
Rm. Rafael Sudibyo SCJ dari Komunitas SCJ Paroki Para Rasul Kudus Tegalsari Belitang Sumatera Selatang – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 111:10
Pangkal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, semua orang yang mengamalkannya memiliki budi bahasa baik. Dia akan disanjung sepanjang masa.
PENGANTAR:
Kita ini wajib selalu mendalami Injil. Yang diminta Paulus dari Timotius sahabatnya, juga dimintanya dari kita. Yesus pun meminta yang sama, tetapi dengan peragaan. Wanita berdosa tak henti-hentinya mengimani Dia. Disadarinya apa yang dimaafkan oleh Yesus. Orang-orang Farisi menjerat diri dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi lebih mementingkan nama baik mereka.
DOA KOLEKTAN:
Marilah bedoa: Allah Bapa mahabaik, perkenankanlah kami memperhatikan anugerah yang telah Kauberikan melalui Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga kami selalu dapat memperhatikan dan menikmati sabda-Nya. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius 4:12-16
“Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu; dengan demikian engkau menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.”
Saudara terkasih, jangan seorang pun menganggap dirimu rendah karena engkau masih muda. Jadilah teladan bagi orang-orang beriman, dalam perkataan dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu. Sementara itu, sambil menunggu kedatanganku, bertekunlah dalam membaca Kitab Suci, dalam membangun dan mengajar. Janganlah lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang diberikan oleh penumpangan tangan Sidang penatua disertai nubuat. Perhatikanlah semuanya itu dan hiduplah di dalamnya, supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 111:7-8.9.10
Ref. Agunglah karya Tuhan.
-
Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya lestari untuk selama-lamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
-
Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya!
-
Pangkal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, semua orang yang mengamalkannya memiliki budi bahasa yang baik; dia akan disanjung sepanjang masa.
BAIT PENGANTAR INJIL:
S : Alleluya, Alleluya, Alleluya
S : (Mat 11:28) Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:36-50
“Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih.”
Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang beritang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Rafael Sudibyo SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus
Para Pendengar RESI Dehonian yang terkasih dalam Kristus, mari kita membayangkan suasana Injil hari ini. Kita ada di sebuah rumah orang Farisi, rumah yang terhormat, yang mungkin sangat bersih, teratur, dan dipenuhi orang-orang terpandang. Lalu datang seorang perempuan yang membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Perempuan ini dikenal semua orang sebagai pendosa. Mungkin ia adalah seseorang yang disisihkan, dibicarakan di belakang, dijauhi oleh banyak orang. Tetapi hari itu ia memberanikan diri masuk ke rumah Simon, berlutut di kaki Yesus, menangis, membasahi kaki-Nya dengan air mata, menyekanya dengan rambutnya, mencium-Nya, dan mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal.
Ini adalah momen yang sangat indah tetapi juga sangat dramatis. Di satu sisi, kita melihat kelembutan kasih perempuan itu. Di sisi lain, kita merasakan ketegangan. Simon, tuan rumah itu, mulai menilai Yesus: “Kalau Dia nabi, tentu Dia tahu siapa perempuan ini. Dia tidak akan membiarkan dirinya disentuh.” Tetapi Yesus justru membiarkan dirinya disentuh, seolah-olah Ia mengatakan kepada semua orang yang hadir: “Lihatlah, beginilah kasih yang sejati. Beginilah pertobatan yang sejati.”
Yesus lalu menceritakan perumpamaan tentang dua orang yang berhutang. Yang satu berhutang sedikit, yang lain berhutang banyak. Keduanya dihapuskan hutangnya. Yesus bertanya: “Siapa yang akan lebih berterima kasih?” Simon menjawab: “Yang lebih banyak dihapuskan hutangnya.” Dan Yesus berkata: “Engkau benar.”
Di sini Yesus ingin mengajar kita bahwa pengampunan Allah itu tidak bisa dipisahkan dari kasih kita kepada-Nya. Kasih yang besar lahir dari pengalaman diampuni secara mendalam. Perempuan ini menangis karena ia sadar betul siapa dirinya, ia sadar betul dosanya, dan ia sadar betul bahwa di hadapan Yesus, ia diterima apa adanya.
Para Pendengar RESI Dehonian yang terkasih, kadang kita seperti Simon. Kita merasa sudah cukup baik, cukup taat, sehingga kita merasa punya “hak” di hadapan Tuhan. Kita datang kepada Tuhan bukan dengan hati yang hancur, tetapi dengan hati yang penuh perhitungan: “Saya sudah doa, saya sudah misa, saya sudah memberi persembahan. Tuhan tentu sayang saya.” Namun hari ini Yesus mengajak kita untuk masuk lebih dalam. Tuhan tidak mencari orang yang hanya benar secara lahiriah, tetapi orang yang datang dengan hati yang terbuka, hati yang siap menangis di hadapan-Nya, hati yang mau diampuni.
Air mata perempuan itu adalah doa. Minyak wangi yang mahal itu adalah persembahan total dari hidupnya. Dengan kata lain, perempuan itu berkata: “Tuhan, aku tidak punya apa-apa lagi. Inilah seluruh hidupku. Aku serahkan kepada-Mu.”
Mari kita jujur. Mungkin ada bagian dalam hidup kita yang kita simpan rapat-rapat. Ada dosa yang kita simpan, rasa bersalah yang tidak kita selesaikan. Kita mungkin masih membawa luka masa lalu, dan kita malu membawanya kepada Tuhan. Tetapi Injil hari ini memberi kita kabar gembira: Yesus tidak menolak kita. Tidak ada dosa yang terlalu besar bagi pengampunan Allah. Yang penting adalah kita datang dengan hati yang jujur dan rendah.
Yesus berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni… Imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat.” Kata-kata ini bisa juga Yesus ucapkan kepada kita setiap kali kita berani datang pada-Nya, terutama dalam Sakramen Tobat.
Maka mari kita bertanya dalam hati: Apakah saya berani datang kepada Yesus dengan hati yang remuk? Apakah saya berani meletakkan seluruh dosa dan luka saya di kaki-Nya? Apakah saya percaya bahwa Yesus sanggup mengampuni dan memulihkan saya?
Semoga kita menjadi orang yang tidak hanya merasa diri benar seperti Simon, tetapi yang berani menangis di kaki Yesus seperti perempuan itu. Semoga kita mengalami pengampunan yang mendalam, sehingga kita bisa mengasihi Tuhan dengan kasih yang besar.
Para Pendengar Resi Dehonian dimanapun anda berada, semoga Tuhan selalu memberkati Langkah laku, aktivitas, dan persaudaraan diantara kita, + Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa maharahim, lewat roti anggur ini ajarilah kiranya kami memahami cinta kasih yang diarahkan kepada kami. Kami mohon, berilah kami Roh-Mu, agar dapat saling memaafkan sebagaimana Engkau mengampuni kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI – 1 Timotius 4:13
Jadilah teladan bagi orang-orang beriman dalam kata dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa kami, sumber segala harapan. Putra-Mu telah Kauutus mendatangi kami, kaum papa dan dosa. Semoga sabda-Nya memantapkan harapan kami berkat daya cinta kasih sejati. Sebab Dialah ….
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Amin