
Rm Albertus Suryadi SCJ dari Komunitas SCJ Hongkong
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Amsal 31:30.28
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. la disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
PENGANTAR :
Keutamaan seorang ibu ialah kesatuan dan pengabdian total. Santa Monika, seorang wanita Afrika, melaksanakan hal itu. Suaminya seorang kafir tulen, yang acuh tak acuh terhadap Allah dan perintah-perintah-Nya. Sesudah hidup berkeluarga selama tiga puluh tahun, barulah suaminya bertobat berkat teladan dan doanya. Tetapi puncak cita-citanya tercapai ketika ia meninggal di tangan anaknya, yang secara definitif meninggalkan hidup acak-acakan.
DOA KOLEKTAN:
Marilah kita berdoa. (hening sejenak) Allah Bapa Sumber Pengharapan, Engkau telah menerima dengan penuh kerahiman cucuran air mata Santa Monika demi pertobatan Agustinus, putranya. Semoga berkat bantuan doa dan teladan mereka kami menyesali dosa-dosa kami dan berbalik kepada-Mu serta memperoleh karunia pengampunan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika 2:9-13
“Sambil bekerja siang malam kami memberitakan Injil Allah kepada kalian.”
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 139:7-8, 9-10, 11-12ab
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
-
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
-
Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
-
Jika aku berkata, “Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (1Yoh 2:5) Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 23:27-32
“Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi.”
Pada waktu itu Yesus berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Albertus Suryadi SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Para pendengar RESI yang terkasih, Jumpa kembali bersama saya, Romo Albertus Suryadi SCJ, Misionaris SCJ di Hongkong, dalam ReSi, edisi Rabu, 27 Agustus 2025. Semoga anda semua dalam keadaan sehat dan berbahagia.
Tema renungan kita hari ini, adalah: “Menjadi pribadi yang Menjadi Berkat.” Mari kita bersama mendengarkan bacaan Injil hari ini, menurut Santo Matius 23:27-32.
Para pendengar RESI yang terkasih, dalam Injil hari, Yesus memberikan teguran kepada para ahli Taurat dan orang orang Farisi. Yesus menyebut mereka sebagai orang-orang munafik, karena apa yang mereka katakan, tidaklah sama dengan apa yang mereka lakukan. Yesus menyebut sikap munafik, seperti kuburan yang di labur putih, sebelah luar tampak bersih, namun bagian dalam penuh tulang belulang dan berbagai kotoran. Mereka akhirnya tidak mampu menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Saudara saudari, melalui bacaan hari ini, kita semua juga diingatkan untuk terus belajar memperbarui diri, berubah dari sikap atau tindakan munafik yang kadang juga kita lakukan. Kita diundang untuk semakin mampu menjadi pribadi yang jujur dan menyelaraskan apa yang kita katakan dengan perbuatan kita. Kita menyadari bahwa semua ini terus memerlukan ketekunan dan proses yang terus- menerus. Kita bisa belajar melalui Yesus, sebagaimana Ia sendiri mengatakan kepada kita, bila ya, kita katakan ya, bila tidak, kita katakana tidak…. Marilah kita memohon rahmat, agar kita semakin berani membuka hati kita, menyelaraskan perkataan kita dengan apa yang kita lakukan.
Para Pendengar ReSi yang terkasih, marilah kita memohon semoga cinta Hati Kudus Yesus selalu meraja dan menopang hidup kita. Memampukan kita untuk terus berkembang dalam iman dan perbuatan kita, sehingga kita boleh menjadi berkat bagi semakin banyak orang. Semoga berkat-Nya selalu melimpah bagi kita setiap hari. Selamat berkarya untuk hari ini, Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa Maha Pengasih, kami unjukkan persembahan ini kepada-Mu pada peringatan Santa Monika. Semoga berkat teladan dan doanya kami selalu mengarahkan hidup kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin.
ANTIFON KOMUNI – Matius 12:45-46
Kerajaan Surga seumpama seorang pedagang, yang mencari mutiara yang indah. Sesudah menemukan sebiji yang mahal, ia menjual seluruh miliknya, lalu dibelinya mutiara itu.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah kita berdoa. (hening sejenak) Allah Bapa Yang Mahakudus, pada peringatan Santa Monika, kami dilimpahi anugerah-Mu yang agung. Semoga daya Ekaristi ini menyucikan kami dan bantuan doa Santa Monika menguatkan kami untuk senantiasa berbuat baik dalam peziarahan kami menuju tanah air surgawi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U Amin.
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Santa Monika
Monica Of Hippo, Ibunda St.Agustinus
Santa Monika, Ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu Kristen Sejati. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut diteladani para ibu, terutama mereka yang anaknya tengah tersesat dalam berbagai ajaran dan bujukan duniawi.
Santa Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara dalam sebuah keluarga Kristen yang saleh. Ketika berusia 20 tahun, ia dinikahkan dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya. Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan juga putranya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras Monika mendidik Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggung Monika dengan sabar, sambil tekun berdoa memohon campur tangan Tuhan. Bertahun – tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat – saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat – saat kritis suaminya.

Makam Santa Monika di Basilica di Sant’Agostino, Roma
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak bisa luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata: “Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidup, demikian pula anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.” Nasehat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan hatinya. Ia tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga ia menyusul anaknya ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milan.
Di Milan, Monika dan putranya bertemu dengan Uskup Santo Ambrosius yang kudus. Akhirnya oleh teladan dan bimbingan Santo Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam kesaksian Agustinus sendiri perihal percakapan mereka tentang perjalanan kembali ke Afrika.
“Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil melupakan liku – liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami bertanya – tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami. Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”.
Dalam tulisan lain, Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di Ostia Roma :
“Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang tenang, ibu berkata : “Anakku, satu – satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?”
Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus, ia berkata: “Anakku, satu – satunya yang kukehendaki ialah agar engkau mengenangkan daku di Altar Tuhan.”
Ibu yang luar biasa ini wafat pada tahun 387 M di Ostia, Roma. Kisah hidupnya membuktikan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, akan selalu didengarkan Tuhan.
Arti Nama
Nama Monika kemungkinan diturunkan dari kata Latin “Moneo” yang berarti : “Penasihat” atau dari kata Yunani “Monos” yang berarti : “Satu”
Variasi Nama
Monica (English), Mônica (Portuguese), Mònica (Catalan), Monika (Croatian), Monika (Czech), Monika, Mona (Danish), Monique (French), Monika (German), Mónika (Hungarian), Monika (Latvian), Monika (Lithuanian), Monika, Mona (Norwegian), Monika (Polish), Monika (Slovak), Monika (Slovene), Mónica (Spanish), Monika, Mona (Swedish)
Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/agustus/monika.html
Rekan Redaksi Resi, sy mengunduh file audio Resi hari Rabu, 27 Agustus 2025. Tapi file yang sy peroleh adalah Resi hari Kamis, 28 Agustus 2025 oleh Br. Gatot.
saya kira tidak ada yang salah.. di sini tetap resi hari rabu 27 agustus
Makasih Romo