Selasa, 12 Agustus 2025 – Hari Biasa Pekan XIX (SCJ merayakan Wafat Venerabilis Leo Yohanes Dehon SCJ, Pendiri SCJ)

Rm. Anselmus Inharjanto SCJ dari Komunitas SCJ Seminari Menengah St. Paulus Palembang Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Ulangan 32:12

Tuhan sendirilah yang menentukan dia, dan tidak ada Allah asing menyertai dia.

PENGANTAR:

Umat terpilih tidak pernah ditinggalkan Tuhan. Dari Mesir mereka dikeluarkan dan di bawah pimpinan Musa menerobos padang pasir. Kini tanah perjanjian diserahkan kepada Yosua. Maka tak usahlah orang cemas. Tuhan hanya minta berupaya. Sedangkan semangatnya ialah semangat anak-anak. Mereka itu secara khas dilindungi seperti domba-domba yang tersesat.

DOA KOLEKTAN:

Marilah bedoa: Allah Bapa, sumber keteguhan hati, asal Engkau mendampingi kami, kami takkan merasa takut sedikit pun. Kami mohon, semoga selalu kami berpegang teguh pada janji-Mu dalam keadaan bagaimanapun, karena rahmat-Mulah yang menjadi kekuatan kami. Demi Yesus Kristus, ….

BACAAN PERTAMA: Pembancaan dari Kitab Ulangan 31:1-8

“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, Yosua, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke tanah perjanjian.”

Musa menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa Israel, “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun. Aku tidak dapat dengan giat memimpin kalian lagi. Dan Tuhan telah bersabda kepadaku, ‘Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi’. Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan memimpin kalian menyeberang. Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa dari hadapanmu, sehingga kalian dapat memiliki negeri mereka. Yosua akan memimpin kalian menyeberang, sesuai dengan sabda Tuhan. Tuhan akan memperlakukan bangsa-bangsa itu, sebagaimana Ia telah memperlakukan Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya beserta negeri mereka. Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa itu kepadamu, dan kalian harus memperlakukan mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kalian. Ia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau.” Musa lalu memanggil Yosua dan berkata kepadanya, di depan seluruh orang Israel, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka. Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan di depanmu, Dia sendiri yang akan menyertai engkau. Dia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau. Janganlah takut dan janganlah patah hati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 32:3-4a.7.8.9.12

Ref. Bagian Tuhan ialah umat-Nya.

  1. Nama Tuhan akan kuserukan, berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya.

  2. Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya.

  3. Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.

  4. Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yang ditetapkan menjadi milik bagi-Nya. Tuhan sendirilah yang menuntun dia, dan tidak ada allah lain menyertai dia.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Mat 1:29ab) Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab aku lemah lembut dan rendah hati.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 18:1-5.10.12-14

“Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini.”

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Anselmus Inharjanto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sobat Resi terkasih, pertama-tama, selamat memperingati Wafatnya Pater Leo Yohanes Dehon, pendiri Kongregasi SCJ hari ini. Bagi para SCJ dan awam Dehonian serta umat beriman Kristiani inilah kesempatan berefleksi kembali akan kharisma Pater Dehon terutama untuk semakin jayanya Kerajaan Hati Kudus Yesus di tengah masyarakat dan jiwa manusia. Kita pantas mengingat dan meneladan kalimat yang diucapkan Pater Dehon sebelum wafat sambil menunjuk Hati Kudus Yesus, yakni Untuk Dia aku hidup untuk Dia aku mati. Setiap orang beriman Kristiani sebenarnya diundang yang sama yakni tujuan hidup dan kematian kita adalah untuk atau menuju Tuhan.

Terkait Injil hari ini, saat para murid bertanya tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga, Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka. Menempatkan anak kecil di tengah mereka berarti menjadikan anak sebagai simbol yang perlu dilihat. Apa saja kualitas berharga seorang anak yang layak untuk diteladani? Yang jelas, seorang anak bebas dari prasangka dan terbuka untuk selalu belajar. Di dunia kita dewasa ini, melepaskan dari syak wasangka apalagi prasangka buruk kepada orang lain sangatlah dibutuhkan. Dunia digital dengan mudah menyebarluaskan kebencian kepada orang lain. Aspek lain dari seorang anak adalah terbuka untuk belajar. Inilah kesempatan, bukan hanya belajar tentang ilmu pengetahuan duniawi, namun ini kesempatan belajar tentang yang Ilahi, belajar berbuat baik, belajar mencintai sesama dan keluarga, dan seterusnya.

Semoga Hati Kudus-Nya semakin merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:

Allah Bapa mahasetia, berilah kami kiranya lambang kesetiaan-Mu, yang menghidupi kami dengan rezeki yang tersaji ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.

ANTIFON KOMUNI – Matius 18:4

Bapamu di surga tidak menghendaki seorang pun anak-anak ini hilang.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa maha pengasih, Engkau selalu mencari kami dan tidak menghendaki kami binasa. Kami memuji Engkau atas cinta kasih sebesar itu dan mohon semoga hidup kami memancarkan puji syukur kepada-Mu. Demi Kristus, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

Riwayat Hidup P. Leo Dehon

Pater Leo Yohanes DEHON

Pendiri Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus – SCJ
(1843 – 1925)

Masa Kecil
Leo Dehon lahir pada 14 Maret 1843 di La Capelle, Aisne, Prancis Utara. la lahir sebagai anak ketiga dari keluarga yang tergolong berada. Ayahnya, Alexander Jules Dehon, seorang jujur, murah hati dan penderma. Namun Alexander sudah sejak masa mudanya meninggalkan Gereja, sewaktu belajar di kota Paris. Ia terpengaruh oleh gerakan anti Gereja. Istrinya, Adele Belzamine (ibu Leo), seorang yang saleh dan sangat memperhatikan pendidikan rohani anak anaknya.

Alexander Jules Dehon

Leo memperoleh pendidikan dasar di La Capelle. Kemudian ia melanjutkan di Kolese di Hazebrouck. Selesai belajar di kolese tersebut, ia mengajukan keinginannya menjadi imam. Ayahnya menolak keinginannya. Leo malahan dianjurkan belajar hukum di Universitas Sorbone di Paris. Hal itu sebagai taktik ayahnya agar Leo melupakan cita citanya menjadi imam. Ternyata masa studi ini sangat bermanfaat bagi Leo. Kurikulum Fakultas saat itu banyak membicarakan masalah masalah sosial, ekonomi dan politik yang aktual. Leo juga aktif dalam riset riset pribadi maupun studi kelompok, sehingga perhatiannya pada masalah masalah sosial sangat berkembang. Dalam tahun 1864 Leo meraih gelar doktor Hukum Sipil.

Adele Belzamine

Menjadi Imam
Ayahnya menghendaki agar Leo menduduki jabatan tinggi di pemerintahan. Tetapi Leo lebih memilih menjadi imam. Setelah banyak mendapat pertentangan dari keluarganya, akhirnya Leo diizinkan mengikuti cita citanya. Tahun 1865 ia masuk Seminari Santa Klara di Roma. Studinya dilaluinya dengan lancar. Pada 19 Desember 1868 ia ditahbiskan di Gereja Santo Yohanes Lateran, di Roma. Kedua orangtuanya menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah dalam kehidupan Leo Yohanes Dehon itu. Pada hari itulah ayahnya, yang tidak begitu peduli dengan kehidupan imannya, mengaku dosa dosanya agar dapat menyambut komuni suci dalam persembahan misa pertama Leo hari berikutnya.

Leo kemudian meneruskan studinya di Roma hingga meraih gelar doktor ilmu Ketuhanan (teologi) tahun 1871. Pada Konsili Vatikan I, ia juga bekerja sebagai stenograf dalam sidang sidang Konsili itu. Meskipun kesibukan menyita waktunya, Leo masih berhasil meraih gelar Hukum Gereja dan Filsafat.

Setelah kembali ke Prancis ia ditugaskan sebagai pastor pembantu di Saint Quentin, sebuah kota industri di Prancis Utara. Kehidupan kaum buruh waktu itu sangat memprihatinkan. Leo Dehon tergerak hatinya dan mulai memperjuangkan nasib mereka. Ia mengunjungi mereka dan membicarakan suka duka hidup mereka. Ia juga mengadakan pendekatan dengan para pemilik pabrik, membujuk mereka agar upah buruh dinaikkan. Sebuah surat kabar didirikannya untuk memperjuangkan orang orang miskin dan kaum buruh.

Sejak belajar di Roma, Leo Dehon mencita citakan kehidupan belajar dan merenung. Dan setelah menjadi imam dengan berbagai pekerjaan yang menyita seluruh hidupnya, cita cita itu dirasakannya sebagai sangat tepat untuk dikembangkan. Pada waktu itu ia juga menjadi pembimbing rohani Suster suster Hamba Hati Kudus Yesus. Kongregasi ini sangat membantu Pater Leo Dehon dalam karya karya sosialnya. Di samping itu kehidupan rohani dan semangat mereka sangat sesuai dengan cita cita Leo Dehon sendiri, yakni cintakasih dan pemulihan kehormatan Hati Yesus dan bersama Yesus kepada Allah. Keinginannya yaitu menjadi imam sekaligus biarawan dengan semangat itu. Ia mencari Kongregasi kongregasi dengan semangat para Suster Hamba Hati Kudus Yesus, namun ia tidak menemukan satu pun yang sesuai dengan dorongan hatinya.

Mendirikan Kongregasi SCJ
Kaitannya dengan Asrama …….
Di bawah bimbingan Pater Modiste SJ ia mulai merintis cara hidup baru. Atas nasihat Pater Modiste juga ia berani mengambil keputusan yang sangat menentukan dengan memulai masa persiapan, yaitu Masa Novisiat. Ia memilih nama Yohanes dari Hati Kudus. Pada Hari Raya Hati Kudus Yesus, 28 Juni 1878, Leo Yohanes Dehon mengikrarkan kaul kaul hidup membiaranya. Itulah awal mula berdirinya Kongregasi Imam imam Hati Kudus Yesus, suatu Kongregasi yang dipersembahkan untuk cintakasih dan pemulihan kepada Allah.

Tidak lama kemudian beberapa orang bergabung dengan Pater Dehon. Hal itu membawa perkembangan cukup pesat bagi Kongregasi, di antaranya Kongregasi mulai berkembang ke negara Eropa Barat dan dimulainya misi di Equador sepuluh tahun kemudian.

Pater Dehon dan karya Social……
Sampai akhir hidupnya Pater Dehon memimpin Kongregasi sebagai Superior Jenderal. Ia rajin mengunjungi putra putranya yang mulai tersebar juga di luar Eropa dan memberikan semangat rohani kepada mereka. Leo Yohanes Dehon wafat di Brussel tgl 12 Agustus 1925.

Pater Leo Yohanes Dehon, Sang Abdi Cintakasih, telah menyerahkan diri seutuhnya demi Kerajaan Hati Kudus Yesus. Ia mengabdi bagi cintakasih Allah. Kesetiaan dan cintanya kepada Kristus diwujud nyatakan dalam karya karya cintakasih kepada sesama manusia. Perhatiannya terutama bagi mereka yang tersingkir dan tertindas serta bagi mereka yang memerlukan uluran tangan penuh cinta.

Semangat hidupnya terungkap dalam pesan terakhir bagi para pengikutnya, “Untuk Dia aku hidup dan untuk Dia aku mati” sambil menunjuk patung Hati Kudus Yesus. Itulah warisan melimpah bagi kita yang hidup pada zaman ini.

Proses Beatifikasi

Dasar Spiritualitas SCJ
1. Kongregasi baru ini berakar pada pengalaman iman Pater Dehon. Pengalaman seperti diungkapkan Santo Paulus, “Hidupku yang kujalani sekarang dalam daging, adalah hidup dalam iman akan Anak Allah, yang telah mengasihi aku, dan telah menyerahkan diri untukku” (Gal 2:20). Leo Dehon mengalami betapa cintakasih itu hadir dan berkarya dalam hidupnya. Baginya Lambung Penebus yang tertikam dan terbuka merupakan ungkapan cintakasih paling mengesan. Cintakasih Kristus, yang mengorbankan diri sampai mati, adalah sumber keselamatan.

2. Pater Dehon sangat peka terhadap dosa yang membuat Gereja menjadi lemah. Ia mengenal baik kemalangan dan kejahatan yang ada dalam masyarakat. Ia mempelajari secara teliti sebab musababnya. Ia sampai pada kesimpulan bahwa sebab yang paling dalam ialah penolakan terhadap cintakasih Kristus. Tergerak oleh cintakasih yang ditolak itu, putra bangsawan De Hon itu ingin membalasnya melalui suatu persatuan mesra dengan Kristus dan ikut menegakkan KerajaanNya dalam batin manusia dan dalam masyarakat.

3. Dengan Kongregasi ini Pater Dehon bermaksud, agar para anggotanya mempersatukan seluruh dirinya, sebagai biarawan dan rasul, dengan persembahan Kristus kepada Bapa sebagai pemulihan demi kepentingan manusia. Itulah maksud khas dan asli Pater Dehon serta menjadi ciri khas Kongregasi. Para anggotanya diharapkan menjadi nabi cintakasih dan pelayan perdamaian. Mereka hendak mempersembahkan seluruh dirinya dengan kegembiraan kesedihannya. Mereka menjadikan seluruh hidupnya suatu ibadah persembahan kasih dan pemulihan. “Persatuan dengan Kristus itu mengungkapkan diri sepadatnya dalam Korban Ekaristi, sehingga seluruh hidupnya menjadi suatu Misa yang terus menerus” (Konst. SCJ no. 5)

Pater Dehon merumuskan seluruh panggilan, cita cita dan tujuan Kongregasi dalam kata kata: ECCE VENIO (Lihatlah Aku datang…. untuk melakukan kehendak Mu, ya Allah) dan ECCE ANCILLA (Aku ini hamba Tuhan).

Pater Dehon menyadari bahwa untuk menghadirkan “Kerajaan Hati Kudus Yesus dalam hati manusia dan dalam masyarakat” tidak mungkin dibuatnya sendiri bersama dengan Kongregasinya. Sejak pertama dia sudah melibatkan orang lain di luar Kongregasinya untuk bekerja sama mewujudkan apa yang menjadi keinginan hatinya itu. Dari sinilah munculnya keyakinan bahwa orang-orang lain di luar biaranya pun dipanggil untuk ikut serta di dalam “Gerakan Cinta Kasih” sebagaimana dicita-citakan oleh Pater Leo yohanes Dehon.

3 Comments

  • Aloysius Walukow Agustus 12, 2025 at 4:57 am

    Pater Leo Yohanes Dehon doakan kami dan beristirahatlah dalam damai Tuhan bersama para kudus disurga. Amin

    Reply
  • Firmus dega Agustus 12, 2025 at 8:48 am

    Makasih Romo

    Reply
  • Marcellianus Adriel Edenagsi wijaya Agustus 12, 2025 at 1:37 pm

    amin

    Reply

Leave a Comment