mboten sare” (Tuhan tidak tidur) bahkan ketika terasa diam. Yang kita butuhkan adalah percaya, iman yang teguh, keyakinan bahwa kuasa Tuhan lebih besar dari ketakutan kita. Mari saudari-saudaraku, kita melangkah dalam hidup dengan penuh kepercayaan, sebab Tuhan selalu ada di perahu kehidupan kita.

“Tuhan, ajarilah aku untuk percaya di tengah badai hidupku, sebab Engkau selalu ada bersamaku. Amin.” Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita. Amin.

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣: 

Allah Bapa mahasetia, kami mohon berilah kami Putra-Mu melalui roti anggur ini. Semoga kami patuh setia kepada kehendak-Mu, sebagaimana dilaksanakan Putra-Mu, bahkan sampai wafat di salib. Dialah Tuhan dan pengantara kami.⁣

ANTIFON KOMUNI – Ibrani 11:1⁣

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur karena dapat bernapas lagi dan memperoleh kekuatan baru dalam diri Yesus Putra-Mu. Semoga roti anggur ini menjadi lambang kehadiran dan bantuan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.⁣

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

  • Firmus dega Februari 1, 2025 at 9:12 am

    Makasih Br

    Reply

Leave a Comment