Minggu, 14 Februari 2015 – Hari Minggu Biasa VI

Rm. Petrus Haryanto SCJ dari Komunitas Seminari Menengah St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI:

 

ANTIFON PEMBUKA⁣

Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menuntun dan membimbing aku.⁣

PENGANTAR⁣

Sampai hari ini, orang sangat berharap mengalami mukjizat dari Tuhan dalam berbagai bentuk. Mereka yang sakit kronis dan sulit sembuh sangat menantikan mukjizat kesembuhan dari Tuhan. Mereka yang miskin ingin mengalami mukjizat Tuhan agar dapat menjadi kaya. M eka yang sulit men dapatkan pekerjaan berharap mukjizat pekerjaan yang baik. Kita kadang-kadang tidak tahan berhadapan dengan ke sulitan-kesulitan ini. Injil hari ini mengisahkan saat Yesus tergerak hati-Nya dan berbelas kasih kepada orang yang sakit kusta. Dia mentahirkannya. Dalam Ekaristi ini kita juga mohon agar kehadiran-Nya dalam wujud Tubuh dan Darah-Nya membuat kita pun teguh dalam pengharapan dan kuat dalam perjuangan hidup ini.⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah kita berdoa. (hening sejenak): Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.⁣

 

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Imamat 13:1-2.44-46

“Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.”

Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 32:1-2.5.11

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

  1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!

  2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku.

  3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!

 

BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 10:31-11:1

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”

Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Lukas 7:16) Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.

 

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:40-45

“Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.”

Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Petrus Haryanto SCJ

Vivat Cor Iesu  per Cor MariaHiduplah hati Yesus melalui Hati Bunda Maria

Pendengar RESI Dehonian yang terkasih, salah satu pernyataan si Kusta kepada Yesus yang menarik perhatian saya adalah, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (ay. 40). Pilihan kata “Kalau Engkau mau”,  ini bisa saja ditafsirkan atau dimengerti sebagai kalimat pernyataan seorang yang kurang beriman, yang mengisyaratkan keragu-raguan. Tetapi, kita juga bisa memberi makna yang lebih mendalam lagi bahwa si kusta bukan sedang meragukan kemahakuasaan atau kemampuan Tuhan Yesus, melainkan ia sedang menanyakan kemauan atau kehendak Tuhan Yesus untuk menyembuhkan dirinya.

Ucapan si kusta “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku” (ay. 40) adalah ucapan yang menempatkan Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa. Orang kusta itu sadar dan percaya bahwa Tuhan Yesus mampu menyembuhkan siapapun dari penyakit apapun. Tetapi, ia tidak memaksakan keinginannya atau memaksa Tuhan Yesus memenuhi keinginannya. Sebaliknya, ia tampaknya siap jika Tuhan tidak bersedia menyembuhkannya.

Karena itulah Yesus ketika berhadapan dengan si kusta yang bersikap seperti itu, Ia tidak mengusir atau menjauh. Ia justru menyentuh dan menyapa orang kusta itu. Belas kasihan Yesus menyembuhkan dan mengalahkan segala-galanya. Pernyataan atau permohonan si kusta itu dikabulkan. Dia menjadi tahir, martabatnya yang telah rusak karena kondisi kustanya itu sekarang dikembalikan sehingga ia menjadi bagian dari kelompok sosialnya.

Hal lain yang menarik perhatian saya adalah Yesus meminta supaya orang yang sudah sembuh, yang sudah ditahirkan dari kustanya itu, melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagai orang Yahudi: pergi kepada imam dan mempersembahkan kurban syukur. Tetapi apa yang terjadi? Orang yang sudah tahir itu sama sekali tidak menuruti apa yang diperintahkan Yesus. Ia justru berbuat sekehendaknya sendiri, padahal dia sudah sembuh dan permohonannya dikabulkan Yesus. Memang sekilas tampak baik bahwa dia memberitakan apa yang terjadi pada dirinya, tetapi perintah Yesus tidak ia taati, tidak dilaksanakannya.

Pendengar RESI Dehonian yang terkasih, dari kisah si kusta inilah kita bisa belajar bagaimana kita beriman di zaman sekarang ini. Tak jarang bahwa dalam beriman kita begitu memaksakan keinginan kita; atau memaksa Tuhan untuk memenuhi apa yang kita pikirkan, harapkan dan inginkan. Tak dapat dipungkiri seseorang sangat perhitungan bahkan mengatakan kepada diri sendiri atau orang lain bila Allah tidak adil ketika doa dan keinginannya tidak dikabulkan, padahal dirinya sudah bekerja mati-matian dalam pelayanan di Gereja. Mari pertama-tama kita belajar dari si kusta itu, yang karena imannya ia menjadi rendah hati dan tidak memaksakan kehendaknya atau juga tidak memaksakan Tuhan menuruti keinginannya. Sebaliknya, kita selalu siap jika Tuhan belum menyembuhkan, mengabulkan doa-doa kita.

Tetapi, semoga kita juga tidak seperti orang kusta yang sudah tahir itu. Ketika sakit kita memohon kepada Tuhan supaya sembuh. Ketika sudah sembuh, tak satupun perintah Tuhan kita lakukan. Bagi kita, beriman bukan hanya mewartakan apa yang baik tentang Tuhan, tetapi juga melakukan apa yang menjadi perintah-Nya. Mari kita mohon rahmat kerendahan hati dan sekaligus ketaatan kepada Tuhan, agar kita juga menjadi semakin rendah hati dan tidak mudah memaksakan kehendak diri kita di hadapan Allah dan sesama.

Tuhan memberkati niat-niat baik kita. AMIN

 

DOA UMAT⁣

I : Oleh Kristus kita mengenal Allah Bapa yang berbelas kasih kepada umat-Nya yang menderita. Maka, marilah kita me manjatkan doa kepada-Nya.⁣

L : Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam: Semoga Allah Bapa memberkati Bapa Suci, para Uskup dan para Imam, agar selalu memberi teladan keprihatinan ter hadap yang terpencil, yang sakit, dan dikucilkan dari ma syarakat. Marilah kita mohon …⁣

U : Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.⁣

L : Bagi para pejabat pemerintahan: Semoga Allah Bapa membimbing para pejabat pemerintahan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas pelayanannya dengan penuh tanggung jawab demi keamanan dan kesejah teraan masyarakat. Marilah kita mohon …⁣

U : Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan⁣

L : Bagi para penderita sakit: Semoga Allah Bapa menghibur dan menemani para penderita sakit sehingga mereka tidak merasa disendirikan serta dibuang, namun tetap berjuang memberi kesaksian cinta Tuhan di dalam penderitaan sakitnya. Marilah kita mohon …⁣

U : Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.⁣

L : Bagi kita sendiri: Semoga Allah Bapa menggerakkan hati kita agar jangan hanya memuji dan memuliakan nama Tuhan di dalam Gereja tetapi juga meluhurkan Tuhan melalui pengabdian tulus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon … ⁣

U : Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan.⁣

I : Allah Bapa, dengarkanlah doa-doa kami. Teguhkanlah iman kami agar kami semakin percaya akan kekuatan cinta kasih yang mengalir dari-Mu sendiri. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U Amin.⁣

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Ya Allah, semoga berkat persembahan roti dan anggur ini, Engkau berkenan membersihkan dan menyembuhkan kami dari segala dosa. Baruilah hidup kami berkat karya penebusan Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin⁣

ANTIFON KOMUNI  — Bdk. Mzm. 78:29-30⁣

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas,⁣

ATAU  —  Yoh. 3:16⁣

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga la telah mengaruniakan Putra-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh kehidupan yang kekal.⁣

⁣⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah kita berdoa. Allah Yang Maha Penyayang, kami bersyukur atas uluran tangan Putra-Mu yang menyembuhkan dan membersihkan kami dari segala noda dosa. Semoga kami pun semakin rajin menyucikan diri kami demi terciptanya keharmonisan hubungan kami dengan Dikau dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin.

 

No Comments

Leave a Comment