
Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKAAN – Mazmur 67:2-3
Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
PENGANTAR:
Di dunia ini masih terjadi kelaliman dan penindasan. Kematian Yohanes Pembaptis merupakan suatu contoh. Untuk mence gah itu Taurat Perjanjian Lama menetapkan setiap lima puluh tahun diadakan tahun Yobel. Orang harus kembali ke asal mula sebagaimana dikehendaki Tuhan.
DOA KOLEKTAN:
Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, Engkau lebih berkenan akan belas kasih daripada kurban. Kami mohon, semoga kami selalu berlaku jujur dan menghormati nama-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang…..
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Imamat 25:1.8-17
“Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya.”
Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, “Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya, dan kembali kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 67:2-3.5.7-8
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Atau: Hendaknya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah. Hendaknya semua bangsa bersyukur kepada-Mu.
-
Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
-
Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
-
Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Mat 5:10) Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 14:1-12
“Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus.”
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Maria. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para Sahabatku, Saudari-saudara yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas SCJ Cipinang-Cempedak Jakarta Indonesia.dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Sabtu, 02 Agustus 2025. Hari Biasa Pekan ke tujuhbelas (XVII). Semoga Belas Kasih dan Kerahiman dari Hati Yesus yang Maha Kudus memberkati anda semua. Amin.
Tema Resi kita kali ini adalah: “Kesetiaan dalam Kebenaran, Meski Berisiko.” Namun sebelumnya, mari kita persiapakan hati dan kita awali permenunga kita dengan tanda kemenangan kristus. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus..
Para sahabatku, Saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang kematian St. Yohanes Pembaptis. Saat mendengar karya Yesus. raja Herodes teringat akan Yohanes Pembaptis dan merasa bersalah karena telah memenggal kepala Yohanes. Yohanes dihukum karena menegur Herodes yang mengambil istri saudaranya. Meskipun tahu bahwa Yohanes adalah orang benar, Herodes tunduk pada tekanan publik dan sumpah yang diucapkannya di hadapan tamu-tamunya. Maka, demi menjaga gengsi, ia mengorbankan suara kenabian. Lalu apa hikmah dari peristiwa tersebut? Saya menawarkan 3 hal saja:
-
Kebenaran Memerlukan Keberanian.: Yohanes Pembaptis adalah gambaran keteguhan iman. Ia tidak kompromi dengan dosa, meski harus menghadapi penguasa. Ia lebih memilih kehilangan nyawa daripada kehilangan integritas. Dalam hidup kita, adakah kita berani bersuara membela kebenaran, walau itu tidak populer atau membuat kita berisiko?
-
Jangan Menjual Kebenaran Demi Gengsi atau Tekanan Sosial. Herodes tahu bahwa Yohanes adalah orang suci, tetapi ia memilih menyenangkan orang banyak daripada membela yang benar. Kadang dalam hidup, kita pun tergoda untuk “mengorbankan” nilai-nilai Injil demi kenyamanan, popularitas, atau tekanan relasi. Injil mengajak kita jujur dalam menghadapi pilihan-pilihan moral dalam hidup sehari-hari.
-
Suara Kenabian Tak Pernah Sia-sia. Walau Yohanes mati secara tragis, kesaksian hidupnya tetap bersinar. Ia menyiapkan jalan bagi Sang Mesias dan menjadi simbol kesetiaan pada suara hati. Kita semua dipanggil untuk menjadi “nabi kecil” dalam lingkungan kita — lewat hidup yang konsisten, jujur, dan membawa terang bagi sesama.
Makasih Br
Terimakasih Br Andreas untuk resi hari ini.Saya sangat terbantu untuk memahami firman – firman Tuhan. Saya selalu nantikan resi setiap hari. Semoga para Romo, Bruder, biarawan dan biarawati selalu teguh dalam karya pelayanan.Sehat selalu. Tuhan memberkati 🙏
Kembali kasih Bu Helena. Semoga menjadi berkat. Amin