Kamis, 22 September 2022 – Hari Biasa Pekan XXV

Rm. Petrus Haryanto SCJ dari Komunitas SCJ Seminari Menengah St. Paulus Palembang Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Pengkhothah 1:9

Apa yang pemah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah terjadi akan terjadi lagi; tiada sesuatu pun yang baru di dunia ini.

PENGANTAR:

Herodes ingin bertemu Yesus. Orang sudah memberi tahu dia tentang nabi baru. Tetapi prasangkanya menjadi hambatan untuk melihat dengan iman. Sesudah berabad-abad kita percaya, namun sering terpancang pada mukjizat saja. Maka di dalam keadaan sehari-hari kita tidak dapat melihat bahwa Tuhan selalu mendampingi kita.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa, sumber iman kepercayaan, ajarilah kami mengimani Dia, yang bagaikan Elia Baru mengajar kami menikmati kehadiran-Mu di tengah-tengah kami, yaitu Yesus Putra-Mu yang membaptis kami dengan Roh Kudus. Sebab Dialah ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pengkhotbah 1:2-11

“Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari.”

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 90:3-4.5-6.12-13.14.17

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

  1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

  2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.

  3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

  4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : (bdk. Yoh 14:6) Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 9:7-9

“Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?”

Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Petrus Haryanto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Pendengar RESI Dehonian yang terkasih. Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar orang pernah mengalami: kegelisahan dan kecemasan. Penyebabnya salah satunya karena kesalahan dalam pengambilan keputusan. Terlebih mereka yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan di sekitarnya. Kegelisahan semacam inilah yang terjadi atau yang dialami oleh Herodes dalam kisah yang kit abaca dan dengarkan. Keputusannya mengabulkan permintaan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis terus menerus menghantui pikirannya. Kegelisahan itu makin bertambah dengan kemunculan dan pemberitaan tentang Yesus dan keajaiban-keajaiban atau hal-hal besar yang dibuat-Nya.

Berhadapan dengan kemunculan Yesus, kita bisa berandai-andai: bila Herodes hidup di era digital sekarang ini, ia akan begitu sibuk dengan media sosialnya, membaca media online dan media cetak; berinteraksi sana-sini lewat akun facebook, tweeter, instagramnya dll; mengapa? Keajaiban-keajaiban atau hal-hal besar yang dilakukan oleh Yesus itu membuat Yesus menjadi trending topics! Singkatnya, cerita-cerita baik, tentang Yesus semakin menjadi ancaman popularitasnya.

Kecemasan Herodes, bisa jadi juga menjadi kecemasan dan kegelisahan kita yang sedang berjuang menjadi seorang pemimpin, baik bagi diri sendiri maupun orang-orang yang ada di sekitar kita. Ketika mendengar cerita, membaca di media, atau bahkan menyaksikan secara langsung kesuksesan dan kehebatan orang lain; barangkali juga menimbulkan rasa iri tersembunyi dalam hati kita.

Pendengar RESI Dehonian yang terkasih. Tuhan tak jarang membuat keajaiban-keajaiban dalam kehidupan kita sehari-hari. Ia melakukan hal-hal luar biasa bahkan di luar yang kita bisa pikirkan, tetapi sering semuanya hanya berlalu begitu saja tampa disadari, tanpa dinikmati, dan lebih-lebih tanpa disyukuri. Semuanya bisa saja terjadi karena rutinitas harian, seperti pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi sehingga menyita perhatian kita. Belum lagi bila hati, perasaan, dan pikiran terbelenggu oleh persoalan-persoalan hidup, kecemasan, kegelisahan, kekuwatiran, dll.

Sampai dengan hari ini, dunia kita masih membutuhkan Anda dan saya, orang-orang yang bisa memimpin dengan berhati besar, artinya seorang pemimpin yang bisa menerima orang lain dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya. Pemimpin yang tidak memiliki hati besar, biasanya akan menciptakan konflik yang baru dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang seperti demikian akan selalu merasa bahwa dirinya lebih hebat dari yang lain.

Pendengar RESI Dehonian yang terkasih. Mari belajar dari sikap berkorban Yesus sebagai seorang pemimpin yang mencintai tanpa perhitungan untung rugi dan mengungkapkan kasih-Nya secara total sampai memberikan seluruh hidupnya. Semoga kita menjadi seorang pemimpin yang berhati besar, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan di sekitar, yang memberi kesempatan kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita untuk bertumbuh, berkembang dan menghasillkan buah-buah yang manis bagi kehidupan. Tuhan memberkati niat-niat baik kita. AMIN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa kami, sumber kehidupan, berkenanlah memulai baru lagi melimpahkan kedamaian kepada dunia melalui Yesus Putra-Mu, yang telah sudi mengangkat beban hidup kami dan kini menjadi jalan kehidupan kami. Dialah Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Yohanes 14:6

Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan. Hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa kami sumber kebijaksanaan, kami bersyukur atas cara Engkau bergaul dengan manusia. Engkau bersabda kepada kami, manusia dengan daging dan darah, hendak mengajarkan kebijaksanaan hidup. Semoga tetaplah demikian adanya, dan semoga Engkau selalu mendampingi kami. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI:

1 Comment

Tinggalkan Balasan ke Herlin Cancel Reply