Jumat, 20 Agustus 2021 – Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Rm. Y. Eko Yuniarto SCJ dari Komunitas SCJ Yogyakarta Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA  –  Sir 44:13.14

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.

PENGANTAR: 

Bernardus dilahirkan 1090 dan empat tahun sesudah ibunya meninggal (1112). Ia meninggalkan dunia ramai dan dengan 30 orang teman masuk biara Citeaux. Tiga tahun kemudian ia diutus mendasari biara Clairvaus bersama dua belas orang rahib. Cara hidup dan karyanya mengungkapn semangat kontemplasi dan doa. Namun hal ini tidak menyebabkan dia berada di luar kenyataan. Dengan giat ia menangani apa saja, di mana ada kesulitan. Perang salib kedua dipropagandakannya. la menjadi penasihat raja-raja dan paus. Hidup membiara dibuatnya berkembang. Bakat-bakat mistiknya merupakan tanah subur bagi kary: kerasula..

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Ya Allah Bapa, cahaya kebenaran sejati,Santo Bernadus Abas sudah Kaunyalakan hatinya dengan cinta kasih akan rumah-Mu, hingga bercahaya gilang gemilang dalam Gereja-Mu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putera dan puteri cahaya. Demi Yesus Krsitus, Puteramu,…..

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Rut 1:1.3-6.14b-16.22 

“Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem.”

Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi, “Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.” Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 146:5-6.7.8-9a.9bc-10

Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

  1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

  2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

  3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.

  4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mzm 25:5c,5a) Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 22:34-40

“Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ

Mengasihi Allah dan Mengasihi Sesama Seperti Diri Sendiri

Vivat Cor Jesu per Cor Mariae! Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria!

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari komunitas SCJ Yogyakarta, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian Edisi Hari Jumat, tanggal 20 Agustus 2021, pada pecan Biasa ke XX bertepatan dengan Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan bahagia, meskipun pandemi masih mendera.

Sahabat Resi Dehonian yang dikassihi dan mengasihi Tuhan, Mencintai dan dicintai itulah yang utama dalam hidup ini, selebihnya adalah pelengkap. Hati yang sederhana lebih sanggup mencintai tanpa batasan dan rasa takut. Paulo Choelho mengatakan, “cinta adalah halusinogen paling dahsyat di dunia. Cinta membuat kita melihat dan mendengar hal-hal yang tidak nyata. Dan cinta tak pernah berubah, manusialah yang berubah”.

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi Tuhan, Orang-orang Yahudi pada jaman Yesus, hidup di bawah tekanan karena mereka terbebani oleh sekian banyak peraturan. Ada ratusan hukum dan peraturan yang harus mereka taati setiap hari. Memang peraturan itu ada yang berasal dari kitab Taurat, tetapi lebih banyak lagi peraturan tambahan yang dibuat oleh para ahli Taurat dengan dalih untuk menjaga hukum Taurat. Sampai kepada hal-hal yang kecil-kecil, remeh temeh pun diatur, apa lagi soal peraturan Sabat. Hukum dan peraturan itu pastilah membebani mereka. Maka wajar bahwa ada yang merindukan bagaimana kasih itu menjadi konkret dalam hidup mereka sehari-hari. Mereka rindu keluar dari tekanan, mereka mendambakan terbebas dari kungkungan peraturan. Tetapi agak aneh juga ketika yang bertanya kepada Yesus adalah seorang ahli Taurat, yang sangat ahli mengenai Taurat dengan segala isi dan peraturannya. Ia bertanya tentang hukum mana yang terbesar dalam hukum Taurat? Motivasinya jelas hendak mencobai Yesus. Pertanyaan itu mau menanyakan sebenarnya mana perintah utama dan intisari dari hukum Taurat. Bagaimana ringkasan Taurat itu? Mungkin mereka sendiri juga saling memperdebatkan di antara kalangan  mereka sendiri, karena ada yang mengatakan bahwa hukum kasih kepada Tuhan adalah intinya, ada yang berpendapat bahwa mengasihi sesama adalah juga intinya.

Matius tadi mengisahkan bahwa setelah orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membungkam orang Saduki, maka orang Farisi berkumpul (ay. 34) ini mengisyaratkan sebuah rancangan untuk melawan Yesus. Cara yang digunakan adalah dengan mencobai Dia. Semua perintah sebenarnya penting dan harus ditaati. Persoalannya bukan bahwa beberapa aturan hukum bisa disingkirkan, tetapi apakah Yesus seperti beberapa guru lainnya yang merangkum Taurat dalam sebuah pernyataan sederhana, seperti misalnya Rabi Hillel yang mengatakan, “apa yang kamu benci jangan kau perbuat pada sesamamu”.

Namun Yesus merangkum seluruh hukum dalam dua perintah. Yang pertama adalah Shema Israel (Ul. 6:4-9) yang didoakan dua kali sehari oleh orang Yahudi. Perintah ini adalah perintah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Hati (kardia) biasa dipandang sebagai tempat seluruh emosi manusia. Jiwa (psyche) dianggap sebagai pusat kehidupan dan kesadaran. Kekuatan (ischys) menunjuk pada kekuasaan dan kekuatan. Lalu perintah yang kedua, kasih kepada sesama, yang berasal dari Hukum Kekudusan (Im 19:18). Dengan demikian ditegaskan bahwa kasih kepada Allah terwujud dalam kasih kepada sesama. Paham Barat modern yang menekankan perlunya mencintai diri sendiri akan menjadi paham yang asing bagi orang-orang di dunia Kitab Suci. Mereka tidak memahami diri dalam arti melulu individualistik, tetapi selalu berada dalam jaringan suatu keluarga, kaum, atau kelompok tertentu. Karena identitas diri mereka tergantung pada kebersamaan dengan orang lain, maka cinta diri dan cinta kepada sesama tidak bisa dipisahkan. Di  sini menjadi jelas bahwa pertama-tama orang harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan, lalu mencintai diri sendiri, baru kemudian mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri.

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Maka wajar jika Yohanes menulis dalam suratnya: “jikalau seorang berkata, aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya” (1 Yoh 4:20). Ada orang yang rajin berdoa, aktif ke Gereja, terkenal suka memberi derma, tetapi ketika di rumahnya ternyata menindas istri dan anak-anaknya, memperlakukan secara kasar dan tidak adil kepada karyawan dan pembantunya. Ada juga oknum-oknum imam, atau para biarawan-biarawati atau aktivis paroki yang akrab dengan hal-hal yang suci di sekitar pelayanan Gereja, namun dalam kenyataan hariannya bertindak tak adil kepada sesamanya, kepada teman sekomunitasnya, atau kepada bawahannya.

Nah, Sahabat Resi Dehonian, mari kita berefleksi bersama dalam posisi kita masing-masing. Bagaimana hukum kasih ini kita praktikkan dalam hidup kita setiap hari. Bagaimana kita mengasihi Allah dan sesama seperti mengasihi diri sendiri. Bagaimana saya memperlakukan orang-orang terdekat saya, jangan-jangan merekalah yang pertama mendapat luka dari kita. Mari kita tanyakan secara pribadi kepada diri kita sendiri. Tuhan memberkati Anda, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa Mahaluhur, Mahaagung, kami persembahkan kepada-Mu kurban persatuan dan perdamaian sambil mengenangkan dengan hormat jasa Santo Bernadus Abas.Ia cemerlang dalam perkataan dan perbuatan dan dengan gigih memperjuangkan ketertiban dan kerukunan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.Amin.

ANTIFON KOMUNI  –  1 Kor 1:23-24

Kami memaklumkan Kristus yang tersalib. Kristus,kuasa dan kebijaksanaan Allah.

DOA PENUTUP:

Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Arif Bijaksana,semoga santapan yang kami terima dengan penuh syukur pada peringatan Santo Bernadus Abas, membawa hasil bagi kami.Semoga kami disemangati teladan dan nasehatnya hingga kami ditawan oleh cinta kasih. Demi Kristus, Tuhan ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

 

No Comments

Leave a Comment