Selasa, 16 November 2021 – Hari Biasa Pekan XXXIII

Rm. Benediktus Mulyono SCJ dari Komunitas Komunitas Provinsialat SCJ Buenos Aires – Argentina

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – II Makabe 6:30

Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut, dan kini menanggung sengsara hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa kuderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan.

PENGANTAR:

Tuhan menyerahkan segalanya kepada manusia. Mereka bertang gung jawab terhadap dirinya tetapi juga terhadap sesama. Tingkah lakunya berpengaruh terhadap yang lain. Eleazar yang sudah lanjut usia mengambil kesimpulan dari situ. Tanpa menyesatkan orang lain ia tetap setia kepada pilihannya. Zakheus pun berani mempertaruh kan segalanya untuk bertemu dengan Yesus. Bagi kita kedua orang tersebut merupakan teladan orang setia yang mencari yang baik.

DOA PEMBUKA:

Allah Bapa kami yang mahakuasa, kami telah mendapatkan teladan dari orang-orang Marilah berdoa: yang memberikan kesaksian tentang kebenaran dengan mengurbankan hidup mereka. Kami mohon, semoga kami lalu dapat memahami, apa yang menjadi kehendak-Mu, dan ajarilah kami bertindak selaras dengan kehendak-Mu itu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Makabe 6:18-31

“Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci.”

Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikkirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci ini.” Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan. Adapun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mangaduh, katanya, “Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan.” Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 4:2-3.4-5.6-7

Ref. Tuhanlah yang menopang aku.

  1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”

  2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.

  3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (1Yoh 4:10b) Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:1-10

“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena oran ini pun anak Abaham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Benediktus Mulyono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Bersama saya Rm Benediktus Mulyono SCJ dari Provinsialat SCJ, Buenos Aires Argentina dalam Resi (Renungan Singkat) Dehonian: Selasa, 16 November 2021.

Saudara-Saudari Terkasih, Banyak orang pada jaman itu membenci para pemungut pajak, karena sering berlaku tidak adil dan  memeras rakyat. Pemungut cukai/pajak dianggap sebagai orang berdosa. Merenungkan Injil hari ini, saya menawarkan untuk kita merenungkan dua hal, pertama: kita dapat mengagumi sikap Zakheus terhadap Yesus; dan terlebih respon Yesus terhadapnya, dan kedua: sikap orang banyak terhadap Yesus dan Zakheus.

Pertama, Zakheus menyadari stigma negatif dari masyarakat terhadapnya; namun ketika ia mendengar Yesus hendak melintasi kota, ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu; dalam arti ia ingin memastikan bahwa Yesus itu baik, penuh kasih dan pengampunan dan membuat banyak mujizat; tidak seperti kebanyakan orang yang membenci dan menolaknya. Usahanya pun tidak main-main: ia berlari dan memanjat pohon agar dapat melihat Yesus.

Hal yang menggetarkan hati Zakheus adalah sikap Yesus yang menyapanya agar turun dan mengatakan: “hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Keterbukaan hati Yesus menerimanya, mau bersahabat dengannya, bahkan mau datang ke rumahnya semakin membuat Zakheus jatuh cinta akan Yesus yang begitu berempati kepada dirinya. Seketika itu juga Zakheus merespon cinta hati Yesus dengan sikap pertobatan radikal hendak berbagi kekayaannya kepada orang miskin dan hendak mengembalikan kerugian kepada orang-orang yang telah diperasnya. Yesus menunjukkan kepada kita semua bahwa untuk mengubah hati seseorang, tidak perlu banyak nasehat atau ceramah; tidak perlu menghakimi atau merendahkannya; tetapi yang perlu dilakukan adalah cinta dan penerimaan apa adanya, sepenuh hati.  Yesus hadir pada siapapun dengan cinta yang menawarkan keselamatan dan damai; karena untuk itulah IA datang.

Saudara-Saudari Terkasih, hal kedua adalah: sikap hati banyak orang yang bersungut-sungut, dengan berkata: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Orang banyak ini hidup dalam suasana hati yang senang menghakimi orang lain, menganggap diri benar dan suci. Jenis orang seperti ini tidak akan mengalami kedamaian; karena lebih berfokus atau sibuk mencari-cari kesalahan orang lain. Padahal, Zakheus sudah mengalami pertobatan dan keselamatan karena kasih Tuhan; orang ini justru sibuk dengan dirinya dan kesalahan sesama yang justru malah menutup pintu keselamatan.

Saudara-Saudari Terkasih,  bagaimana dengan kita? Apakah aku juga sering fokus pada urusan orang lain; sibuk melihat dan mencari-cari kesalahan sesama? Apakah aku juga lebih mudah memberikan cap negatif pada orang lain; sehingga semuanya justru membuat kita lupa untuk menyambut Yesus yang lewat bahkan Yesus yang hendak mengunjungi kita dan ingin tinggal bersama kita, dalam hati kita orang yang berdosa ini. “Tuhan, buatlah aku seperti Zakheus untuk lebih berfokus pada Diri-MU; dan lebih memberi tempat dalam hatiku untuk kehadiran-MU; karena hanya Engkaulah, sumber kedamaian yang mampu menyelamatkanku.

Saudara-Saudari Terkasih, Berkat Allah Yang Mahakuasa: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa kami di surga, semoga berkat roti anggur ini kami dapat melihat sejauh mana kami berarti dalam diri Yesus, saksi-Mu yang patuh setia. Curahilah kami Roh-Nya, agar kami dapat menghayati teladan-Nya. Sebab Dialah….

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 3:4-5

Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan la menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus,

DOA SESUDAH KOMUNI

Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang mahabaik, berkenanlah datang di dalam hati kami dan melimpahkan belas kasih-Mu kepada siapa pun. Jadikanlah kami putra dan putri Bapa Abraham, yang percaya akan kasih setia-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

6 Comments

  • Fransisca November 15, 2021 at 7:40 pm

    Selamat siang Romo, matur nuwun sanget untuk homilinya, mengingatkan sy u tdk menilai dan menghakimi siapapun. Teladan Zakeus hidup dalam pertobatan dan mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan Yesus, mohon pimpinan Roh Kudus sy dimampukan mengikuti teladan Zakeus. Mtr nuwun Romo, sehat selalu njih, BD🙏🙏

    Reply
  • Asty November 15, 2021 at 8:42 pm

    Amiiiin..
    Trimakasih romo renungannya,
    Sunggguh sangat membantu aku utk bisa refleksi diri..terkadang sifat manusiawi ini lebih mendominan “memperbudak” pikiran kita,utk menghakimi dan mencari2 kesalahan org lain..
    Semoga Roh Kudus selalu mendominan segala pikiran dan perbuatanku dlm segala hal.Dan semoga aku bisa meneladani apa yg diajarkan Yesus utk mencintai dan menerima sesama apapun itu keadaannya…
    Tapi jujur itu semua dg perjuangan yg berat tentunya,🤭
    Trimakasih romo 🙏
    Berkah Dalem 😇

    Reply
  • Christiana November 15, 2021 at 10:09 pm

    Terima kasih romo renungannya 🙏🙏
    Sebuah renungan yang mungkin harus terus menerus diingatkan dalam hati dan fikiran kita, karena mungkin tanpa sadar sering kali kita telah menghakimi orang lain dan merasa diri kita yang benar. Semoga renungan ini dapat terus di ingat dan bisa di laksanakan.

    Reply
  • Maria Kartika November 16, 2021 at 1:03 am

    Amin…🙏🏻
    Terima Kasih Romo, renungan hari ini.
    Selamat Pagi…
    Terima Kasih Romo sudah mengingatkan kembali…
    Dengan menyadari bahwa setiap manusia termasuk diriku memiliki ketidaksempurnaan sehingga seringkali tak luput dari perbuatan salah dan dosa karena kelemahannya. Maka dengan menyadari itu tak layaklah aku jika mudah menghakimi dan menyimpan kesalahan orang lain dalam hati. Selain itu dengan meneladani sikap Yesus yang selalu terbuka dan mau mengampuni itulah yang harus aku lakukan, yang tentunya juga secara tulus dan ikhlas. (Ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami 🙏🏻)
    Begitu pula dengan meneladani sikap Zakheus yang bertobat dengan menerima Yesus masuk ke dalam rumahnya, maka hati kita (ku) pun yang sebagai rumahnya…juga siap menerima Yesus dengan penuh Sukacita.

    Reply
  • Christina Retno November 16, 2021 at 7:52 am

    Renungannya hari ini sungguh memginspirasi batin kami semoga kami bisa mrnjadi seperti Zakius, amin Berkah Dalrm romo

    Reply
  • Elisabeth November 16, 2021 at 9:22 pm

    Trima kasih romo Mul ats renungannya

    Reply

Tinggalkan Balasan ke Asty Cancel Reply