
Rm. Aegidius Warsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mzm 131:9
Semoga para imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.
PENGANTAR:
Di seminari Jean Marie tak punya harapan rupanya. Nilai rapornya amat rendah. Ketika akhirnya ia ditahbiskan menjadi imam, cepat-cepat ia disembunyikan di desa terpencil, di mana ia takkan berbuat kesalahan.
Memang tepat, ia tak berbuat kesalahan. Beberapa tahun kemudian orang tahu di mana letak Ars. Dari mana-mana orang besar kecil, kaya miskin, datang kepada imam sederhana ini untuk minta nasihat, pengampunan dosa dan pertolongan. Hidupnya benar-benar sesuai Injil. Kehidupan pribadi, hiburang kemewahan, jauh daripadanya. Yang tak punya harapan, ternyata menjadi harapan banyak orang.
DOA KOLEKTAN:
Marilah berdoa: Alla Bapa yang mahakuasa dan penuh belas kasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Yohanes Maria, karena kegiatannya sebagai pastor di Ars. Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka. Demi Yesus Kristus, …
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Bilangan 11:4b-15
“Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini.”
Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 81:12-13.14-15.16-17
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
-
Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
-
Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
-
Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Mat 4:4b) Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 14:13-21
“Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak.”
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Aegidius Warsito SCJ
Vivat Cor Iersu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ Toronto Kanada, di dalam Resi: renungan singkat Dehonian edisi hari Senin Pekan ke 18 Masa Biasa, tanggal 4 Agustus 2025. Mari kita baca bersama perikopa pada hari ini yang diambil dari Injil Matius 14:13-21
Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, kita sering mendengar ungkapan ini: “Orang yang lapar adalah orang yang pemarah.” Dan menurut saya memang ada benarnya ungkapan ini, karena rasa lapar memiliki kemampuan untuk melemahkan daya nalar kita dan bahkan merusak spiritualitas kita sedemikian rupa sehingga kita bahkan bisa melakukan sesuatu tindakan yang gila dan bodoh atau yang diluar nalar.
Akan tetapi menjadi pemarah adalah cerita yang sama sekali berbeda. Kita bisa menjadi pemarah bukan karena kita lapar, tetapi karena kita rewel. Dalam bacaan pertama, kita mendengar bagaimana bangsa Israel mulai menjadi pemarah, bukan karena mereka lapar, tetapi karena mereka lelah makan manna, roti dari Surga, setiap hari. Dan keluhan mereka ini tentu saja membebani Musa sampai-sampai ia mengeluh kepada Tuhan.
Sebenarnya, apa yang Musa rasakan tentang keluhan orang-orang itu jauh lebih ringan daripada apa yang Yesus rasakan atas eksekusi terhadap Yohanes Pembaptis. Bagi Yesus, itu adalah tragedi pribadi, itu adalah waktu untuk meninggalkan segalanya dan menghabiskan waktu dalam duka yang mendalam. Akan tetapi ketika orang-orang datang kepada-Nya dengan kebutuhan mereka, Ia mengesampingkan kesedihan-Nya dan bahkan mengasihani mereka dan menyembuhkan orang-orang yang sakit dan yang haus akan Sabda-Nya.
Para pendengar Resi Dehonian yang budiman, Musa terbebani oleh keluhan orang-orang Israel di padang gurun, Yesus berduka atas kematian Yohanes Pembaptis. Dan saya yakin kita pernah mengalami kedua situasi tersebut sebelumnya. Lalu bagaimana reaksi kita sebelumnya? Dan bagaimana reaksi kita sesudahnya? Apakah kita akan terus mengeluh tentang beban kehidupan yang harus kita pikul dan menggerutu tentang hal-hal yang tidak berjalan dengan baik? Atau seperti Yesus, apakah kita akan percaya pada kasih karunia Allah untuk mengubah beban menjadi berkat, dan membantu orang lain melakukan hal yang sama?
Semoga bacaan pada hari ini membantu kita untuk belajar dari pengalaman bangsa Israel, bagaimana kita bisa percaya kepada Tuhan dalam situasi apapun, karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang penyayang, yang selalu mendampingi dan memberikan berkat-Nya. Semoga kita mampu melihat semuanya ini sehingga hal ini membantu kita untuk berbagi kasih yang kita terima kepada orang lain. Dan semoga kasih Tuhan memberkati langkah perjuangan hidup kita di sepanjang hari ini, serta semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, ulurkanlah tangan-Mu dan berkatilah persembahan ini, yang kami sajikan di atas altar-Mu pada peringatan Santo Yohanes Maria. Limpahkanlah kemurahan hati-Mu atas kami, sebagaimana para kudus-Mu Kaumuliakan berkat ibadat pembawa bahagia ini. Demi Kristus, …
ANTIFON KOMUNI:
Dialah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang diangkat Tuhan menjadi kepala atas semua hamba-Nya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa yang mahakuasa dan maharahim, semoga perjamuan suci ini memberikan kekuatan ilahi dan keteguhan surgawi kepada kami yang memperingati Santo Yohanes Maria. Semoga kami memelihara keutuhan kurnia iman dan menempuh jalan lurus menuju keselamatan. Demi Kristus …
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Santo Yohanes Maria Vianney (1786-1859)

St.Yohanes Maria Vianney
Doakalah kami.