![](https://resi.dehonian.or.id/wp-content/uploads/2020/05/EDI-PRASETYO.jpg)
Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Petrus Kenten Palembang – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Maz 95:6-7
Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
PENGANTAR:
Dewasa ini Gereja membutuhkan orang-orang yang dengan gagah berani mau menjadi pewarta kabar keselamatan Allah. Keberanian ini sangat cocok dengan apa yang diserukan Nabi Yesaya hari ini, “Inila aku, utuslah aku!” Apakah masing-masing dari kita juga berani mengatakan seperti itu? Kita mohon agar Ekaristi ini sungguh menumbuhkan keberanian dalam diri kita oleh karena cinta Tuhan yang nyata dalam Tubuh dan Darah-Nya. Tuhan Yesus menyemangati Petrus dan teman-teman untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam, “Duc in Altum”. Untuk memiliki keberanian perutusan yang kuat, kita membutuhkan keyakinan bahwa Tuhan Yesus menyertai kita melalui Tubuh dan Darah-Nya yang telah dicurahkan bagi kita semua.
DOA KOLEKTAN:
Marilah bedoa: Ya Allah, kehadiran Putra-Mu di tengah-tengah kami selalu membawa berkat yang melimpah. Semoga kami semakin mengagumi dan mengimani Putra-Mu itu serta dengan rela hati menjadi utusan-Nya untuk membangun Gereja demi semakin tegaknya Kerajaan-Mu di dunia ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yesaya 6:1-2a.3-8
“Inilah aku, utuslah aku!”
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
-
Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
-
Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
-
Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
-
Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15:1-11 (Singkat: 15:3-8.11)
“Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.”
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Mat 4:19) Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 5:1-11
“Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.”
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Edi Prasetyo SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Pendengar Resi Dehonian terkasih, Jumpa kembali dengan saya, Romo Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Petrus Palembang, dalam Resi – Renungan Singkat Dehonian edisi Minggu, 9 Februari 2025.
Saudara/I, Para Sahabat Hati Kudus Yesus yang terkasih. Hari ini, kita merenungkan bagaiman Yesus memanggil Simon Petrus dan para murid-Nya untuk menjadi “penjala manusia.” Kisah ini menggambarkan sebuah perjalanan iman yang penuh tantangan, tetapi juga dipenuhi berkat bagi mereka yang berani melangkah keluar dari zona nyaman mereka dalam iman. Ada beberapa hal yang dapat kita renungkan bersama
-
Pertama, Ketika Yesus meminta untuk menebarkan jala,Simon awalnya ragu karena sepanjang malam mereka tidak menangkap apa pun. Namun, dengan kerendahan hati, Simon berkata, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (Lukas 5:5). Sikap Simon ini mengajarkan kita untuk percaya pada Tuhan meskipun kita tidak selalu memahami rencana-Nya. Dalam hidup, kita mungkin menghadapi kegagalan, tetapi iman mengajarkan kita untuk tetap berusaha atas dasar firman Tuhan.
-
Kedua, Setelah Simon menebarkan jala, mereka menangkap begitu banyak ikan hingga jala mulai koyak. Ini menunjukkan bahwa ketika kita taat kepada Tuhan dan melaksanakan kehendakNya, Dia mampu melakukan hal-hal yang jauh melampaui pemikiran kita. Tuhan ingin kita semua percaya bahwa kuasa-Nya bekerja sungguh dalam kehidupan kita, bahkan ketika kita merasa tidak mampu atau tidak cukup baik.
-
Ketiga, Setelah menyaksikan mukjizat itu, Simon merasa tidak layak di hadapan Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Lukas 5:8). Tetapi Yesus justru mengundang mereka untuk suatu misi yang lebih besar: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lukas 5:10). Ini adalah panggilan bagi setiap orang muda untuk keluar dari zona nyaman dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Tuhan memanggil kita bukan karena kita hebat, sempurna, atau suci tetapi karena Dia ingin menjadikan kita alat-Nya untuk membawa kasih dan kebenaran ke dunia kendati kita rapuh, mudah jatuh dalam dosa dan kesenangan hidup kita. Pelayanan bukan hanya tugas para imam atau biarawan, tetapi merupakan panggilan bagi setiap umat beriman. Kita bisa terlibat dalam berbagai bidang pelayanan seperti tugas-tugas pelayanan liturgi, katekese, atau berbagai kegiatan social. Dengan demikian, kita bukan hanya menjadi pengikut Kristus, tetapi juga penggerak komunitas yang membawa banyak jiwa semakin dekat kepada-Nya. Setiap tindakan kecil dalam pelayanan, jika dilakukan dengan kasih, akan berdampak besar dalam kehidupan sesama.
Amin
[…] Renungan : Romo Antonius Edi Prasetyo SCJ dari Komunitas SCJ Paroki St. Petrus PalembangSumber : https://resi.dehonian.or.id/2025/02/08/minggu-09-februari-2025-hari-minggu-biasa-v/ […]