Jumat, 17 Juli 2020 – Hari Biasa Pekan XV

Br. Markus Triyono Yulianto SCJ dari Komunitas SCJ Postulat-Novisiat Gisting Lampung Indonesia

 
 

ANTIFON PEMBUKA – 115:17-18

Aku mempersembahkan kurban syukur kepadaMu sambil menyerukan nama Tuhan.

 

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang maharahim, kami mohon kebebasan para putera-puteriMu.Semoga RohMu berkenan menjiwai hati kami, agar kamimampu menyerupai Yesus, yang menjadi jalan dan kebenaran kami. Sebab dialah… 

 

BACAAN PERTAMA: Yesaya 38:1-6.21-22; 7-8

“Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu.”

Pada waktu itu Hizkia , raja Yehuda, jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah Nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: “Beginilah sabda Tuhan, “Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.” Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata, “Ya Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di hadapan-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, “Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia, ‘Beginilah sabda Tuhan, Allah Daud, leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sungguh, Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan dikau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan melindungi kota ini.” Kemudian berkatalah Yesaya, “Hendaknya diambil sebuah kue dari buah ara dan ditaruh di atas barah itu, maka raja akan sembuh.” Sebelum itu Hizkia telah berkata, “Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah Tuhan?” Jawab Yesaya, “Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari Tuhan, bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya, ‘Sungguh, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak dari yang telah dijalaninya’.” Maka pada penunjuk matahari itu mundurlah matahari sepuluh tapak ke belakang dari jarak yang telah dijalaninya.

 

KIDUNG TANGGAPAN: Yesaya 38:10.11.12abcd.16

Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.

1. Aku berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: Aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak lagi akan melihat seorang pun di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup.
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Dikau: Tenangkanlah batinku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya

S: (Yoh 10:27) Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.

 

BACAAN INJIL: Matius 12:1-8 

Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH: Br. Markus Triyono Yulianto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus, melalui Hati Maria.

Bapak, Ibu, dan Saudara saudari sahabat renungan singkat dehonian yang diberkati Tuhan. Dalam kehidupan bermasyarakat, agar tatana hidup masyarakatnya berjalan baik dan harmonis antara satu dengan yang lain, dibentuklah sebuat aturan-aturan. Aturan-aturan yang telah dibentuk dalam masyarakat menjadi kebiasaan hidup yang turun temurun, maka ada yang namanya budaya dan adat istiadat. Maka bila ada seseorang melanggar atau berlaku tidak sesuai dengan aturan yang ada, pribadi tersebut akan dikatakan tak berbudaya atau tak beradat.

Begitu juga dengan negara kita, juga memiliki hukum yang berlaku, maka sebagai waraga negara wajib mematuhi hukum yang ada. Lalu kita bertanya apa tujuannya hukum-hukum, budaya, adat istiadat itu diadakan atau dibentuk? Tujuannya adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban, dan keseimbangan dengan tercapainya keadilan di dalam masyarakat. Maka harapannya orang semakin berkembang lebih baik dalam hidupnya, membuat orang semakin bebas. Itu harapannya. Tetapi kadang dalam praktiknya, hukum malah membuat orang menjadi terkekang, kaku, dan malah membentuk orang menjadi tidak “berhati” dengan alasan menegakkan hukum.

Bapak, Ibu, dan Saudara saudari sahabat renungan singkat dehonian yang diberkati Tuhan, injil yang kita dengarkan pada hari ini juga berbicara tentang hukum atau aturan atau adat istiadat. Pada Jaman Yesus bangsa Yahudi juga telah memiliki adat-istiadat, dan hukum yang sudah sejak perjanjian lama guna mengatur kehidupan beragama mereka. Salah satunya aturan berkaitan dengan hari sabat. Bagi bansa Yahudi, hari sabat adalah hari yang diperuntukkan bagi Tuhan. Pada hari itu orang istirahat dari kerjanya dan digunakan untuk berdoa/beribadat di tempat-tempat ibadah atau sinagoga. Dan tujuannya atauran tentang hari sabat itu sangat baik.

Akan tetapi dalam pelaksanaannya, kelompok tertentu yaitu salah satunya kaum farisi menerapkan secara kaku sehingga membuat tidak “berhati”. Kedatangan Yesus ingin meluruskan pandangan-pandangan mereka dengan menghadirkan Allah yang berbelas kasih. Yesus ingin membuka cara pandang mereka terhadap hukum yang sempit dengan cara pandang yang berbeda. Yesus mengatakan, kedatangan-Nya tidak akan meniadakan hukum bahkan satu iotapun, tetapi kedatangannya untuk menggenapi hukum. Yesus datang dengan mengajarkan hukum kasih.

Bapak, Ibu, dan Saudara saudari sahabat renungan singkat dehonian yang diberkati Tuhan, marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang mampu menghadirkan Allah yang berbelas kasih kepada sesama. Hukum, adat, budaya yang berlaku wajib selalu kita taati namun dengan pandangan yang lebih luas dengan cara fikir dan cara bertindak yang baru, yaitu seturut ajaran Yesus yang menghadirkan Allah yang berbelaskasih. Sehingga aturan-aturan/ hukum baik dalam masyarakat maupun dalam Gereja membuat kita semakin berkebang dalam kepribadian maupun dalam iman. Sehingga membuat banyak orang dapat semakin mengungkapkan imannya dan mendekatkan diri pada Tuhan. Bukan sebaliknya membuat sesama saudara kita semakin terkucilkan dan menjauh dari Gereja. Karena kesempitan cara berfikir dan bertindak hanya demi hokum atau aturan, membuat manusia sering tak berdaya dan menjadi kaku, sehingga menghasilkan ketaatan buta yang dapat “mematikan” baik diri sendiri maupun orang lain.

 Semoga Tuhan memberkati Kita semua…. Amin. 

 

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN

Allah Bapa kami yang mahakudus, berkenanlah menguduskan persembahan ini menjadi lambang cinta kasihMu kepada manusia, menjadi lambang PuteraMu, Adam yang baru, yang telah membangkitkan harapan akan kedamaian. Sebab Doalah….

 

ANTIFON KOMUNI – Mzm 115:12-13

Bagaimana akan kunalas segala kebaikan Tuhan terhadapku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang maharahim, Engkau lebih menyukai belas kasih dari pada kurban dan persembahan.Ajarilah kami menjauhkan kepentingan diri serta penuh belas kasih sebagaimana PuteraMu.Ajarilah kami menaruh cinta kasih. Demi Kristus…

1 Comment

  • Oe Mei Ly Juli 16, 2020 at 2:42 pm

    Br Markus Triyono Yulianto SCJ, terima kasih untuk renungannya.

    Reply

Leave a Comment