Jumat, 22 Agustus 2025 – Peringatan Wajib. St. Perawan Maria, Ratu

Rm. YAM. Fridho Mulya SCJ Dari Komunitas SCJ Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegalrejo Belitang OKUT SumSel – Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warta dan selubungnya berkilau laksana emas.

PENGANTAR:

Rasanya tidak selaras dengan Kitab Suci, memberikan gelar ratu kepada seorang gadis sederhana dari Nazaret. Ia sendiri ingin menjadi hamba Tuhan. Keratuannya memang bukan dari dunia ini, bukan karena keindahan dan kemewahan lahiriah. Ia Ratu iman, iman yang sederhana dan mendalam. Ratu kesetiaan yang rendah hati dan konsekueN. Dialah sungguh-sungguh ‘first lady’.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, Raja mahamulia, Engkau sudah menentukan Bunda Putera-Mu menjadi Bunda dan Ratu kami. Sudilah menyokong kami berkat doanya, agar kami memperoleh kemuliaan anak-anak-Mu dalam kerajaan surga. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Rut 1:1.3-6.14b-16.22

“Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem.”

Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi, “Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.” Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 146:5-6.7.8-9a.9bc-10

Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

  1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

  2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

  3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.

  4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun!

BAIT PENGANTAR:

U : Alleluya
S : (Mzm 25:5c,5a) Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 22:34-40

“Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN: 

“Kasihilah Tuhan, Allahmu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Yesus menjawab orang Farisi dengan sangat sederhana namun mendalam: hukum yang terutama adalah kasih. Ada dua arah kasih: ke atas (kepada Allah) dan ke samping (kepada sesama). Namun sesungguhnya keduanya tidak bisa dipisahkan. Mengasihi Allah berarti juga mengasihi ciptaan-Nya. Sebaliknya, kasih pada sesama menjadi tanda nyata kasih kita kepada Allah.

Sering kali kita terjebak pada banyak aturan dan kewajiban, sampai lupa bahwa inti semua hukum adalah kasih. Tanpa kasih, doa menjadi rutinitas kosong, pelayanan menjadi beban, dan hidup bersama menjadi penuh persaingan. Kasih membuat segalanya hidup.

Hari ini, marilah kita bertanya pada diri sendiri:

  • Sudahkah aku sungguh menaruh Allah sebagai yang terutama dalam hidupku?

  • Sudahkah kasihku kepada sesama mencerminkan kasih Allah, bahkan pada mereka yang sulit kukasihi?

Kasih bukan sekadar perasaan, tetapi keputusan untuk memberi diri.

BACAAN DARI PW ST. PERAWAN MARIA RATU

BACAAN PERTAMA :Bacaan dari Kitab Yesaya 9: 1-6

Besarlah kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan.

Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau ya Tuhan, telah menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu. Seperti orang bersukacita waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan kepada kita: lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan seorang menyebut dia: Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai. Besarlah kekuasaannya dan damai sejahtera tidak berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkan kerajaannya itu dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan ini.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 113:1-2.3-4.5-6.7-8, R:2

Ref: Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan sekarang dan selama-lamanya.

  1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.

  2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.

  3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

  4. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan bangsawan bangsanya.

BAIT PENGANTAR

U : Alleluia.
S : (Lukas 1;28) Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Suci menurut Lukas 1:26-38

Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya pada hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. YAM. Fridho Mulya SCJ

Vivat Cor Iesi per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Jumpa dengan saya Rm. Y.A.M Fridho Mulya SCJ dari Komunitas Santa Maria Tak Bernoda Tegalrejo Belitang OKU Timur Sum-Sel, membawakan RESI (Renungan Singkat) pada Hari Peringatan Wajib Santa Maria Ratu. Mari kita membaca Injil

Para pendengar RESI yang dikasihi Hati Yesus, sepertinya kurang pas Maria gadis desa Nasaret, bukan wanita kaya, gadis sederhana menerima gelar Ratu. Ketika mendengar kabar dari Malaikat Gabriel, dia menyatakan dengan ketulisan hati mau menjadi hamba Tuhan. Ungkapan yang semakin menguatkan akan kesederhanaannya sebagai orang sederhana yang tidak punya kekuatan apa-apa. Sederhana bukan hina, tapi berharga di mata Tuhan.

Dari kesederhanaannya itu, Maria menjadi teladan kerendahan hati, tak mengagungkan diri, tak menonjolkan diri. Dia hamba Tuhan, manusia setia yang mempersembahkan dirinya seluruh hidup jiwa dan raganya untuk mengikuti dan melaksanakan kehendak Tuhan. Menerima, mengandung Yesus dan melahirkanNya, menyertai perjalanan Putranya sampai Golgota, gunung keselamatan. Maria memiliki iman yang amat sangat terlalu mendalam, yang tidak ada manusia lain menyamai imannya.

Ke-ratu-an Maria bukan dari kemewahan dunia, tetapi dari imannya. Maria Ratu iman. Ratu kesetiaan yang rendah hati yang konsekwen dengan apa yang ia ungkapkan. Menjadi Bunda Tuhan dan Bunda kita. Ratu kita, Maria Adalah benar-benar “first lady

Mari, kita meniru Maria dalam hidup ini, rendah hati, setia senantiasa mencari dan menjalankan kehendak Tuhan, menguatkan iman, iman yang tak tergoncangkan oleh badai apapun. Berserah pada kehendak dan penyelenggaraan Tuhan. Profidentia Dei.

Bunga-bunga indah warnanya
Indah marna mengusik jiwa
Bunda Maria ratu kita
Ratu iman nan selalu setia

Bunga indah mengusik jiwa
Jiwa damai di dalam Tuhan
Aku mau seperti Maria
Beriman mendalam tak tergoncangkan

Tuhan kuatkan iman kami, agar senantiasa kokoh-kuat menghadapi dan menjalani gelombang kehidupan ini, seperti Maria. Demikian Resi hari ini. Tuhan memberkati, Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang maharahim, kami mempersembahkan roti dan anggur ini untuk merayakan peringatan Santa Perawan Maria. Semoga Putera-Mu yang menjelma menguatkan kami, karena Ia sudah menyerahkan diri pada salib sebagai kurban yang tak bernoda. Dialah Tuhan,…

ANTIFON KOMUNI:

Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahamurah, pada peringatan Santa Perawan Maria, kami sudah menyambut santapan surgawi. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami layak turut serta dalam perjamuan abadi. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santa Perawan Maria Ratu (St. Maria Regina)

Santa Maria Regina atau Santa Perawan Maria Ratu dirayakan peringatannya setiapa tanggal 22 Agustus oleh Gereja Karolik Roma. Maria disebut Ratu oleh karena Kristus adalah Raja. Konsili Vatikan II meneruskan tradisi sejak abad IV, menegaskan kembali ajaran tentang keratuan Maria: “Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya” (Lumen Gentium59). Gelar Ratu diberikan untuk menunjukkan secara resmi keadaan SP Maria yang bertahta di sisi Puteranya, Raja Kemuliaan. Gelar sebagai Ratu beserta kekuasaannya telah diperkenalkan di lingkungan rahib Benediktin sejak awal abad XII. Nyanyian yang amat terkenal Salve Regina sudah diketahui dalam abad XI. Madah itu merupakan ungkapan khas para rahib dalam menyatakan permohonan kepada SP Maria.

Mengapa Sang Bunda digelari Ratu? Sejenak kita lihat dalam Kitab Suci:

Keratuan Maria bisa dimengerti sebagai ambil bagian secara unggul dalam imamat rajawi umat Perjanjian Baru (bdk. 1Ptr 2:9-10). Semua orang dipanggil untuk memerintah bersama Kristus (bdk 2Tim 2:12; Why 22:5). SP Maria merupakan yang pertama dari semua orang yang terpanggil untuk memerintah bersama Kristus untuk selama-lamanya.

Keratuan Maria juga merupakan konsekuensi keikutsertaan Bunda Maria dalam misteri Paska Puteranya yang dinyatakan dalam perendahan diri, penderitaan dan kemuliaan (bdk Flp 2:6-11). Oleh karena Maria telah turut serta dalam merendahkan diri sebagai hamba dan mengalami sengsara bersama Kristus, maka layaklah Bunda Maria mengalami kemuliaan bersama Kristus.
Keratuan SP Maria adalah tujuan akhir dari perjalanan sebagai murid. Pada akhir hidupnya di dunia SP Maria dipindahkan ke dalam Kerajaan Puteranya (bdk. Kol 1:13) dan menerima kepenuhan “mahkota kehidupan” (bdk Why 2:10; 1Kor 9:25). Tujuan akhir ini mempunyai makna bagi Gereja dan seluruh ciptaan, sebab SP Maria yang kini telah bersatu sepenuhnya dengan Kristus merupakan gambar arah perjalanan sejarah Gereja dan seluruh ciptaan menuju “langit dan bumi yang baru” (Why 21:1), suatu kediaman bersama Allah di mana “tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (Why 21:4).

Paus Pius XII menyebut Maria sebagai Ratu karena ia adalah Bunda Kristus dan juga karena seturut kehendak Allah ia memainkan peranan yang unik dalam karya Penebusan Tuhan. “…sebagaimana Puteranya, Maria mengalahkan maut dan diangkat dengan badan dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi, di mana sebagai ratu ia duduk dalam kemegahan di sisi Puteranya, Raja abadi” (Pius XII, Munificentissimus Deus; Acta Apostolicae Sedis42 (1950). Gelar Maria sebagai Ratu dinyatakan dalam dokumen Gereja, khususnya dalam ensiklik Pius XII’s Ad caeli reginam (Acta Apostolicae Sedis 46 (1954). Pius XII menegaskan keratuan Maria dengan memasukkan dalam kalender liturgi tanggal 31 Mei sebagai pesta Maria Ratu.

Ketika kalender liturgi diperbaharui pada tahun 1969, pesta SP Ratu diubah menjadi tanggal 22 Agustus, yaitu dalam oktaf atau hari ke delapan sesudah Hari Raya Pengangkatan SP Maria ke Surga. Pesta liturgis yang baru ini bisa dipandang sebagai kelanjutan dari ketentuan tentang pengangkatan Maria ke surga, dan sebagai penegasan tentang pengantaraan Maria. Pius XII mempersembahkan dunia kepada Hati Maria Tak Bernoda, Bunda dan Ratu, pada tanggal 31 Oktober 1942, sebagai pengakuan publik akan keratuan Maria sebagaimana kerajaan Kristus. Rumusannya berbunyi: “Sebagaimana Gereja dan seluruh umat manusia dipersembahkan kepada Hati Kudus Yesus… maka dengan cara yang sama kami pun mempersembahkan diri untuk selama-lamanya kepadamu dan kepada Hatimu yang Tak Bernoda, Bunda kami dan Ratu dunia, agar cinta dan perlindunganmu mempercepat kemenangan kerajaan Allah” (Acta Apostolicae Sedis 34 (1942).

No Comments

Leave a Comment