AUDIO MP3:
ANTIFON PEMBUKA
Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu pertemuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwartakannya ke seluruh dunia.
PENGANTAR
Tiada orang yang sanggup mengatakan cinta kasih Yeseus kepada kita dengan kata-kata yang indah dan mesra seperti Yohanes, yang menghayati benar kata-kata itu. Cinta kasihnya sendiri menyebabkan dia mendapat tempat khusus di antara teman-teman rasul. Injil dan surat-suratnya merupakan suatu renungan kembali tentang peristiwa-peristiwa terpenting di dalam sejarah umat manusia, sehingga harapan kita akan hidup kekal beralasan.
KEMULIAAN
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa : Allah Bapa yang mahaluhur, Engkau mewahyuhkan rahasia agung Sabda-Mu dengan perantara rasul-Mu Santo Yohanes. Terangilah kiranya budi kami, agar sanggup memahami ajaran luhur yang diwariskan kepada kami. Demi Yesus Kristus,..
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes 1:1-4
“Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu.”
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 97:1-2.5-6.11-12
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
-
Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
-
Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
-
Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya.
S : Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 20:2-8
“Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.”
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Salam jumpa Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Rumah SCJ Cipinang Cempedak Jakarta Timur dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Rabu, 27 Desember 2023, Pesta St. Yohanes Rasul, juga Masa Oktof Natal kedua. Tema Resi kita kali ini adalah:”Belajar dari St. Yohanes Rasul”
Marilah kita mempersiapkan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
Para Sahabatku, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Dari hati yang tulus saya menghaturkan Selamat Natal untuk Anda semua yang telah setia mendengarkan dan mengikuti Resi Dehonian. Terima kasih atas kesetiaan Anda semua, semoga Resi yang kami bawakan memberikan insoirasi hidup dalam iman, pengaharapan, dan kasih serta menjadikan berkat dalam hidup anda sehari-hari. Amin.
Pada masa Oktaf Natak Kedua ini kita merayakan Pesta St. Yohanes Rasul. Disamping beliau menulis Injil St. yohanes juga menjadi murid kesayangan Tuhan Yesus. Nampak dalam bebrapa peristiwa penting dalam hidup Yesus, St.Yohanes diiukut sertakan. Melalui bacaan injil dalam rangka Pesta St. Yohanes Rasul ini saya ingin mengajak saudari-saudara semua untuk belajar dari St. Yohanes dalam menghidupi imannya. Ada tiga hal paling tidak yang bis akita pelajari lewat bacaan injil kali ini.
-
Kita belajar kerendahan hati dari St. Yohanes. Meski dia murid yang paling dikasihi Yesus, para murid yang lain juga tahu hal ini. Namun St. Yohanes tetap rendah hati, dia tidak sombong, dan mengambil “aji mumpung’, tetap melakukan pelayanan dengan rendah hati dan tulus, serta memberikan penghormatan bagi pemimpin atau orang yang lebih tua dari dirinya. Lihat saja, meski St. Yohanes telah sampai terlebih dahulu di depan makan Yesus, namun dia tidak masuk melainkan terlebih dahulu menunggu Petrus yang lebih tua dan diangkat sebagai pemimpin para rasul.
-
Yohanes memiliki iman yang mendalam dan percaya meski apa yang dilihatnya sederhana, melihat kain kafan yang terlipat rapi dan makam kosong. Kepercayaan ini bisa terjadi karena St. Yohanes mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus dan membatinkan dalam hidup-Nya. Kita juga diundang untuk menghidupi sabda dalam hati kita dan mempraktikkan dalam hidup nyata maka kita akan memiliki iman yang mendalam.
-
Yohanes menulis injilnya dari pengalaman yang nyata dari hidupnya sendiri yang digambarkan sebagai apa yang ia dengar, apa yang dia lihat, dan apa ia raba serta rasakan. Kita diundang untuk menggunakan segenap panca indra kita totalitas hidup kita dalam mengimani Yesus sehingga kita mampu menjadi pewarta dalam hidup kita melalui tindakan, ucapan, dan buah yang kita hasilkan dalam hidup kita sehari-hari.
Para sahabat, saudari-saudara yang dikasihi dan mengasihi hati Yesus. Marilah kita senantiasa membangun pengalaman nyata akan Kristus dengan menggunakan seluruh akal budi kita, serta kontemplasikan mernungkan peristiwa-peristiwa iman akan Yesus sehingga kita mengalami kesatuan yang erat dengan Tuhan kita Yesus Kristus.
Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa yang mahamulia, sucikanlah kiranya persembahan kami ini. Dalam perjamuan cinta kasih Putera-Mu. Engkau mewahyukan rahasia agung Sabda kekal kepada rasul-Mu Santo Yohanes. Semoga kami pun menimba rahasia itu dari perjamuan yang kami rayakan ini. Demi Kristus,…
PREFASI NATAL:
ANTIFON KOMUNI – Yoh 1:14.16
Sabda menjadi manusia lemah dan tinggal di antara kita. Dari kelimpahan-Nya semua telah menerima.
DOA SESUDAH KOMUNI
Marilah berdoa Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, menurut ungkapan Rasul Santo Yohanes Sabada menjadi manusia lemah, Maka kami mohon kepada-Mu, semoga itu tinggal di antara kami berkat ekaristi yang kami rayakan ini. Demi Kristus,…
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Rabu-27-Desember-2023-oleh-Br.-Andreas-Gatot-Yudoanggono-SCJ-dari-Komunitas-SCJ-Cipinang-Cempedak-Jakarta-Indonesia-1Unduh
Santo Yohanes Rasul
Apostle of Charity, Beloved Apostle, Beloved Disciple, Giovanni Evangelista, John the Divine, John the Evangelist, John the Theologian
Para rasul melihat Yesus secara jasmani, dari muka ke muka; mereka mendengarkan perkataan yang Ia ucapkan, dan setelah tiba saatnya mereka mewartakaan sabda-Nya itu kepada kita. Jadi, kita juga telah mendengarkan, meskipun kita tidak melihat; kita bersekutu dengan mereka, karena kita dan mereka memiliki iman yang sama. —St. Agustinus
St. Yohanes adalah seorang nelayan di Galilea. Ia, bersama dengan St. Yakobus saudaranya, dipanggil untuk menjadi rasul Kristus. Yesus memberi julukan “anak-anak guruh” kepada kedua putera Zebedeus ini.
St. Yohanes adalah rasul yang termuda. Ia amat dikasihi oleh Yesus, dan iapun amat mengenali Yesus Sang Guru. Pada perjamuan malam terakhir, Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya didada Yesus. Yohanes juga satu-satunya rasul yang berdiri di kaki salib sementara yang lain melarikan diri. Yesus yang sedang menghadapi ajal menyerahkan pemeliharaan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya ini. Sambil memandang Bunda Maria, Ia berkata, “Inilah ibumu.” (Yoh 19:26-27). Jadi, hingga akhir hidupnya di dunia, Bunda Maria tinggal bersama St.Yohanes. Hanya Yohanes seorang yang memperoleh hak istimewa untuk menghormati serta melayani Bunda Allah yang tanpa noda.
Setelah penyaliban Yesus dan hari paskah berlalu, pagi-pagi sekali Maria Magdalena dan beberapa wanita membawa rempah-rempah ke makam Yesus untuk meminyaki Tubuh-Nya sesuai kebiasaan orang Yahudi. Mereka kembali dengan berlari-lari kepada para rasul untuk menyampaikan suatu berita yang mengejutkan. Tubuh Yesus telah hilang dari makam. Petrus dan Yohanes pergi untuk menyelidiki hal itu. Hati Yohanes yang bergetar hebat membuat ia berlari dengan sangat cepat dan tiba terlebih dahulu, tetapi karena ia menghormati Petrus; ia tidak mau mendahului Petrus untuk masuk kedalam kubur. Walau ia merupakan murid yang paling dikasihi Yesus; tapi Yohanes adalah orang yang sangat rendah hati. Ia masih menunggu sampai Petrus datang dan masuk ke dalam makam terlebih dahulu. Baru sesudahnya, ia masuk dan melihat kain kafan yang telah tergulung rapi.
Kemudian, dalam minggu itu juga, para murid sedang memancing di Danau Tiberias tanpa hasil. Seseorang yang berdiri di pantai mengatakan kepada mereka untuk menebarkan jala ke sisi lain perahu. Ketika mereka menarik kembali, jala tersebut penuh dengan ikan-ikan besar. Yohanes adalah orang pertama yang mengenali siapa Orang itu. Tapi dengan kerendahan hati yang luar biasa ia terlebih dahulu mendekati Petrus dan berkata, “Itu Tuhan!”. Petrus si Batu Karang segera saja terjun ke Danau dan berenang ke Pantai menuju Tuhan; sedangkan Yohanes dan para Rasul yang lain tetap datang dengan perahu. (Yoh 21:1-14)
Kedekatan St.Yohanes dengan Yesus tercermin dalam pertanyaan Petrus ini :
“Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini..?” (yoh 21:21).
Saat itu Yesus menjawab :
“Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutilah Aku”.
Pernyataan Yesus ini membuat para rasul yang lain sempat berpikir kalau Yohanes tidak akan mati.
Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, para rasul menjadi penuh dengan Kuasa dan keberanian mewartakan Injil. Mereka mulai menyebarkan kabar gembira dan mengadakan banyak mijizat dalam nama Yesus. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Santo Lukas mencatat bagaimana Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah dengan berkata : “.. Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (kis 3:6).
Setelah jemaat perdana di Yerusalem terbentuk, para Rasul terus mewartakan injil kesegala penjuru dunia. Yohanes berkarya dari Yerusalem sampai ke kota Efesus (sekarang : Selçuk, Provinsi İzmir, Turki). Ia tinggal di kota ini dan menjadi memimpin umat beriman (Uskup) sampai akhir hidupnya. Di kota ini pula Yohanes diyakini menulis Injil keempat, tiga buah surat Gembala, dan Kitab terakhir dari Perjanjian Baru : kitab Wahyu.
Yohanes hidup hampir seabad lamanya. Walau Ia tidak wafat sebagai seorang martir, tetapi sungguh ia menjalani hidup yang penuh penderitaan. (Tradisi lain menyatakan bahwa Rasul Yohanes mati sebagai martir; tapi tradisi ini kurang diterima karena tidak mampu menyebutkan dimana tempat kemartiran Rasul Yohanes). Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya tetap dengan setia membawanya ketengah jemaat. Pesannya yang terakhir sangat sederhana; “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.” Ia wafat di Efesus sekitar tahun 101 M.
Banyak kisah-kisah mujizat yang menurut tradisi diadakan oleh Rasul Yohanes. Sebagian mungkin hanyalah “mitos”. Beberapa diantaranya :
-
Ketika Yohanes sedang dalam perjalanan untuk berkhotbah di Asia, kapalnya rusak dalam badai, semua orang berhasil menyelamatkan diri ke pantai, kecuali Yohanes. Yohanes kemudian dinyatakan meninggal. Tapi dua minggu kemudian gelombang laut melemparkan Yohanes ke pantai dan jatuh didekat kaki Prochoros salah seorang muridnya; dalam keadaan hidup.
-
Ketika Yohanes mengatakan penyembahan berhala adalah pekerjaan iblis, para pemuja dewi Artemis melemparinya dengan batu. Batu-batu yang dilemparkan mental dan mengenai para pelempar.
-
Yohanes berdoa di sebuah kuil Artemis, lalu turunlah api dari langit yang membakar 200 orang yang sedang menyembah berhala itu. Ketika sebagian orang yang tersisa memohon belas kasihan, ia membangkitkan kembali 200 orang yang sudah mati. Mereka semua kemudian bertobat dan dibaptis.
-
Mengusir setan yang sudah berdiam dalam sebuah kuil pagan selama 249 tahun.
-
Dalam sebuah pelayaran, persediaan air diatas kapal habis. Yohanes kemudian mengubah air laut menjadi air tawar untuk diminum.
-
Seorang pesulap bernama Ceonops, berpura-pura dapat menghidupkan kembali tiga orang yang sudah meninggal. Tiga “Orang” mati tersebut sebenarnya adalah iblis yang bersekutu dengan pesulap tersebut. Melalui doa, Santo Yohanes mengagalkan tipu muslihat penyihir itu dan setan–setan sekutunya lari menghilang.
-
Sekali setahun makamnya menyebarkan aroma harum yang dapat menyembuhkan orang sakit.
Amin,
Makasih Bruder untuk renungannya