Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunirtas SCJ Palembang Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA:
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-nya.
PENGANTAR:
Sudah sejak kecil putera seorang bangsawan ini mengarah pada hidup religius. Pada umur sembilan tahun ia sudah berniat hidup wadat. Umur 17 tahun diserahkannya hak-hak warisannya dan masuk Ordo Yesuit. Mungkin terasa juga kekanak-kanakannya dan romantismenya. Tetapi sebenarnya diperlukan ketabahan hati. Hal itu dibuktikan oleh Loisius ketika berjangkit wabah pes. Begiut sungguh-sungguh ia merawat para penderita, sehingga ia sendiri kejangkitan dan meninggal pada usia amat muda.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa, pemberi rahmat surgawi, dalam diri Santo Aloisius Engkau menyatukan hidup suci dengan semangat tapa. Kami takkan mampu menyamai kesuciannya. Maka semoga berkat jasa dan doanya kami sekurang-kurangnya meneladan semangat tapanya. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja 11:1-4.9-18.20
“Mereka mengurapi Yoas dan berseru, ‘Hiduplah Raja!'”
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: “Hiduplah raja!” Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: “Khianat, khianat!” Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: “Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!” Sebab tadinya imam itu telah berkata: “Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!” Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 132:11.12.13-14.17-18
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya”.
Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya S : (Mat 5:3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 6:19-23
“Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu.”
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Demikianlah Sabda Tuhan! U. Terpujilah Kristus!
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.
“Apa Harta Berharga bagimu??”
Pencinta Resi terkasih, Bersama kita akan merenungkan apa yang menjadi harta berharga bagi diri kita masing-masing? Jawaban atas pertanyaan tersebut, akan menunjukan kemana hati dan hidup kita selama ini tertambat. Harta adalah sesuatu yang berharga dan kita cintai. Kepadanya kita akan memberikan seluruh upaya kita untuk mendapatkannya, serta menjaganya agar tidak hilang atau rusak. Ketika sesuatu menarik perhatian kita sepenuhnya, kita akan dapat memberikan seluruh hati, jiwa, dan kekuatan kita padanya. Kita secara naluriah mengerahkan energi dan sumber daya kita, bahkan seluruh hidup kita untuk mencapai apa yang paling kita cari.
Setiap orang dapat menjadikan apapun sebagai harta berharga dalam hidupnya dengan alasan yang sangat personal. Karena itu, kejernihan mata dalam memandang segala sesuatu menentukan harga dan nilai dari apapun yang ada di sekitar kehidupan kita. Mata menjadi jendela jiwa. Apa yang kita lihat akan menentukan bagaimana kita berpikir dan apa yang kita pikirkan akan dipahami dalam kata-kata dan tindakan. Jika kita salah melihat hal-hal baik, maka hati kita akan cenderung menginginkan hal-hal yang salah dan negatif. Ini akan membawa kita pada kehancuran diri bahkan juga orang lain.
Oleh karena itu, Yesus mengajak kita untuk mengarahkan mat akita pada harta surgawi. “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Mat. 6:20). Apakah ini berarti kita harus mengabaikan bahkan meninggalkan segala hal yang berbau duniawi? Saudara-saudariku, rasanya Tuhan Yesus tidak menghendaki kita melakukan hal tersebut. KehendakNya bukan soal pertentangan harta surgawi dan harta duniawi, melainkan soal orientasi hati dan hidup kita. Apakah kehidupan surgawi menjadi harta berharga bagi diri kita, sehingga kita mengarahkan segenap hati, pikiran dan jiwa hanya untuk meraih harta surgawi tersebut dengan menggunakan sarana dan harta duniawi yang kita miliki? Atau, kita telah berlaku sebaliknya, yaitu mengarahkan diri hanya untuk mengumpulkan segala perkara duniawi dan abai terhadap kehidupan surgawi? Di sini menjadi jelas, apa yang menjadi Harta bagi kita.
Para pencinta Resi terkasih, marilah kita merenungkan lebih mendalam apa yang paling kita cari dalam hidup ini dengan melihat segala sesuatunya memakai mata hati yang jernih. Sering kali kita buta terhadap harta karun sejati dalam hidup ini yaitu cinta kasih Allah sendiri dan cinta pada sesama. Kita telah membiarkan cinta kita pada dunia menggelapkan pikiran kita. Maka, marilah kita datang kepada Yesus yang adalah Sabda Allah yang hidup dan Terang sejati, untuk menerangi kita dalam kebenaran. Hanya Tuhan yang dapat membantu kita untuk melihat apa yang benar-benar penting bagi kita dalam hidup, dalam upaya kita mengumpulkan harta surgawi. Tuhan memberkati kita semua, karena kita adalah harta berharga bagiNya. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa, Raja mahamulia, curahkanlah kekayaan rahmat-Mu kepada kami yang ikut serta dalam kurban perjamuan ini. Semoga seturut teladan Santo Aloisius kami selalu mengenakan pakaian pesat dan siap sedia, sehingga Kauperkenankan ikut serta pula dalam perjamuan raya di surga. Demi Kristus, …
ANTIFON KOMUNI:
Roti surgawi diberikan kepada manusia. Roti malaikat menjadi santapan mereka.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakudus, kami sudah disegarkan dengan santapan para malaikat. Semoga berkat teladan dan doa restu Santo Aloisius yang kami peringati hari ini, kami mengabdi-Mu dengan hidup suci dan selalu ingat bersyukur kepada-Mu. Demi Kristus, ….
Aloysius, santo pelindung pemuda pemudi Katolik, dilahirkan pada tanggal 9 Maret 1568. Karena ia begitu penuh semangat hidup, ayahnya berangan-angan agar kelak ia menjadi seorang perwira yang hebat. Ketika Aloysius baru berumur lima tahun, ayahnya mengajaknya ke kemah tentara. Di sana, Aloysius kecil ikut berarak dalam barisan. Suatu hari, ia bahkan berhasil mengisi dan menembakkan senapan ketika pasukan tentara sedang beristirahat. Ia juga belajar umpatan dan kata-kata kasar dari para prajurit. Ketika mengetahui apa arti kata-kata tersebut, Aloysius merasa menyesal bahwa ia telah mengucapkannya.
Pemuda Aloysius dikirim ke istana-istana para raja dan pangeran. Kelicikan, kedengkian dan kecemaran merupakan hal biasa di sana. Tetapi, semuanya itu mempengaruhi St. Aloysius hanya dalam satu hal, yaitu lebih berhati-hati agar tetap hidup sesuai tanggung jawab Kristianinya. Aloysius jatuh sakit. Hal itu memberinya kesempatan untuk mempergunakan lebih banyak waktu untuk berdoa dan membaca buku-buku yang baik. Ketika Aloysius berumur enam belas tahun, ia memutuskan untuk menjadi seorang imam Yesuit. Ayahnya menentang keinginannya itu.
Tetapi, setelah tiga tahun, akhirnya ia mengijinkannya juga. Begitu bergabung dengan Yesuit, Aloysius wajib melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dan kasar. Ia melayani di dapur dan mencuci piring-piring kotor. Ia biasa mengatakan, “Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang kepada agama agar dijadikan lurus oleh palu penyangkalan diri dan laku tobat.”
Ketika suatu wabah menyerang kota Roma, Aloysius mohon agar diijinkan merawat mereka yang sakit. Dia, yang biasa dilayani oleh pelayan-pelayan, dengan senang hati menyeka mereka yang sakit serta merapikan tempat tidur mereka. Ia melayani orang-orang sakit hingga akhirnya penyakit itu menyerangnya juga.
St. Aloysius baru berusia dua puluh tiga tahun ketika ia wafat pada malam tanggal 20 Juni 1591. Ia hanya mengatakan, “Aku akan pergi ke surga.” Jenazah St. Aloysius Gonzaga disemayamkan di Gereja St. Ignatius di Roma. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1726.
Bagaimana aku bersikap ketika aku merasa orang-orang lain memaksaku untuk mengatakan atau melakukan hal-hal yang tidak pantas? Aku harus berdoa mohon keberanian untuk melakukan apa yang benar.
Arti Nama
Aloysius adalah bentuk lain dari nama Louis/ Ludovicus yang berarti : Kesatria Terkenal
St.Aloysius Ginzaga.
Doakanlah kami