Kamis, 14 Agustus 2025 – Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir

Fr Bofry Wahyu Samosir SCJ dari Komunitas SCJ Visma Vijaya Praya (VVP) Yogyakarta – Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA   – 1Sam 2:35

Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku.

PENGANTAR: 

“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun” demikianlah keyakinan Santo Maximilianus Maria Kolbe yang kita peringati hari ini. Bimbingan dan perlindungan kasih Bunda Maria yang dia wartakan memberikan kekuatan baginya untuk menggantikan posisi para tahanan yang akan di dihukum mati oleh kaum Nazi. Suatu suntikan carbolic acid mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941 dan dinyatakan kudus dan martir oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982.

DOA KOLEKTAN: 

Marilah berdoa: Allah Bapa Mahapengasih, dengan kekuatan-Mu, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah menghadapi derita martir dan mengurbankan nyawa demi kehidupan seorang saudara dalam Kristus. Pandanglah kelemahan kami dan berilah kami kekuatan, agar dapat menjadi saksi kebenaran dan cinta kasih-Mu dalam hidup dan mati kami. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu,…

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Yosua 3:7-10a.11.13-17

“Tabut perjanjian Tuhan akan mendahului kalian menyeberangi Sungai Yordan.”

Tuhan bersabda kepada Yosua, “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. Maka perintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian, demikian, ‘Setelah kalian sampai ke tepi air Sungai Yordan, haruslah kalian tetap berdiri di tengah Sungai Yordan.’” Yosua lalu berkata kepada orang Israel, “Datanglah mendekat dan dengarkanlah sabda Tuhan, Allahmu.” Lalu ia menyambung, “Dari hal inilah akan kalian ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kalian. Sungguh, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi akan mendahului kalian masuk ke Sungai Yordan. Begitu kaki para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berhenti di dalam air sungai, maka air Sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir dan menjadi bendungan.” Ketika bangsa Israel berangkat dari tempat perkemahan untuk menyeberangi Sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan. Segera sesudah para imam pengangkat tabut sampai ke Sungai Yordan, dan para imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu, maka berhentilah air mengalir. Padahal waktu itu musim panen, dan selama musim panen air sungai selalu meluap. Air yang turun dari hulu naik menjadi bendungan di kejauhan di dekat Adam, yaitu kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa Israel di hadapan Yerikho. Tetapi para imam pegangkat tabut perjanjian Tuhan tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah Sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai mereka semua selesai menyeberangi Sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 114:1-2.3-4.5-6

Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya

  1. Pada waktu Israel keluar dari Mesir, di kala kaum keturunan Yakub keluar dari bangsa yang asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, dan Israel wilayah kekuasaan-Nya.

  2. Laut melihatnya, lalu melarikan diri, dan Sungai Yordan berbalik ke hulu. Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan, dan bukit-bukit seperti anak domba.

  3. Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri, hai Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu? Ada apa, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat seperti domba jantan, hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Mzm 119:135) Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 18:21-19:1

“Aku berkata kepadamu, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni.”

Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahuu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seuruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Fr. Bofri Wahyu Samosir SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Mariae – Hiduplah Hati Yesus melalui hati Maria

Sahabat Pendengar Resi Dehonian terkasih, salam kasih dan salam jumpa bersama saya Fr. Bofry Wahyu Samosir, SCJ dari komunitas SCJ – Visma Vijaya Praya Yogyakarta – Indonesia, dalam Resi – Renungan Singkat – Dehonian edisi Kamis, 14 Agustus 2025, yang secara khusus memperingati Santo Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir. Sabda Tuhan yang akan kita dengar dan renungkan hari ini diambil dari Injil Matius 18:21–19:1.

Sahabat terkasih, dalam hidup ini, terutama di dalam keluarga, komunitas maupun di tempat kita bekerja dan berkarya, kita semua tentu terus berusaha membangun dan memiliki relasi persaudaraan yang baik bagi sesama. Namun, kadangkala, perkataan, candatawa, tindakan dan bahkan niat baik kita yang tak tersampaikan dengan baik, bisa membawa kesalahpahaman, kekecewaan serta goresan luka di hati kita maupun di dalam hati sesama. Secara manusiawi, pengalaman terluka ini tentu tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. Sebab hati kita tentu memerlukan kekuatan dan kedamaian agar bisa mengampuni sesama secara natural.

Melalui bacaan Injil hari ini, Yesus tidak hanya mengingatkan kita untuk mengampuni tanpa batas, tetapi Dia juga mengajak kita untuk merenungkan “the power of God’s Forgiveness atau kekuatan pengampunan Allah dalam hidup kita. Dari perumpamaan kisah hamba yang hutangnya telah dhapus oleh Raja yang berbelaskasih, namun tidak sabar terhadap teman yang berhutang padanya, kiranya kita dapat belajar bahwa adalah hal yang penting bagi kita untuk mensyukuri dan merenungkan Rahmat pengampunan Allah agar Rahmat itu berdaya ubah dalam hidup kita.

Dalam permenungan saya, ketika kita mengalami pengalaman terluka, apalagi bila kita dilukai oleh orang-orang terdekat kita, kita perlu mengambil waktu sejenak untuk memohon kekuatan dari Allah agar Rahmat pengampunan-Nya; memulihkan hati kita serta menguatkan hati kita untuk mengampuni sesama dengan tulus Ikhlas.

Dalam hal ini, kita bisa belajar dari Santo Maksimilianus Maria Kolbe sebagai wajah nyata dari kuasa pengampunan Allah. Ketika dia rela menyerahkan nyawanya demi seorang ayah yang tidak dikenalnya dengan menderita kelaparan dan kehausan di dalam penjara, ia tidak menyimpan amarah kepada para penjaga Nazi. Tetapi dia justru mendekatkan dirinya kepada Tuhan di dalam doa, dan bahkan berusaha menguatkan hati para tahanan lainnya. Bagi saya inilah the power of God’s forgiveness yang berdaya ubah dalam hidup Santo Maksimilianus ini.

Sahabat terkasih, semoga dengan merenungkan bacaan Injil dan teladan hidup Santo Maksimilianus ini, kita semakin mampu untuk menjadi pribadi yang penuh kasih dan damai bagi sesama. Namun, hal ini bisa kita lakukan kalau kita sungguh-sungguh telah mensyukuri Rahmat pengampunan Allah dalam hidup kita. Maka pertanyaan reflektif untuk kita adalah sudahkah kita sungguh-sungguh mensyukuri Rahmat pengampunan Allah dalam hidup kita? Lalu, adakah orang lain yang belum kita ampuni hingga hari ini?

Semoga Allah yang Maha Pengasih, melalui Hati Yesus dan Hati Maria, menguatkan kita untuk hidup dalam kekuatan pengampunan Allah yang memulihkan. Amin      

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, Raja Mahamulia, terimalah dengan rela roti dan anggur ini, yang kami persembahkan untuk mengenangkan Santo maximilianus Maria Kolbe, yang mengurbankan nyawanya demi keselamatan seorang bapak muda. Sebagaimana darah martir-Mu berharga di hadapan-Mu, demikian pula semoga pengabdian kami bernilai bagi-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

ANTIFON KOMUNI  –  Yoh. 15:13

Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang yang menyerahkan nyawanya demi sahabatnya.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa Mahapengasih dan Penyayang, kami telah Kausegarkan dengan santapan suci. Semoga kami sebagaimana Santo maximilianus Maria Kolbe menghayati iman dan cinta kasih sejati dengan nyata dalam perkataan dan perbuatan sehari-hari. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin,   

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Maximilianus Maria Kolbe

Martir Cinta Kasih

Raymond Kolbe dilahirkan di Polandia pada tahun 1894. Ia bergabung dengan Ordo Fransiskan pada tahun 1907 dan memilih nama seperti kita mengenalnya sekarang: Maximilianus. Maximilianus amat mencintai panggilannya dan secara istimewa ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914.

Maximilianus meyakini bahwa dunia abad keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka untuk membimbing serta melindunginya. Ia mempergunakan media cetak agar Maria lebih dikenal luas. Ia bersama dengan teman-teman Fransiskannya menerbitkan bulletin yang terbit dua bulan sekali yang segera saja tersebar dan dibaca orang di seluruh dunia.

Bunda Allah memberkati karyanya. Maximilianus kemudian membangun sebuah biara besar di Polandia. Biara tersebut dinamainya “Kota Immaculata”. Pada tahun 1938, delapan ratus biarawan Fransiskan tinggal serta berkarya  di sana untuk mewartakan kasih sayang Maria. Kolbe juga membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki, Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India.

Pada tahun 1938, Nazi menyerbu Kota Immaculata Polandia. Mereka menghentikan karya mengagumkan yang berlangsung di sana. Pada tahun 1941, kaum Nazi menangkap Maximillianus Kolbe. Mereka menjatuhkan hukuman kerja paksa di Auschwitz.

Maximillianus telah berada di Kamp Konsentrasi Auschwitz selama tiga bulan ketika seorang tahanan berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam bunker kelaparan.

Seluruh tahanan berdiri tegang sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan. Seorang tahanan bernama Franciszek Gajowniczek terpilih, ia adalah pria yang telah menikah dan mempunyai keluarga. Franciszek kemudian merengek serta memohon dengan sangat agar diampuni demi anak-anaknya namun para Nazi tidak peduli.

Maximillianus Kolbe, yang tidak terpilih, mendengarnya dan hatinya tergerak oleh belas kasihan untuk menolong Franciszek. Ia maju ke depan dan bertanya kepada komandan NAZI apakah ia dapat menggantikan Franciszek. Sang komandan setuju dengan permintaannya.

Pater Kolbe dan sembilan tahanan yang lain digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama beberapa hari. Satu per satu, sementara mereka mati kelaparan, Pater Kolbe menolong serta menghibur mereka. Saat pintu bunker dibuka semua tahanan sudah meninggal kecuali Maximillianus Kolbe. Para Nazi kemudian memberikannya suatu suntikan carbolic acid untuk mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941.

Maximillianus Maria Kolbe dinyatakan sebagai seorang kudus dan martir cinta kasih oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982.

Arti Nama

Maximilianus adalah nama latin yang diturunkan dari kata Maximus yang berarti “The Greatest” atau “Yang Terbesar”

Variasi Nama

Maximillian (English), Maximianus, Maximilianus, Maximinus, Maximus (Ancient Roman), Maxmilián (Czech), Maximiliaan, Max (Dutch), Maxime, Maximilien (French), Miksa (Hungarian), Massimiliano, Massimo (Italian), Maksim (Macedonian), Maksym, Maksymilian (Polish), Maximiano, Maximiliano, Maximino (Portuguese), Maksim, Maksimilian, Maxim, Maks (Russian), Maximilián (Slovak), Maximiano, Maximiliano, Maximino, Máximo (Spanish), Macsen, Maxen (Welsh)

2 Comments

  • Firmus dega Agustus 14, 2025 at 9:18 am

    Makasih Fr

    Reply
  • Helena Sri Hartini Agustus 14, 2025 at 10:32 am

    Terimakasih Frater dan para Romo untuk resi nya yang selalu hadir dengan setia. Membuka hati kami dan saya bersedia diubah mjd pribadi yang lebih baik dan selalu mengampuni terhadap sesama.
    Semoga Frater dn para Romo sehat dan selalu setia dalam karya pelayanan.Tuhan memberkati 🙏

    Reply

Leave a Comment