Diakon. Alexander Pambudi SCJ dari komunitas SCJ Rumah Damai Dehon Palembang Indonesia
ANTIFON PEMBUKA – Luk 4:19
Aku diutus oleh Tuhan, memberitakan pembebasan para tawanan, penglihatan orang buta dan pembebasan orang-orang tertindas.
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kebenaran, janji-Mu telah terlaksana pada diri Yesus, Putera Manusia. Kami mohon, semoga kami Kauberi kebijaksanaan, karena kami percaya akan nama-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami…
BACAAN PERTAMA: I Korintus (1Kor 2:1-5)
“Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib.”
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.\
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 119:97.98.99.100.101.102
Ref. Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu, ya Tuhan.
-
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
-
Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
-
Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
-
Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
-
Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
-
Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U: Alleluya.
S: Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.
BACAAN INJIL: Lukas 4:16-30
“Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
RENUNGAN DIBAWAKAN OLEH: Diakon
Vivat cor Iesu, per cor Mariae. Hiduplah Hati kudus Yesus melalui hati Maria
Sahabat Dehonian yang terkasih, salam jumpa dengan saya, Diakon Alexander Pambudi SCJ, dari Rumah Damai Dehon km 7 Palembang, dalam RESI-Renungan Singkat, edisi Senin, 31 Agustus 2020.
Sahabat Dehonian terkasih, Firman Tuhan hari ini melukiskan kepada kita suatu peristiwa manusiawi yang dialami Yesus, yaitu penolakan. Yesus ditolak di kampung halaman-Nya sendiri. Sebenarnya tidak sejak awal Yesus ditolak. Orang sempat kagum dengan pewartaan Yesus. Karena memang Yesus mengajar dengan luar biasa. Dikatakan dalam bacaan Injil bahwa orang banyak “heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya”. Barulah setelah orang tahu siapa Yesus sebenarnya, yang adalah anak Maria dan Yusuf Si Tukang Kayu, orang-banyak mulai mempertanyakan dan menolak-Nya.
Sahabat Dehonian yang terkasih, Seringkali penolakan yang dialami Yesus juga kita alami di dalam hidup harian. Atau bahkan kita melakukannya juga: kita menolak orang-orang di sekitar kita tanpa alasan yang jelas. Kita ditolak atau menolak seseorang karena alasan-alasan tertentu: latarbelakang seseorang yang tidak membuat kita simpatik, karena tindakan seseorang yang tidak menyenangkan hati, karena mereka pernah menolak kita, dan sebagainya.
Hari ini Firman Tuhan mengingatkan kita untuk membuka pikiran dan hati kita seluas-luasnya. Kurang pas rasanya menilai seseorang dari penampilan lahiriah atau status sosialnya saja. Kenali pribadinya, buanglah rasa iri hati terhadap kelebihannya dan belajarlah menerima kekurangannya. Rasanya sulit menemukan seseorang di dunia ini yang sempurna dalam segala-galanya. Kita ada untuk saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.
Dan andaikan kita menerima penolakan seperti yang Yesus alami, kita diundang untuk tidak berkecil hati apalagi menyimpan dendam.
Saudara-saudariku, hal “tidak berkecil hati apalagi menyimpan dendam” tidak mudah dan perlu perjuangan. Maka, menyadari kerapuhan kita sebagai manusia, mari kita mohon berkat dan kekuatan dari Tuhan agar dimampukan untuk tetap menjadi nabi-nabi cinta kasih dan pelayan pendamaian. Yesus sudah memberi teladan nyata kepada kita: Dia mendoakan dan mengampuni orang-orang yang menghendaki kematian-Nya.
Kita juga bisa belajar dari St. Paulus yang pernah mengatakan di dalam Suratnya kepada jemaat di Filipi 4:13 (Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku), mari kita serahkan segala pergumulan hidup kita kepada Tuhan yang selalu mengasihi kita.
Saudara/i yang dikasihi Tuhan,Allah Bapa kita itu baik. Dia sangat mencintai kita. Dia tidak akan tinggal diam melihat anak-anak-Nya bergumul. Dia tetap berkarya di tengah-tengah kita dengan cara-Nya sendiri, khususnya melalui Roh Kudus yang terus mendampingi kita.
Rahmat dan Roh Kudus sudah dicurahkan kepada kita sejak babtis. Sekarang bagian kita adalah PERCAYA akan karya-Nya di dalam hidup kita masing2 dan BERUSAHA SEOPTIMAL MUNGKIN dalam karya-karya kita.
Berkat Tuhan selalu melimpah atas kita semua. Amin
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Allah Bapa sumber kehidupan, berkenlah kiranya Engkau memberi tahu, apa yang dapat menyembuhkan kami, dalam diri Yesus Putera-Mu terkasih. Semoga wafat-Nya menyebabkan hidup kami subur. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI – Luk. 4:19
Aku diutus memberitakan pembebasan para tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta serta pembebasan orang-orang tertindas, dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
DOA PENUTUP
Marilah berdoa: Allah Bapa Mahapengasih dan Penyayang, kami bersyukur atas duta rahmat-Mu yaotu Yesus Sang Mesias. Semoga Hati kami tetap terbuka terhadap kaum fakir miskin dan tertindas, apalagi terhadap siapapun yang menantikan kebahagiaan sejati. Demi Kristus, ….
Tuhan, berilah hati yang damai untuk belajar menerima keadaan baik dalam persaudaraan maupun dalam pertemanan . Biarlah Rahmat kasihMu selalu menyertai dalam kehidupan .