Senin, 26 Mei 2025 – Peringatan Wajib St. Filipus Neri, Imam

Rm. Vincen Suparman SCJ dari Komunitas SCJ Florida USA

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA — Luk. 4: 18

Roh Tulan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur yang remuk redam.

PENGANTAR

Filipus Neri dilahirkan tahun 1515 di Florence. Ketika berumur 21 tahun ia pergi ke Roma dan tinggal di sana sampai akhir hidupnya. Hi-dupnya ditandai doa, cinta kasih kepada sesama, karya pastoral dan per-tobatan. Berkat cara berpastoral yang ban disertai rasa humor, besar pengaruh nya. Santo penuh tawa ini bersahabat dengan Sri Paus, Kardinal dan orang-orang suci Dialah salah seorang pastor dan pembaru yang ter-. besar. Untuk pelaksanaan dan penyebaran gagasan-gagasannya ia men dirikan kumpulan ‘Oratorium-nya dan meninggal tahun 1595

DOA KOLEKTAN: 

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, sumber kegembiraan kami. abdi-Mu yang setia Kauluhurkan dengan kesucian mulia. Maka kami mohon, kobarkanlah dalam diri kanui api Roh Kudus yang menyala-nyala dalam hati Santo Filipus Neri Deni Yesus Kristus Putra-Mu…..

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kisah Para Rasul 16:11-15

“Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.”

Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 149:1-2.3-4.5-6a.9b

Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya

  1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.

  2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.

  3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (bdk. Yoh 15:26b.27b) Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 15:26–16:4a

“Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus.”

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Vincen Suparman SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Dalam perokope ini Jesus mempersiapkan para pengikut-Nya menghadapi kepergian-Nya. Para pengikut-Nya akan menghadapi pelbagai pencobaan.  Pada masa persiapan itu Jesus menjanjikan kedatangan Roh Kudus sebagai penolong dan penghibur. Roh Kudus akan memberi mereka kuasa untuk memberikan kesaksian tentang Jesus dan menuntun mereka kepada seluruh kebenaran, bahkan ketika menghadapi penganiayaan. Janji Jesus tentang kedatangan Roh Kudus merupakan sumber penghiburan dan kekuatan bagi para pengikut-Nya tatkala mereka bersiap menghadapi dunia yang penuh tantangan. Secara sederhana thema-thema disusun demikian: Kesatu, Kepergian Jesus dan Persiapan Para Pengikut-Nya: Jesus akan meninggalkan para pengikut-Nya, dan Ia tahu kesedihan dan ketakutan yang akan mereka alami. Ia memperingatkan mereka tentang penganiayaan yang akan mereka hadapi, termasuk diusir dari sinagoge dan bahkan dibunuh karena iman mereka.

Peringatan-peringatan ini tidak dimaksudkan untuk mengecilkan hati mereka, tetapi untuk mempersiapkan mereka menghadapi pencobaan-pencobaan yang akan datang. Jesus meyakinkan mereka bahwa kepergiannya adalah untuk keuntungan mereka, karena hal itu akan memungkinkan Roh Kudus untuk datang dan menuntun mereka. Kedua, Kedatangan Roh Kudus: Jesus berjanji untuk mengirimkan Roh Kudus, yang disebutnya sebagai “Penolong” atau “Penghibur”. Roh Kudus adalah Roh kebenaran, yang berasal dari Bapa. Roh Kudus akan memberikan kesaksian tentang Jesus, meneguhkan identitas dan ajaran-ajaran-Nya. Roh Kudus juga akan memberi kuasa kepada para murid untuk memberikan kesaksian tentang Jesus dan membimbing mereka kepada seluruh kebenaran. Ketiga, Peran Roh Kudus sebagai Penolong dan Penghibur: Roh Kudus akan menjadi sumber penghiburan dan kekuatan bagi para murid dalam menghadapi penganiayaan. Ia akan membimbing mereka kepada seluruh kebenaran, membantu mereka memahami ajaran-ajaran Jesus dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Roh Kudus juga akan meyakinkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman, yang pada akhirnya akan menuntun dunia untuk menerima Jesus. Keempat, Tanggung Jawab Para Murid: Jesus mengingatkan para murid bahwa mereka juga dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang Ia, karena mereka telah bersama-Nya sejak awal. Mereka harus membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka tentang Jesus kepada orang lain dan menyebarkan pesan tentang kasih dan anugerah-Nya. Roh Kudus akan memberi mereka kuasa untuk melakukan ini secara efektif, bahkan saat menghadapi pertentangan. Intinya, bagian-bagian ini menyoroti transisi dari kehadiran fisik Jesus bersama para pengikut-Nya menuju kehadiran Roh Kudus yang terus-menerus, yang akan membimbing, memberi kuasa, dan menghibur mereka saat mereka menyebarkan pesan Injil di dunia yang sering kali menentang iman mereka.

Kini kita menghayati iman Kristen dua ribu tahun setelah Injil Johanes ditulis. Barangkali kita tidak mengalami penganiayaan fisik seperti kita baca dalam kisah santo-santa. Tantangan-tantangan yang kita alami justru datang dari perilaku kita terhadap iman dan cara hidup kita sebagai Kristen. Kadang kita tidak memberi cukup waktu untuk pertumbuhan iman kita. Kita lebih khusuk dengan aneka ritus dan devosi, sehingga kita membiarkan diri terperangkap dalam aneka ritus, devosi, dan perayaan. Tetapi kita tidak pernah bertanya bagaimana iman kita berdampak positif bagi hidup kita dan sesama. Iman kita terjaga aman oleh dinding gereja, tetapi tak pernah diexpressikan keluar. Iman kita terkurung tanpa pernah diberi kesempatan untuk dipraktikkan membawa dampak positif dalam hidup kita dan sesama.

Sementara itu, pesan Jesus sangat jelas. Kita diutus untuk menjadi saksi-saksinya bukan untuk sekadar rajin berdoa dan beribadat, tetapi juga menghasilkan buah-buah yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Ajaran Kristus kepada para murid-Nya sangat jelas. Mereka dibimbing oleh Roh Kudus untuk menyatakan kepada dunia bahwa hidup manusia harus didasarkan pada penyelamatan dari dosa, dan atas kebenaran. Cara hidup inilah yang harus diperjuangkan oleh setiap orang beriman. Jesus selalu mengingatkan agar kita sebagai murid-murid-Nya menghasilkan buah; untuk itu kita harus tetap tinggal bersama dengan-Nya. Mereka yang tidak tinggal bersama Jesus takkan mampu menghasilan buah.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, sumber sukacita sejati, sambil mempersembahkan kurban pujian kami mohon, semoga seturut teladan Santo Filipus Neri kami selalu riar g gembira dalam memuliakan nama-Mu dan mengabdi : esama manusia Demi Kristus Tuhan dan pengantara kanii

ANTIFON KOMUNI: 

Aku akan menyertai kalian setiap hari sampai akhir zaman.

DOA SESUDAH KOMUNI: 

Marilah berdoa: Allah Bapa, surnber kehidupan kami, sesudah menikmati santapan surgaw, kami mohon, semoga kami seperti Santo Filipus Neri selalu merindukan kurnia-Mu yang sungguh menghidupi kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Santo Filipus Neri Pendiri Konggregasi Oratory

Filipus Neri dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1515 di Florence, Italia. Ayahnya, Fransiskus Neri, bekerja sebagai seorang notaris. Walau keluarganya termasuk golongan bangsawan, tetapi mereka hidup dalam kemiskinan.

Filipus kecil suka sekali berkelakar! Bagi teman-temannya, sentuhan tangan Filipus atau bahkan kehadirannya saja sudah cukup untuk menyembuhkan hati siapa saja yang sedang berduka. Filipus kecil juga suka bertindak seturut kata hatinya. Karena kelakuannya itu hampir saja sebuah kecelakaan merenggut nyawanya. Filipus melihat seekor keledai beban dengan gerobaknya yang sarat dengan buah-buahan; tiba-tiba saja ia meloncat naik ke atas punggung keledai. Keledai yang terkejut itu kehilangan keseimbangannya dan terpeleset. Sedetik kemudian, keledai, gerobak dan buah-buah muatannya serta Filipus jatuh terguling-guling ke gudang bawah tanah dengan Filipus tertindih keledai dan gerobak!

Pada tahun 1533, ketika usianya delapan belas tahun Filipus dikirim ke San Germano, kepada seorang sanak, untuk belajar berdagang. Tetapi tidak ada sama sekali minatnya dalam berdagang. Ia malahan lebih sering menggunakan waktunya untuk berdoa di sebuah kapel di atas bukit. Filipus memperoleh nubuat dalam suatu penglihatan bahwa ia mendapat panggilan merasul di Roma, jadi ia meninggalkan keluarganya dan pindah ke Roma.

Di Roma, Filipus belajar Filsafat dan Teologi selama tiga tahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk hidup layaknya seorang pertapa. Pada tahun 1548, Filipus membentuk kelompok Persaudaraan Tritunggal Maha Kudus. Kelompok tersebut beranggotakan kaum awam yang menawarkan bantuan bagi para peziarah yang datang ke Roma. Organisasi ini berjalan baik dan kelak menjadi rumah sakit Santa Trinita dei Pellegrini yang terkenal di Roma.

Karena merasakan panggilan yang kuat untuk menjadi imam, Filipus masuk biara dan pada tahun 1551 ditahbiskan menjadi seorang imam. Kemudian Pater Filipus ditugaskan di gereja San Girolamo. 

Bagi umatnya, Pater Filipus adalah seorang imam yang spontan, tak dapat ditebak, menyenangkan serta penuh humor. Semua orang kudus selalu penuh pengharapan dan sukacita, tetapi pada Neri pengharapan dan sukacita itu tampak lebih nyata. Ia selalu melihat sisi baik dari semua peristiwa, baik peristiwa gembira maupun sedih yang dialaminya. Lelucon-leluconnya, biasanya idenya sendiri, selalu dikenang.

Demi pertumbuhan rohani umatnya, Pater Filipus senantiasa menyediakan waktu bagi siapa saja dan kapan saja. Ia memperhatikan mereka dan memberikan dukungan serta nasehat menurut kepentingan mereka masing-masing. Nasehat-nasehatnya itu membawa dampak yang besar sehingga berguna bagi perkembangan gereja secara menyeluruh. Pater Filipus amat popular sebagai seorang bapa pengakuan sebab ia pandai membaca hati orang dan memberikan penitensi yang membantu mereka berbalik dari dosa-dosa mereka. Ia membantu umatnya mengatasi kelemahan-kelemahan mereka dengan membuat mereka tertawa!

Sukacita Pater Filipus segera memikat hati umatnya, terutama kaum muda. Ia mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membimbing hidup kerohanian mereka: doa, Misa, diskusi, pendalaman iman, paduan suara, dsbnya. Ia mengadakan prosesi kunjungan ke Tujuh Gereja di Roma dengan perhentian-perhentian di masing-masing gereja untuk berdoa, devosi, menyanyi, menari dan berpiknik (piknik yang dihadiri oleh ± 6000 orang)! Jumlah kaum muda yang bergabung semakin lama semakin banyak, di antara mereka banyak pula yang kemudian tertarik untuk menjadi imam, hingga pada akhirnya terbentuklah Konggregasi Oratorian. Nama Oratorian dipilih karena mereka biasa berkumpul secara teratur di sebuah ruang kecil yang disebut oratory (“ora” adalah bahasa Latin yang berarti “berdoa”; oratory artinya tempat doa). Pater Filipus dan Oratorian segera menjadi pusat kehidupan beriman di Roma.

Beberapa penguasa gereja yang iri kepada Pater Filipus merasa terancam dengan berkembangnya gerakan Oratorian. Oleh karena itu Pater Filipus diperintahkan untuk menghentikan segala kegiatan Oratorian. Pater Filipus tentu saja kecewa, tetapi ia menghadapi semua rintangan itu dengan humor, kerendahan hati dan ketaatan. Akhirnya, pada tahun 1575, Paus Gregorius XIII merestui Konggregasi Oratorian dan mengijinkannya untuk melakukan segala kegiatannya kembali. Mereka bahkan dihadiahi gereja Santa Maria dari Vallicella, tetapi lebih dikenal hingga sekarang sebagai “Chiesa Nuova” (gereja baru). Pada hari mereka memasuki gereja baru mereka pada tahun 1577, para Oratorian melakukan arak-arakan di kota dengan membawa serta segala tetak-bengek peralatan rumah tangga mereka (sendok, mangkuk, kursi yang seluruhnya terbuat dari kayu). Di barisan depan parade yang aneh ini tampaklah Pastor Neri, berarak sambil menendang-nendang bola sepak. 

Pater Filipus memahami betapa pentingnya berbicara dengan bijaksana. Suatu hari seseorang datang kepadanya. Orang itu mempunyai masalah tidak dapat menghentikan kebiasaan buruknya yaitu bergosip dan menceritakan keburukan-keburukan orang lain. Pater Filipus menyuruhnya naik ke atap rumah dengan satu tas besar penuh dengan bulu burung. Kemudian Pater memintanya untuk membuka tas serta menggoncang-goncangkan tas tersebut agar bulu-bulu itu dapat keluar semuanya. Baru saja ia melakukannya, maka angin segera meniup bulu-bulu itu dan membawanya terbang hingga jauh menyebar ke seluruh penjuru kota. Sesudahnya, Pater Filipus memintanya untuk pergi mengumpulkan setiap bulu yang telah terbang terbawa angin. Orang itu memandang Pater Filipus dengan terkejut dan gugup. Pater Filipus berkata, “Kata-kata yang jahat sama seperti bulu-bulu itu. Begitu keluar dari tas, mereka menyebar ke segala penjuru kota dan tidak pernah bisa ditarik kembali” 

Suatu hari seorang anak muda yang dibimbingnya datang kepada Pater Filipus dan bertanya apakah ia diperkenankan mengenakan baju kasar (dalam tradisi kuno wajib dikenakan oleh para pendosa berat yang belum diampuni dosanya oleh gereja). Pater Filipus menyadari bahwa kegiatan yang tampak seperti “laku silih” pun dapat menjadi sumber kesombongan, padahal Pater Filipus senantiasa menjauhi sikap bangga dan tinggi hati. Oleh karenanya Pater Filipus memberinya ijin dengan syarat bahwa baju kasar tersebut harus dikenakan di luar kemejanya! Dengan demikian baju kasar tersebut bukan saja menyebabkan ketidaknyamanan di tubuhnya tetapi juga menyebabkannya diperolok dan ditertawakan orang-orang di sekitarnya. Kisah ini menjadi terkenal, karena kelak di kemudian hari, pemuda itu menyatakan dengan penuh syukur bahwa “laku silih” yang dianjurkan Pater Filipus mengajarkan kepadanya arti sebenarnya dari penderitaan dan dengan demikian mengubah hidupnya.

Seorang pemuda bangsawan jatuh sakit dan mendadak meninggal. Ibunya sangat sedih, sebab puteranya belum menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit serta Sakramen Pengakuan Dosa. Ia memohon agar Pater Filipus berdoa bagi puteranya. Pater Filipus mendekati jenasah pemuda itu dan memegang tangannya seraya berkata, “Paulo, Paulo!” Maka pemuda itu pun bangun dan hidup kembali selama setengah jam sehingga dapat menerima kedua sakramen yang amat diperlukan bagi perjalanannya menuju surga. 

Tuhan melakukan banyak mukjizat-Nya melalui Pastor Neri. Namun demikian yang ingin dilakukan Pater Filipus hanyalah membawa sebanyak-banyaknya orang kepada Yesus. Oleh karena itulah, guna menghindari rasa kagum umatnya, Pater Filipus seringkali berlagak tolol. Ia mengenakan pakaian yang modelnya menggelikan atau pernah suatu ketika ia mencukur separuh janggutnya sebelum pergi ke suatu pesta perjamuan yang diselenggarakan khusus untuk menghormatinya. Atau, ketika para tamu dari Polandia datang untuk bertemu dengan orang kudus yang amat popular ini, mereka malahan mendapatkan Pater Filipus sedang duduk mendengarkan seorang imam lain membacakan lelucon dari buku-buku humor. Pater Filipus ingin orang lain menertawakannya dan dengan segera lupa bahwa ia adalah seorang kudus. 

Kepada para pengikutnya Pater Filipus sering berkata, “Bersukacitalah senantiasa, karena sukacita adalah jalan untuk berkembang dalam kebajikan”. Meskipun Pater Filipus seorang yang penuh humor, tetapi ia sangat serius dalam kehidupan doanya. Pater Filipus mudah sekali mengalami `ekstase’ (keadaan orang yang sedang terpengaruh Roh Kudus, sehingga berbuat sesuatu yang luar biasa); berjam-jam dalam sehari dihabiskannya untuk berdoa. Jika seseorang bertanya bagaimana caranya berdoa, Pater Filipus akan menjawab, “Rendah hati serta taat, maka Roh Kudus akan membimbingmu.” 

Pater Filipus memiliki semangat doa yang luar biasa. Tidak peduli di mana pun ia berada, ia dapat dengan mudah berkomunikasi dengan Tuhan – bahkan dikatakan bahwa hatinya seolah-olah siap meledak karena cintanya yang meluap-luap kepada Tritunggal Maha Kudus! Pernyataan tersebut memang tidak berlebihan karena didasarkan pada suatu kejadian yang amat menakjubkan : 

Ketika ia masih belajar di Roma pada tahun 1544, menjelang Hari Raya Pentakosta, Filipus sedang berlutut dan berdoa memohon Karunia-karunia Roh Kudus di Katakombe St.Sebastianus. Tiba-tiba sebuah bola api muncul dan secepat kilat masuk ke dalam mulutnya, lalu meluncur ke dalam hatinya. Seketika Filipus merasakan hatinya membesar, tetapi ia sendiri tidak merasa sakit. Sejak itu, setiap kali Filipus mengalami suatu peristiwa mistik (persatuan dengan Tuhan secara mendalam), maka hatinya akan berdebar kencang menyebabkan seluruh tubuhnya bergetar. Di saat-saat seperti itu Filipus akan memohon kepada Tuhan untuk menenangkan hasratnya atau membawanya pulang ke surga. Kadang kala dada Filipus menjadi demikian panas terbakar sehingga ia harus melemparkan dirinya ke dalam salju.

Pada tanggal 26 Mei 1595, setelah menderita sakit cukup lama, Pater Filipus meninggal dunia dalam usia delapan puluh tahun. Ia dimakamkan di Chiesa Nuova. Seluruh kota Roma berduka. Namun, sekarang kota Roma tampak amat berbeda dibandingkan 60 tahun sebelumnya. Ada iman yang tumbuh dari kota tersebut yang segera menyebar dan mempengaruhi umat Katolik di seluruh dunia. Sebagai ungkapan syukur, Paus menyatakan Santo Filipus Neri sebagai Rasul kota Roma yang kedua sesudah Santo Petrus.

Arti Nama

Berasal dari kata Yunani Φιλιππος (Philippos) yang berarti  Sahabat dari Kuda / Penyayang Kuda

Variasi Nama

Philip, Phillip (English), Filip (Swedish), Filip (Norwegian), Filip (Danish), Filip, Filippus (Dutch), Philippos (Ancient Greek), Philippos (Biblical Greek), Philippus (Biblical Latin), Filip (Bulgarian), Felip (Catalan), Filip (Croatian), Filip (Czech), Filip, Vilppu (Finnish), Philippe (French), Philipp (German), Filippos (Greek), Filip, Fülöp (Hungarian), Pilib (Irish), Filippo (Italian), Filips (Latvian), Pilypas (Lithuanian), Filip (Macedonian), Piripi (Maori), Filip (Polish), Filipe, Felipinho (Portuguese), Felipe (Portuguese (Brazilian)), Filip (Romanian), Filipp (Russian), Filib (Scottish), Filip (Serbian), Filip (Slovak), Filip (Slovene), Felipe (Spanish), Pylyp (Ukrainian)

Bentuk Pendek : Phil, Pip (English), Flip (Dutch)

Bentuk Feminim: Philipa, Phillipa (English), Philippa (English (British)), Filippa (Swedish)

Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/mei/filipus-neri.html

1 Comment

  • Firmus dega Mei 26, 2025 at 8:20 am

    Makasih Romo

    Reply

Leave a Comment