AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA: Pembukaan –Mazmur 41:2-3
Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah hatiku rindu pada-Mu, ya Allah. Hatiku haus akan Allah, Allah yang hidup.
PENGANTAR:
Biara sering disebut-sebut sebagai tempat ketenangan dan peristirahatan. Tetap itu tidak berarti bahwa segalanya berjalan serba lancer dan tenang, bahwa perubahan-perubahan keadaan hanya lalu saja di situ. Penyesuaian dan penyegaran selalu diperlukan juga. Santa Teresia dari Avilla, seorang biarawati Karmel, tahu bahwa Karmel memerlukan pembaharuan. Mula-mula ada yang menentak, sampai diketahui bahwa bukan nafsu pembaharuan, melainkan rasa religius mendalamlah yang menjadi alasannya; pun pula suatu keprihatianan akan hidup bersama. Berkat tulisan-tulisan rohani yang mengungkapkan pengalaman religiusnya, ia adalah wanita pertama yang mendapat gelar pujangga Gereja.
DOA PEMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang bersemayam di istana mulia, atas dorongan Roh Kudus Santa Teresia telah menunjukkan kepada umat-Mu jalan menuju kesempurnaan. Semoga budi kami selalu dibimbing oleh ajarannya dan hati kami dikobarkan oleh keinginan akan kesucian. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMAl Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia 4:31b-5:6
“Sunat tidak berarti sama sekali; yang berarti hanyalah iman yang bekerja melalui cinta kasih.”
Saudara-saudara, kita bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan. Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu, ‘Jika kalian menyunatkan diri, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kalian lepas dari Kristus, jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kalian hidup di luar kasih karunia! Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang yang ada dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti. Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:41.43-45.47.48
Ref. Semoga kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan.
-
Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.
-
Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
-
Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
-
Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
-
Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
-
Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya
S : (Ibr 4:12) Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 11:37-41
“Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih.”
Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ – Seminari Menengah St Paulus, Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Selasa – tanggal lima belas – Oktober– tahun dua ribu dua puluh empat – pekan biasa, bersamaan peringatan wajib St. Teresia Kanak-kanak Yesus, – Semoga anda dalam keadaan sehat, sejahtera dan bahagia.
Sahabat Resi yang berbahagia. Bagi seorang imam atau gembala berkarya di paroki; diundang makan, atau daharan setelah perayaan ekaristi adalah hal biasa. Makan bersama sebagai wujud keterlibatan umat memberi ‘makanan kepada romonya. Sering menjadi kesempatan yang istimewa dan khusus mengenal umatnya. Biasanya menjadi waktu berbagi dalam kegembiraan bersama keluarga dan umat setempat.
Injil yang baru saja kita dengar berkisah hal yang sama. Yesus diundang umat untuk makan bersama dirumahnya. Suananya menjadi berbeda. Yesus Hari ini mengkritik orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mengapa Yesus tidak suka dengan orang Farisi dan mengkritik mereka.
Ada tiga alasan. Yang pertama adalah orang Farisi orang yang suka “Memamerkan Kebaikan”, show off. Mereka memamerkan perbuatan baik mereka, bukan sebagai tanda mereka mengasihi Tuhan, tetapi untuk dipuji dan dihormati orang.
Yang kedua adalah “Menuntut Ketaatan pada Hukum tanpa Kasih”. Orang Farisi terkenal karena sangat ketat dengan Hukum Taurat. Tetapi mereka melupakan inti dari hukum itu sendiri yaitu ‘kasih’. Mereka keras dan ngotot pada aturan kecil namun mengabaikan hal-hal yang lebih penting. Seperti keadilan, kasih sayang, dan iman.
Yang ketiga adalah “Menganggap Diri Sendiri Lebih Baik” Orang Farisi seringkali merasa bahwa mereka paling saleh dan suci. Mereka merasa betapa ia berbeda dan menurut pandangannya, lebih baik dari orang-orang lain.
Dan yang terakhir adalah “Fokus pada Penampilan Luar”. Orang Farisi sangat memperhatikan penampilan luar mereka. Mereka kurang peduli dengan mengabaikan kondisi hati mereka sendiri.
Sahabat Resi yang terkasih. Mereka sibuk dengan praktek cuci mencuci tangan dan benda-benda yang mereka gunakan dalam upacara keagamaan. Orang Farisi cenderung untuk menghakimi orang sesuai pemikiran mereka sendiri. Mereka mengutamakan aturan ketimbang cinta kasih. Mereka gagal menyadari orang-orang yang paling membutuhkan yang ada di sekitar mereka. Secara lahiriah mereka tampil sebagai orang saleh, tetapi hati mereka tidak ada kasihnya. Hal-hal tampak lebih penting daripada mengusahakan pertobatan.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengecam kepada orang Farisi. Yesus mengecam karena kehidupan keagamaan mereka yang terpisah dari kehidupan sehari-hari. Mereka merasa sudah benar hanya karena menaati peraturan agama. Sementara dalam keseharian, mereka melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Yesus menyebut mereka sebagai ‘orang-orang bodoh”.
Yesus mengecam mereka karena kehidupan keagamaan mereka yang justru diletakkan pada orang lain. Mereka penuh dengan pengetahuan agama, tetapi mereka sendiri tidak mempraktikkannya. Mereka mengkaji berbagai aktivitas rohani yang seharusnya dilakukan oleh umat Tuhan. Tetapi mereka sendiri tidak menyentuh atau tidak melakukannya. Yesus mengecam kehidupan keagamaan yang hanya membangun pengetahuan, tetapi tidak dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Sahabat Resi yang dicintai Tuhan. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita supaya kita memiliki kehidupan kekatolikan yang utuh. Kita wajib memiliki pengetahuan akan kebenaran, sekaligus juga mempraktikkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Kekatolikan kita tidak hanya tampak saat ibadah, namun juga hadir pada saat kita bekerja, mendidik anak, bermasyarakat, dan dalam bidang kehidupan lainnya. Terwujud secara kongkrit. Ini semua berasal dari kehidupan rohani yang hidup mendalam dan dinamis.
Akhirnya, pesan Yesus hari ini mengingatkan kita, bahwa hal yang terutama ialah ‘kesucian hati’, dan bukan hal lahiriah. Semua Mulai dari Hati. Kesalahan orang Farisi bukanlah karena ketaatan atau ibadah mereka, melainkan hati mereka. Semua perbuatan mereka jadi sia-sia karena mereka mengabaikan kasih, dan tidak mengenal Allah yang mereka sembah.
Marilah kita kita belajar dari Hati Kudus Yesus. Penyembahan kita kepada Tuhan harus mulai dari hati kita, bukan aktivitas belaka. Kita mohon berkat Dari Tuhan. Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa, Raja mahamulia, semoga persembahan kami berkenan di hati-Mu sebagaimana Engkau telah berkenan akan pengabdian dan ketaatan Santa Teresia. demi Kristus, ..
ANTIFON KOMUNI –Mazmur 88:2
Kasih-Mu, ya Tuhan, hendak kunyanyikan selamanya. Kesetiaan-Mu, ya Allah hendak kuwartakan turun-temurun.
DOA SESUDAH KOMUMI:
Marilah berdoa: Allah Bapa kami yang mahaagung, keluarga-Mu ini telah Kausegarkan dengan santapan surgawi. Semoga kami seturut teladan Santa Teresia, selalu gembira dan memuji kasih setia-Mu. Demi Kristus, …
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Selasa 15 Otober 2024 oleh Rm. V. Teja Anthara SCJ dari Komunitas Rumah Damai Dehon Palembang – IndonesiaUnduh
Santa Theresia dari Avila
Theresa (Teresa) dilahirkan di Avila, Spanyol, pada tanggal 28 Maret tahun 1515. Sebagai seorang gadis kecil di rumah keluarganya yang kaya, Theresa dan kakaknya: Rodrigo suka sekali membaca riwayat hidup para kudus dan para martir. Bagi mereka, tampaknya menjadi martir adalah cara mudah untuk dapat pergi ke surga. Oleh karena itu kedua anak tersebut secara diam-diam berencana untuk pergi ke tanah Bangsa Moor.
Sementara mereka menapaki jalan, mereka berdoa agar mereka boleh wafat bagi Kristus. Tetapi, mereka belum lagi jauh dari rumah ketika bertemu dengan paman mereka. Sang paman membawa mereka pulang ke pelukan ibu mereka yang sudah teramat cemas. Kemudian, anak-anak itu bermaksud untuk menjadi pertapa di pekarangan rumah. Rencana ini pun tidak berhasil karena mereka tidak dapat mengumpulkan cukup banyak batu untuk membangun gubug pertapaan. Santa Theresa sendirilah yang menuliskan kisah masa kecilnya yang menggelikan itu.
Namun demikian, ketika Theresa tumbuh menjadi seorang gadis remaja, ia berubah. Ia banyak membaca buku-buku novel dan kisah-kisah roman picisan hingga kehidupan religius sempat ia lupakan. Ia lebih banyak memikirkan cara merias serta mendadani dirinya agar tampak cantik.
Tetapi, setelah ia sembuh dari suatu penyakit parah, Theresia membaca sebuah buku tentang St. Hieronimus yang hebat. Pada saat itu juga, ia bertekad untuk mempesembahkan hidupnya untuk Kristus. Ia ingin menjadi seorang biarawati.
Ayahnya sangat menentang keinginannya untuk masuk biara, sehingga ketika ia sudah berusia 17 tahun; Theresia diam-diam meninggalkan rumah tanpa memberitahu siapa pun, dan memasuki sebuah Biara Karmel. Melihat keteguhan putrinya, ayah dan keluarganya pun akhirnya menyetujui pilihan hidupnya.
Segera setelah mengucapkan kaulnya, Teresa menjadi sakit parah, dan kondisinya diperparah oleh bantuan medis diterimanya sangat tidak memadai, dia tidak pernah sepenuhnya pulih kesehatannya. Suatu hari, di hadapan lukisan Yesus, ia merasakan suatu kesedihan yang mendalam bahwa betapa selama ini ia tidak mampu mencintai Tuhan sebagaimana yang diinginkan oleh Tuhan. Sejak itu, ia mulai hidup hanya bagi Yesus saja, tidak peduli betapa pun besarnya pengorbanan yang harus dilakukannya.
Sebagai balasan atas cintanya, Kristus memberikan karunia padanya untuk mendengar-Nya dan berbicara kepada-NYA. Theresa mulai menerima berbagai Penglihatan / vision. Vision yang diterimanya kemudian diteliti oleh pembesar Ordo Dominikan dan Serikat Jesus, termasuk Santo Francis Borgia juga ikut meneliti penglihatan-penglihatan yang diterimanya. Mereka semua kemudian sepakat dan memaklumkan bahwa Penglihatan yang diterima oleh suster Karmel Theresa adalah benar dan Kudus.
Theresa merasa biaranya terlalu longgar peraturannya dan jauh dari kehidupan rohani yang dicita-citakannya. Karena itu ia kemudian memelopori gerakan pembaharuan dalam biara karmel. Hal ini tidak mudah. Banyak biarawan – biarawati yang sudah terbiasa hidup santai, tidak berdisiplin dan melupakan cara hidup asketis sangat menentang gerakan pembaharuannya. Tuhan kemudian mempertemukan Suster Theresia dengan seorang biarawan karmel yang kudus yaitu Santo Yohanes dari Salib (San Juan de la Cruz) yang juga memiliki semangat pembaharuan. Bersama-sama mereka berjuang memperbaharui kembali semangat spiritualitas Ordo Karmel melalui kehidupan membiara yang suci, dalam doa, serta menjalankan puasa dan berpantang dengan sangat ketat.
Mereka mendirikan biara-biara Karmel yang baru. Biara-biara tersebut dipenuhi oleh para biarawati yang rindu untuk hidup kudus. Mereka banyak berkurban untuk Yesus. Theresa sendiri memberi teladan kepada mereka. Ia berdoa dengan cinta yang menyala-nyala dan bekerja keras melakukan tugas-tugas biara.
Santa Theresa adalah seorang pemimpin besar dan seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Yesus serta Gereja-Nya. Ia wafat pada tahun 1582 dan dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Ia digelari Doktor Gereja oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970.
Arti Nama
Mungkin berasal dari bahasa Yunani θερος (Theros) yang berarti “musim panas” atau θεριζω (therizo) yang berarti “panen”
Variasi Nama
Teresa, Theresa, Theresia (German), Teresa, Teresia, Theresa, Theresia, Terese (Swedish), Teresa, Theresa, Terese (Norwegian), Teresa, Theresa, Terese (Danish) Terese (Basque), Tereza (Bulgarian), Terezija, Tena (Croatian), Tereza, Terezie (Czech), Theresia, Thera, Trees (Dutch), Teresa, Theresa, Teri, Terri, Terrie, Terry, Tess, Tessa, Tessie, Tracee, Tracey, Traci, Tracie, Tracy (English), Teresa (Finnish), Thérèse (French), Terézia, Teca, Teréz (Hungarian), Toiréasa, Treasa (Irish), Teresa (Italian), Therasia (Late Roman), Teresa (Polish), Teresa, Teresinha, Terezinha (Portuguese), Tereza (Portuguese (Brazilian), Tereza (Romanian), Terézia (Slovak), Terezija (Slovene), Teresa, Tere, Teresita (Spanish
Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/oktober/theresia-dari-avila.html
Makasih Romo