Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Palembang Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 79:4.2
Datanglah, ya Tuhan, tampakkanlah wajah-Mu, maka selamatlah kami.
PENGANTAR
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, demikianlah kata sebuah pepatah. Hidup tokoh-tokoh besar merupakan ajakan dan tantangan bagi kita untuk mengikuti jejaknya. Tetapi, bila ukuran hidupnya terlalu besar, sering kita malahan menyingkirkan semuanya. Nabi Elia dan juga Yohanes Pembaptis menonjol di atas orang biasa. Menyingkirkan ajakannya berarti mengakui kekalahan kita. Menyongsong Natal mengandaikan mau mengakui dan mengikuti jejak para nabi sejati.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa mahakuasa, terbitkanlah cahaya kemuliaan-Mu dalam hati kami dan usirlah kegelapan malam. Semoga pada saat Putra-Mu datang, nyatalah kami ini putra-putri cahaya. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, …
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh 48:1-4.9-11
“Elia akan datang lagi.”
Dahulu kala tampillah Nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ref. Bangkitkanlah, ya Tuhan, kegagahan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
-
Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
-
Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
-
Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Lukas 3:4.6) Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 17:10-13
“Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia.”
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Yesus menjawab, “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
MENGHADIRKAN KEMULIAAN ALLAH
Para pencinta Resi yang terkasih dan mengasihi Tuhan di mana pun berada. Semua orang termasuk kita, pastinya mendambakan hidup yang penuh kemuliaan. Tak dapat dipungkiri bahwa secara manusiawi kita ingin nama kita selalu mulia dalam seluruh apa yang kita lakukan bagi orang lain. Kita juga berjuang dengan karya dan pekerjaan untuk mendapatkan kemuliaan dalam hidup. Seandainya mungkin, kita pun menghendaki kedudukan dan pekerjaan yang mulia. Orangtua pun selalu berharap bahwa anak-anak mereka akan memiliki kemuliaan di masa depannya. Hal ini pula yang ingin dinikmati berlama-lama oleh tiga murid Yesus yang melihat dan menikmati kemuliaan Tuhan Yesus di atas sebuah gunung. Dalam konteks tersebut, Yesus justru mengajak mereka turun gunung dan melarang mereka untuk menceritakan pengalaman indah mereka. Mengapa?
“Betapa bahagianya kami di sini”, begitulah kata-kata Petrus saat menyaksikan dan mengalami kemuliaan Yesus. Namun mereka tidak memahami kemuliaan sejati yang akan diberikan oleh Tuhan Yesus. Mereka terbuai akan konsep kemuliaan manusiawi semata. Karena itu, Yesus mengajak turun gunung agar mereka bangun dari buaian Impian manusiawi dan Kembali dalam kehidupan nyata sehari-hari. Bahkan Yesus melarang mereka menceritakan pengalaman indah itu hingga Anak Manusia dibangkitkan.
Kebangkitan Yesus menjadi ‘kemuliaan sejati’ yang juga akan dialami oleh setiap muridNya. Tetapi, sebelum bangkit mulia, Yesus harus mengalami aneka penderitaan yang didapatkan dari seluruh pengalaman hidup sehari-hari sebagai manusia yang taat kepada kehendak Bapa. Hal ini yang perlu dimengerti dan dihayati dahulu oleh para semua Murid-muridNya. Kemuliaan manusia adalah Ketika dia mampu bertahan setia kepada kehendak Allah dengan tetap menjaga martabat hidupnya selaku anak Allah. Penghayatan ini diperjuangkan dalam seluruh pengalaman hidup sehari-hari dalam semua tantangan, kesulitan, suka dan duka.
Saudara-saudariku terkasih, kemuliaan Allah hadir dalam seluruh ciptaan dan karyaNya. Nabi Musa, Elia,Yohanes dan Yesus sudah hadir di dunia, ada Bersama manusia mewartakan kemuliaan Allah, namun banyak insan manusia yang menolaknya. Bagaimana dengan kita? Ingat, Yesus lahir di kandang karena tidak ada tempat bagi Maria untuk melahirkan. Adven menjadi masa bagi kita untuk menyiapkan hati kita menjadi tempat yang layak bagi kehadiran Yesus Sang Imanuel, namun adakah tempat bagi kita? Atau kita mengikuti hingar bingar perayaan Natal dengan segala kemuliaan dan kemeriahan duniawi? Yesus memuliakan hidup kita dengan cara yang sangat sederhana, manusiawi dan melalui kehidupan sehari-hari umat manusia. Saudara-saudariku, Mari kita Kembali dalam kehidupan kita masing-masing dan kita muliakan Dia, dengan seluruh aspek kehidupan kita; melalui kehadiran kita, sapaan kita, kepedulian terhadap sesama, damai dan sukacita yang senantiasa kita bagikan. Dengan car aitu, kita telah menghadirkan kemuliaan Allah bagi banyak orang. Tuhan memberkati.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa mahakudus, kami mohon, semoga persembahan bakti ini senantiasa diunjukkan kepada-Mu. Kiranya berkat roti anggur ini, rencana karya penyelamatan terlaksana sepenuhnya. Demi Kristus, ….
ANTIFON KOMUNI – Wahyu 22:12
Tuhan bersabda, “Lihatlah, Aku datang segera, dan Aku membawa serta anugerah-Ku bagi setiap orang menurut perbuatannya.”
DOA SESUDAH KOMUNI
Marilah berdoa: Allah Bapa mahakudus, semoga sakramen yang telah kami sambut, membersihkan kami dari segala kekurangan dan mempersiapkan hati dan budi kami menghadapi hari raya mendatang. Demi Kristus, ….
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Amin
Limpah Terimakasih Mo., permenungannya.
Amin.
Makasih untuk renungannya Romo ☇🕊