Selasa, 25 Juni 2024 – Hari Biasa Pekan XII

Rm. Y. Eko Yuniarto SCJ dari Komunitas RR La Verna Pajar Isuk-Pringsewu Lampung-Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 48:10-11

Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pula kemasyhuran nama-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

PENGANTAR:

Sepanjang sejarah seluruh umat Allah dibimbing iman akan Allah Yang Mahakuasa. Ikut serta kita dalam sejarah ialah me lakukan untuk semua orang segala sesuatu yang kita inginkan dilakukan orang terhadap kita. Iman dan cinta kasih menuntun kita di jalan yang sempit, yang telah dilalui Yesus sendiri.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa tujuan hidup kami, semoga kami dapat melalui pintu gerbang yang sempit, agar dapat sampai ke sumber kehidupan, ialah Yesus, cahaya hidup kami, yang ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja 19:9b-11.14-21.31-35a.36

“Aku akan membela dan menyelamatkan kota ini demi Aku dan demi Daud.”

Pada waktu kota Ye dikepung, Sanherib, Raja Asyur, mengirim utusan kepada Hizkia, raja Yehuda. Ia berpesan, “Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia, raja Yehuda: Janganlah Allahmu yang kaupercayai itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan: Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur. Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan? Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: “Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya TUHAN, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. Ya TUHAN, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri mereka dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN.” Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar. Inilah firman yang telah diucapkan TUHAN mengenai dia: Anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina engkau, telah mengolok-olokkan engkau; dan puteri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu. Sebab dari Yerusalem akan keluar orang-orang yang tertinggal dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput; giat cemburu TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 48:2-3a.3b-4.10-11 

Ref. Allah menegakkan kotanya untuk selama-lamanya.

  1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.

  2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-puri-Nya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.

  3. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

BAIT PENGANTAR INJIL: 

U: Alleluya, alleluya
S: Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 7:6.12-14

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, “Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya, lalu babi itu berbalik mengoyak kamu. Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya.”

RENUNGAN DIBAWAKAN OLEH: Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ

Vivat Cor Jesu, Per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus, melalui hati Bunda Maria.

“Sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya”

Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari Rumah Retret Laverna, Padang Bulan, Pajaresuk, Pringsewu, Lampung, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian, edisi hari Selasa, Pekan Biasa XII, tanggal 25 Juni 2024. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan melimpah berkat.

Saudari dan Saudaraku yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, sabda Yesus yang kita baca dan renungkan kali ini mengajarkan kepada kita hal yang sangat konkret dan mendarat dalam hidup kita sehari-hari. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Begitu sabda Yesus. Pernyataan Yesus ini memberikan kepada kita arahan atau petunjuk mengenai prinsip dasar kalau kita mau memperlakukan sesama kita dengan baik, sebagaimana kita juga mengharapkan diperlakukan baik oleh orang lain. Meskipun tidak menjamin bahwa kebaikan kita selalu akan dibalas dengan kebaikan yang seimbang. Bahkan seringkali terbukti sebaliknya, kita diperlakukan secara tidak baik oleh orang yang sudah kita beri kebaikan. Lantas apakah lalu kita akan berhenti berbuat baik?

Sejatinya, Yesus mengajarkan kepada kita bukan tentang melakukan kebaikan supaya kita mendapatkan balas jasa kembali atas kebaikan yang sudah kita lakukan, namun tekanannya pada perbuatan baik yang seharusnya memang dilakukan. Perbuatan baik dilakukan bukan untuk memperoleh sesuatu, “do ut des”, memberi supaya diberi, bukan itu, tetapi berbuat baik kendati sering terjadi penolakan dan tidak dipedulikan. Bukankah Yesus sudah sering mengalami itu lebih dulu? Dan itulah yang Ia lakukan maka Ia mengajarkan. Ia selalu melakukan kebaikan dan kebenaran. Ia ingin murid-muridNya dan semua orang yang percaya kepadaNya melakukan hal yang sama. Berbuat baik, berbuat benar, dan tidak mempertimbangkan soal apa nanti yang akan saya dapatkan. Hanya sedikit orang saja yang mampu melakukan itu. Maka Yesus mengatakan “masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya. Betapa sempitnya dan sesaknya jalan yang menuju kepada kehidupan! Hanya sedikit orang yang mendapatkannya.” 

Di sini jelas bahwa hanya sedikit orang yang mau melawan arus. Hanya sedikit orang yang bisa melakukan melulu kebaikan tanpa embel-embel. Betapa sedikit orang yang mencintai tanpa kata “tapi” atau mencintai tanpa kata “asalkan” atau alasan lain. Ketika kita berhenti melakukan kebaikan hanya gara-gara tidak mendapatkan perlakuan seimbang, itu berarti sikap baik kita belum berkelas karena masih mengharapkan berbalas. Jika ingin kasih dan kebaikan kita menjadi berkelas maka tak perlu mengharapkan balas. Bukti kerendahan hati adalah saat kita mampu bersikap tanpa kecewa ketika kebaikan kita tak diperhitungkan sesama.

Suatu ketika saya menegur Romo Sepuh yang selalu terlalu mudah memberi sumbangan kepada mereka yang datang meminta bantuan, padahal saya tahu para peminta itu adalah orang yang sebenarnya berada, minta surat keringanan uang sekolah untuk anaknya lah, minta surat keterangan miskin lah, minta bantu biaya berobat lah, bahkan ada yang sengaja parkir mobil jauh dari pastoran supaya tak tampak bermobil dan berlaku seolah-olah miskin. Ketika saya mengatakan pada romo sepuh itu “romo mbok jangan mudah percaya pada orang, romo banyak dibohongi lho…” Apa jawab romo sepuh itu? “Yang penting bukan saya yang bohong dan yang penting niat saya berbuat baik, soal dibohongi atau tidak biar diurus Tuhan saja.” Saya balas dengan senyuman lalu saya pergi, ha. .ha.. ha…

Saudaraku yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, karena “Sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya”, Maka mari kita melakukan kebaikan. Mari kita menyingkirkan kecurigaan. Mari kita berbuat seperti yang seharusnya kita buat tanpa memikirkan apa yang akan mereka buat.Tuhan memberkati Anda, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, berkenanlah menerima niat baik kami mau mengimani Yesus Putra-Mu dan mau menempuh jalan-Nya menuju kehidupan sejati. Sebab Dialah

ANTIFON KOMUNI – Matius 7:12

Segala sesuatu yang Kauinginkan diperbuat orang kepadamu, perbuatlah juga demikian kepadanya.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kehidupan sejati, kami mengucap syukur, karena demikian besar perhatian-Mu kepada manusia, sehingga berkenan datang sendiri dalam diri Yesus Putra Manusia. Kami mohon, semoga Ia sudi menjadi pintu gerbang kehidupan kami. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

DOWNLOAD AUDIO RESI:

2 Comments

  • Bernadeta Juni 24, 2024 at 7:12 am

    Amiin..🙏🏻😇

    Reply
  • Michael agus Juni 25, 2024 at 4:36 am

    Sabdamu menuntun ku

    Reply

Leave a Comment