Sabtu, 20 September 2025 – Peringatan Wajib St. Andreas Kim Tae-gŏn, Imam dan St. Paulus Chŏng Ha-san

Rm. FX Joko Susilo SCJ dari Komunitas SCJ Bogotá–Kolombia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersuka ria selamanya.

PENGANTAR:

“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” demikianlah ucapan St Adreas Kim Taegon seorang imam yang kita peringati pada hari ini bersama dengan St. Paulus Chong Hasang seorang awam. Yesus menghendaki agar semua orang menjadi putra dan putri Bapa-Nya. Maka kita lalu dapat mencari kehendak Bapa. Dan kita menjadi saudara-saudari Yesus, anggota keluarga besar Bapa di surga.

DOA KOLEKTAN:

Marilah bedoa: Tuhan perisai dan pelindung kami, kuatkanlah kiranya kami berkat santapan suci ini, agar kami mampu mengikuti teladan Santo Andreas Kim Taegon & St. Paulus Chong Hasang, martir-Mu. Semoga kami diteguhkan oleh Roh-Mu, sehingga brsedia mewartakan kebenaran-Mu, yaitu kabar gembira bagi seluruh dunia. Demi Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius 6:13-16

“Taatilah perintah ini tanpa cacat sampai saat kedatangan Tuhan.”

Saudara terkasih, di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau, “Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 100:2.3.4.5

Ref. Datanglah menghadap Tuhan dengan sorak-sorai.
Atau: Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

  1. Beribadatlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!

  2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

  3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!

  4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Luk 8:15) Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 8:4-15

“Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”

Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. FX Joko Susilo SCJ

Vivat Cor Jesus, Per Cor Mariae. Hidup Hati Jesus melalui Hati Bunda Maria.

Sahabat pendengar Resi Dehonian yang terkasih. Berbuah suburlah benih yang tumbuh di tempat seseorang percaya, di mana seseorang membuka diri terhadap iman, di mana seseorang menerima tawaran Injil. Dalam pengalaman kehidupan, benih ini memiliki kuasa untuk melakukan hal-hal yang mengejutkan, terutama di saat semua harapan tampak sirna. Benih yang ditabur adalah kehidupan Yesus sendiri. Betapa dahsyatnya kuasa pengharapan yang datang kepada kita dari kematian benih ini, yaitu Yesus.

Sahabat pendengar Resi Dehonian yang terkasih. Dalam bulan Kitab Suci ini, melalui terang sabda Tuhan hari ini. Mari kita bertanya dalam diri kita. Percayakah kita bahwa benih yang ditabur Allah dengan kedua tangan-Nya dalam hidup kita masih dapat berbuah? Apakah kita sudah memberi benih ini kesempatan bertumbuh di dalam hati kita?

Ada benih yang ditabur Allah, bahkan di tanah yang tandus, sulit atau tampaknya tidak produktif. Allah tidak pernah menyerah pada impian untuk membuka lembaran baru dalam sejarah hidup kita. Allah terus menabur benih, sebuah tindakan pengharapan bagi kita masing-masing. Kiranya itulah kekuatan iman dan harapan yang ada dalam diri Santo Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasan dan kawan-kawan, yang menghantar mereka para mahkota kemartiran dan membuahkan iman yang subur di Korea. Semoga Tuhan memberkati kita dengan kasih-Nya yang tak terbatas. + Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN: 

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, ajarilah kami memahami kehendak-Mu berkat roti anggur ini, dan bimbinglah kami menempuh jalan yang telah dilalui Yesus Putra-Mu, Tuhan ….

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 119:35

Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa Maha Pengasih, kami bersyukur karena Engkau berkenan menerima kami sebagaimana adanya. Kami mohon dilimpahi sikap dan semangat ramah tamah terhadap siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

St. Andreas Kim Tae-gŏn, Imam dan St. Paulus Chŏng Ha-san, Martir

St. Andreas Kim Tae-gŏn

St.Andreas Kim Taegon (김대건 안드레아) adalah imam Katolik pertama dari Korea. Di akhir abad ke-18, agama Katolik Roma di Korea mulai “secara sangat perlahan mengakar”, dan diperkenalkan oleh para umat awam. Baru pada tahun 1836 Korea menerima kedatangan para imam misionaris yakni para biarawan MEP (Mission Etrangères de Paris) dari Perancis.

Andreas Kim Taegon terlahir di tengah keluarga terpandang masyarakat Korea saat itu (yangban), orang tua Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan karena itu ayahnya kemudian dihukum mati. Menjadi Kristen – suatu tindakan terlarang di Korea saat itu yang sangat kental Konfusianisme-nya. Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau dan ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai setelah enam tahun. Ia kemudian kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil.

Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristiani ditindas keras dan banyak umat Kristiani yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktekkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati selama masa ini. Pada tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata terakhirnya adalah:

Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Andreas Kim Taegon bersama dengan 102 orang Martir Korea lainnya, termasuk diantaranya St.Paulus Chong Hasang. Hari raya penghormatan kepada mereka adalah tanggal 20 September.

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/september/andreas-kim-taegon.html

 

St. Paulus Chŏng Ha-san

Santo Paulus Chong Hasang adalah salah seorang pendiri Gereja Katolik di Korea. Ia juga salah satu dari 103 Martir Korea yang wafat sebagai saksi Kristus pada masa penganiayaan umat kristen di Korea (1839 -1867).

Ayahnya adalah Yak Jong yang tewas sebagi martir pada tahun 1801 dimasa penganiayaan Shin-Yu. Pada masa itu penganiayaan terhadap iman kristen telah menewaskan semua pemuka Kristiani di Korea. Ibunya adalah santa Cecilia Yu, dan seorang saudaranya juga menjadi seorang kudus yaitu santo Jung Hye.

Paulus Chong Hasang berusaha keras untuk mempersatukan kembali umat Kristen yang tercerai-berai, dan mendorong mereka untuk menjaga iman dan menjalankan keyakinan mereka. Dia menulis Sang-Je-Sang-Su yang menjelaskan kepada pemerintah Korea bahwa Gereja Katolik bukanlah sebuah ancaman bagi mereka.

Paulus menyeberang ke Cina sembilan kali, bekerja sebagai pelayan untuk korps diplomatik Korea. Di sana ia juga berusaha meminta bantuan uskup Beijing agar dapat mengirimkan lebih banyak imam ke Korea. Paulus bahkan memohon bantuan langsung ke Roma. Usahanya membuahkan hasil nyata ketika pada tanggal 9 September 1831, Paus Gregorius X resmi mendirikan sebuah keuskupan di Korea.

Ketika para misionaris  mulai diutus ke Korea, Paulus masuk seminari. Namun sebelum sempat ditahbiskan menjadi seorang imam, Paulus tewas sebagai martir pada tahun 1839, ketika Kaisar Hye Gi mulai menganiaya orang-orang Kristen.

 

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/september/paulus-chong-hasang.html

No Comments

Leave a Comment