Selasa, 26 Juli 2022 – PW Santo Yoakim dan Santa Anna (orang tua Santa Perawan Maria)

Rm. Thomas Suratno SCJ dari Komunitas SCJ Jakarta Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA:

Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.

PENGANTAR:

Apakah seorang anak dapat bertumbuh menjadi pribadi dewasa, sebagian besar tergantung dari orang tuanya. Merekalah yang melaksanakan yang paling berat serta paling sulit. Pasangan suami istri, orang tua Bunda Maria itu diserahi tanggung jawab dalam rencana ilahi. Mereka melaksanakannya dengan cermat dan penuh tanggung jawab, sehingga anaknya terpilih menjadi Ibunda Putera Allah yang menjelma. Tentang kedua pribadi itu sebenarnya tiada catatan sedikit pun. Pesta ini adalah suatu syukuran dan pujian bagi ayah dan ibu yang berjasa dalam sejarah keselamatan.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa para leluhur kami, Engkau sudah memilih Santo Yoakim dan Santa Anna menjadi orang tua berkat doa mereka kami menerima keselamatan yang Kaujanjikan. Demi Yesus Kristus, …

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Sirakh 44:1.10-15

“Nama mereka hidup terus turun-menurun.”

Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita, menurut urut-urutannya. Mereka adalah orang-orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semua itu tetap disimpan oleh keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak mereka pun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan, dan nama mereka hidup terus turun temurun. Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa, dan para jemaah mewartakan pujian mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 132:11.13-14.17-18

Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.

  1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kukuduskan di atas takhtamu.”

  2. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.

  3. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya.
S : Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 13:16-17

“Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat.”

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada muruid-murid-Nya, “Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar. Sebab, Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin menengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Thomas Suratno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya, Romo Thomas Suratno, SCJ dari komunitas SCJ  Jakarta Indonesia dalam Renungan Singkat-dehonian edisi hari ini Selasa, 26 Juli 2022 –  Hari biasa dalam Pekan Biasa XVII. – Pw S. Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan, yakni firman Tuhan yang tersurat dalam  INJIL: Mat 13:16-17.

Sahabat resi yang terkasih, perintah menghormati orang  tua ada dan dapat kita baca dalam Kitab Suci. Yesus punya orangtua, namanya Yusuf dan Maria. Maria punya orang tua juga, namanya Yoakim dan Anna, yang hari ini kita peringati. Yesus lahir ke dunia hanya karena Bunda Maria setuju terhadap permintaan atau penawaran Allah lewat malaikat Gabriel. Maka kita menjadi suci karena didikan orangtua-Nya. Sudah sewajarnyalah kita menghormati mereka dan meneladani karakter baik mereka. Orang tua pasti berperanaan besar dalam kesucian dan kesuksesan anaknya. “Buah jatuh tidak jauh dari pokoknya”, demikian kata pepatah.

Sahabat resi yang terkasih, Gereja Katolik menghormati orang kudus; bukan menyembahnya. Karena yang disembah hanyalah Tuhan. Santo-santa bisa para religius atau awam, baik yang berkeluarga atau tidak. St. Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi pasangan suami-isteri Quattrochhi. Paus Fransiskus mengkanonisasi orangtua St. Theresia Lisieux. Itu semua karena terbukti dalam segala kesulitan hidup, mereka tetap suci dan mendidik anak-anak dengan baik. Mereka menjadi teladan kita.

 “Mereka adalah orang-orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa” kata Putra Sirakh (Sir. 44:10). Sahabat resi yang terkasih, kata-kata itu tepat untuk mengungkapkan penghormatan kepada Yoakim dan Anna, yang adalah orangtua Maria, ibu Yesus. Sebagaimana kita ketahui dari tradisi, dikisahkan bahwa mereka tidak henti-hetinya memohon kepada Tuhan agar dikaruniai anak, hingga lahirlah Maria yang kelak mengandung Yesus Kristus, Mesias. Allah mempersiapkan kelahiran Yesus di dunia melalui orang-orang yang patut dipuji karena kesalehan dan iman mereka. Ketika bersabada, “Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar” (Mat. 13:16), Yesus mengacu kepada mereka yang telah dipakai oleh Allah untuk mendatangkan keselamatan umat manusia di muka bumi. Orang-orang yang mau bekerja sama dengan rencana Allah pantas disebut ‘berbahagia’ karena telah diizinkan melihat dan mendengar bagaimana firman Allah benar-benar terlaksana dalam sejarah melalui diri mereka.

Sahabat resi yang terkasih, apakah kita juga pantas disebut ‘berbahagia’ karena bersedia dipergunakan Tuhan dalam rencana penyelataman-Nya? Kita, dengan panggilan dan jalan hidup masing-masing, diundang untuk setia melakukan kebajikan ilahi dan karenanya menjadi orang-orang kesayangan Tuhan yang selalu siap ketika dibutuhkan.

Sahabat resi yang terkasih, kita juga harus selalu menyadari bahwa setiap dari kita pun dipanggil untuk menjadi kudus, apa pun status hidup kita. Kekudusan bukan milik kelompok orang tertentu, tapi semua pengikut Yesus. Kudus atau suci berarti hati, jiwa, akal budi dan tubuh bersih, sehingga sungguh membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dalam hidup sehari-hari. Para orangtua atau bapak ibu hendaknya mengingat dan menghayati bahwa yang mengikat anda atau menjadikan anda sebagai orangtua atau bapak-ibu adalah kasih, dan kasih berasal dari Allah, demikian juga anak yang dianugerahkan Allah adalah kasih juga.

Nah, Sahabat resi yang terkasih, dengan meneladani cara hidup Yesus dan bercermin pada kehidupan para kudus, teristimewa santo dan santa pelindung kita masing-masing, semoga kita pun menjadi kudus dalam kehidupan harian kita.

DOA: Ya Tuhan Yesus, semoga aku menjadi kudus, seperti Engkau kudus adanya. Berkatilah para orang tua agar menjadi teladan kekudusan di dalam keluarga masing-masing. Amin. Semoga Allah yang mahakuasa memberkati saudara dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, sudilah menerima tanda cinta bakti kami ini. Semoga kami layak menerima bagian dalam berkat yang Kaujanjikan kepada Abraham serta keturunannya. Demi Kristus, ..

ANTIFON KOMUNI:

Mereka menerima berkat dari Tuhan, dan mendapat belas kasih dari Allah penyelamat.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, sumber kehidupan, sungguh suatu misteri cinta kasih-Mu yang mengagumkan bahwa Putera-Mu terkasih menjadi Putera Manusia, agar kami dapat menjadi putera-puteri-Mu. Kami mohon kepada-Mu, sucikanlah kami sebagai putera-puteri angkat-Mu, karena kami telah Kausegarkan dengan santapan yang diperuntukkan putera-puteri-Mu itu. Demi Kristus, …

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santa Anna dan Santo Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria

Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah.

Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak henti-hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan.

Syukurlah bahwa suatu hari malaikat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: “Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!” Dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang besar, Anna menceritakan warta malaikat Tuhan itu kepada Yoakim. Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak wanita yang manis. Bayi ini diberi nama Maryam, yang kelak akan memperkandungkan Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Bagi Anna, Maryam lebih merupakan buah rahmat Allah daripada buah koderat manusia. Kelahiran Maryam menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

Kehidupan ibu Anna tidak diceritakan di dalam Injil-Injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah cerita apokrif. Cerita ini secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lam tentang Anna, ibu Samuel. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilik khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati ibu Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585) menggalakkan penghormatan kepada ibu Anna diseluruh Gereja pada tahun 1584. Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti “Persiapan bagi Tuhan”, sedangkan Anna berarti “Rahmat atau Karunia”.

No Comments

Leave a Comment