Senin, 20 September 2021 – St. Andreas Kim Taegon & St. Paulus Chong Hasang

 

Rm. Y. Eko Yuniarto SCJ dari Komunitas SCJ Yogyakarta Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersuka ria selamanya.

PENGANTAR:

“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” demikianlah ucapan St Adreas Kim Taegon seorang imam yang kita peringati pada hari ini bersama dengan St. Paulus Chong Hasang seorang awam. Yesus menghendaki agar semua orang menjadi putra dan putri Bapa-Nya. Maka kita lalu dapat mencari kehendak Bapa. Dan kita menjadi saudara-saudari Yesus, anggota keluarga besar Bapa di surga.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Tuhan perisai dan pelindung kami, kuatkanlah kiranya kami berkat santapan suci ini, agar kami mampu mengikuti teladan Santo Andreas Kim Taegon & St. Paulus Chong Hasang, martir-Mu. Semoga kami diteguhkan oleh Roh-Mu, sehingga brsedia mewartakan kebenaran-Mu, yaitu kabar gembira bagi seluruh dunia. Demi Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Ezra 1:1-6

“Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah.”

Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh untuk menggenapkan firman yang diucapkan Nabi Yeremia. Maka di seluruh kerajaan diumumkan secara lisan maupun tulisan demikian, “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: ‘Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugasi aku mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Barangsiapa di antara kalian yang termasuk umat Allah, semoga Allah menyertai dia! Hendaknya ia berangkat pulang ke Yerusalem yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang Israel yang masih hidup, di mana pun ia berada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah di Yerusalem’.” Maka, berkemas-kemaslah kepala-kepala keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta imam dan orang-orang Lewi; pendek kata setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah Allah yang ada di Yerusalem. Dan semua orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan perak dan emas,harta benda dan ternak, dan dengan pemberian yang indah-indah, selain segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

  1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.

  2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

  3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

  4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 5:16) Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 8:16-18

“Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya.”

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat cahayanya. Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

“Yang mempunyai  akan diberi, yang tidak mempunyai apa yang dianggap ada padanya akan diambil”

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari komunitas SCJ Yogyakarta, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian Edisi Hari Senin, tanggal 20 September 2021, bertepatan dengan Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam; Paulus Chong Hasang, dkk., Martir Korea. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan terberkati.

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Suatu ketika saya pernah ditegur oleh adik saya sendiri dengan amat keras berkaitan dengan sikap empati dan solidaritas. Saat itu saya sekadar berbagi gambar berupa foto-foto indah mengenai kegiatan saya bersama para frater yang kebetulan sedang ada di tempat yang indah dan nyaman, untuk sekadar melepas penat setelah pekerjaan dan tuntutan kesibukan perkuliahan. Saat itu saya hanya bilang “saya sedang di sini, indah ya tempatnya, tadi lagi keliling-keliling kok nemu tempat yang viewnya bagus banget, jadi belok ke sini”, begitu saya bercerita untuk menyertai foto-foto yang saya kirimkan. Rupanya hal itu tidak berkenan di hatinya. Dia mengatakan “Kenapa kok nggak ada empati dengan keadaanku? Aku sedang dalam kondisi begini, kok tega gitu sih?” begitu dia mengatakan. Saya terkejut dan tidak menyangka dengan reaksinya, bahkan saya tidak ada motivasi apapun untuk memamerkan kebahagiaan karena keindahan itu, hanya sekadar berbagai cerita saja. Karena saya kagum akan keindahan tempat itu. Itu saja motivasinya. Lalu saya meminta maaf.

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Dalam hidup kita setiap hari acapkali tanpa sadar, kita justru melakukan kekeliruan dalam bersikap. Rupanya yang menurut  kita baik, belum tentu baik bagi orang lain. Kepekaan kita untuk bisa melihat, mengamati, dan bersikap perlu sekali untuk didahului dengan sebuah kesadaran, apakah ini pas atau tidak, apakah ini tepat atau tidak, apakah ini berguna atau tidak? Banyak manfaatnya atau malah justru banyak mudaratnya? Di sinilah kepekaan untuk melihat keadaan di sekitar kita, perlu untuk diasah. Rasa empati dan kesadaran untuk memiliki simpati, nampaknya perlu dimiliki, dan dihidupi.

Kita punya kebiasaan untuk segera membagikan kebahagiaan kita, kesedihan kita, kegamangan kita, pesimisme kita atau apapun itu kepada orang lain, namun apakah mereka yang melihat dan mendengarnya memiliki kesiapan untuk mendengar dan melihat? Kita tidak tahu bagaimana situasi batin audience kita saat itu. Jangan-jangan malah kita menjadi orang yang menyebalkan bagi mereka karena tak memiliki sikap empati, simpati, dan solider terhadap mereka. Setiap orang memiliki beban dan tanggungjawabnya masing-masing. Maka kita juga perlu memperhitungkan banyak hal sebelum melakukan ini dan itu. Kepekaan mengelola sikap, kepekaan untuk mengelola hati, tidak mudah untuk bereuforia atas sebuah peristiwa yang sedang terjadi, dan kematangan kita dalam bersikap, perlu sekali untuk kita miliki dan jadikan kebiasaan.

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi Tuhan. Semua orang pernah keliru. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Namun ada keunggulan tertentu yang perlu untuk menjadi hidup kita. Kalimat Yesus dalam Injil tadi agak membingungkan, para audience juga tidak siap untuk mendengarNya. Ia mengatakan, “barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apapun yang dianggap ada padanya, akan diambil” (Ay.18). Menurut logika dan cara berpikir kita, orang yang sudah punya sebenarnya tidak usah diberi lagi, sedangkan yang tidak mempunyai patut untuk diberi. Namun rupanya cara pandang Tuhan justru mengutamakan mereka yang memiliki keutamaan. Orang yang memiliki banyak keutamaan serta kebaikan memang tetap memiliki kesalahan dan dosa, namun semua keutaman baik itu merelatifir hal yang buruk tadi. Sehingga hal baiklah yang mendominasi hidupnya, maka ia mendapatkan keselamatan. Sementara itu orang yang berdosa besar, memiliki ketidakbaikan yang besar, sehingga kebaikan-kebaikan kecil yang ia miliki itu tidak mencukupi untuk menutupi kejahatan yang besar tadi, maka keselamatan agak jauh daripadanya.

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Marilah kita berusaha bersama untuk memiliki kepekaan, kepedulian, rasa empati, simpati, dan solider kepada orang lain, supaya kebaikan-kebaikan yang kita bangun juga mampu membangunkan orang lain, serta membantu mengecilkan keburukan yang kita miliki. Mari kita kelola ketidaksempurnaan kita dengan memperlakukan diri sendiri dan orang lain dengan mengedepankan kepekaan diri kita.

Kita adalah manusia yang lemah, namun kita mampu melakukan banyak hal yang menguatkan apabila kita berani membesarkan semua hal baik yang ada pada kita. Mari kita mohon pendampingan Tuhan supaya menjadi pribadi yang menempatkan pelita di atas kaki dian supaya semua orang yang masuk, melihat cahayanya. Tuhan memberkati Anda, dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, ajarilah kami memahami kehendak-Mu berkat roti anggur ini, dan bimbinglah kami menempuh jalan yang telah dilalui Yesus Putra-Mu, Tuhan ….

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 119:35

Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa Maha Pengasih, kami bersyukur karena Engkau berkenan menerima kami sebagaimana adanya. Kami mohon dilimpahi sikap dan semangat ramah tamah terhadap siapa pun yang kami jumpai di mana saja. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

1 Comment

  • Farida Nurleliani September 19, 2021 at 8:29 pm

    Terimakasih Romo Eko sudah mengirimkan ini. Semoga kami menjadi pribadi yg mampu selalu berempati kepada penderitaan orang lain, tetapi sekedar protes, hendaklah kita juga menghormati kegembiraan orang lain sebagai pengalaman hidup yg berharga, membebaskan orang lain berekspresi walaupun kita dalam kesusahan, penderitaan kita bukanlah alasan untuk menghakimi orang lain…salam rindu …Nyonya Jaolo Situmorang

    Reply

Leave a Comment