Minggu, 31 Mei 2020 – Hari Raya Pentakosta

Rm. Albertus Joni SCJ dari Komunitas Sacred Heart Monastery Milwaukee – USA

 
 

BACAAN PERTAMA: Kisah Para Rasul 2:1-11

 

“Mereka penuh dengan Roh Kudus dan mulai berbicara.”

 

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab; kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 104:1.24.29-30.31.34

 

Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.

 
  1. Allahku nama-Mu hendak kupuji. Engkau amat agung berdandan sinar kebesaran.
  2. Ya Tuhan berselubungkan cahaya. Bagai jubah raja langit Kaupasang bagai kemah.
  3. Firman-Mu disampaikan oleh angin. Api yang berkobar tunduk pada-Mu bagai hamba.

 BACAAN KEDUA: I Korintus 12:3b-7.12-13

 

“Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh.”

Saudara-saudara, tiada seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan,” selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

MADAH PENTEKOSTA (Sekuensia) PS 569

(Veni Sancte Spiritus)

  1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
  2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
  3. Kau penghibur ulungku, ‘Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
  4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
  5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
  6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
  7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
  8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
  9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
  10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti. 

BAIT PENGANTAR INJIL: 

U: Alleluya

S: Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.

 BACAAN INJIL: Yohanes 20:19-23

“Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus.”

Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

 

Renungan dibawakan oleh Rm. Albertus Joni SCJ

Sahabatku yang diberkati Tuhan,

saya ingat saat di mana saya begitu deg-degan menerima Sakramen Krisma saat kelas dua SMP.

Guru agama berkisah bahwa Sakramen Krisma ini adalah tanda karunia Roh Kudus yang membuat kita dewasa secara iman. Itu sebabnya Bapa Uskup akan “menampar” pipi kita. Saya yang masih polos itu penasaran: kira-kira sekeras apa nanti tamparan Bapa Uskup itu. Hahaha… selain itu banyak sekali rasa penasaran: “Apakah saya akan langsung berbahasa asing dengan baik seperti para Rasul saat Pentakosta? Kan lumayan sekali bila saya tak perlu bersusah belajar bahasa Inggris. Apakah saya akan dapat menyembuhkan orang sakit? Apakah saya akan bisa membuat mukjizat seperti para Murid?”

Rupaya setelah menerima urapan dan “ditampar” oleh Bapa Uskup, saya merasa tak efek yang luar biasa dari Sakramen Krisma itu. Nilai bahasa Inggris saya masih pas-pasan. Tak ada super-power yang saya dapat, malah saya ingat pernah digigit anjing dalam pekan-pekan dekat Sakramen Krisma itu. Hahaha…

Nah, sahabatku,

Kita dengar dalam Injil hari ini bagaimana Tuhan Yesus menghembusi muridnya dan berkata: “Terimalah Roh Kudus!” Dan benar saja, karunia Roh Kudus itu memang bekerja seperti hembusan nafas yang halus: Roh itu bekerja dari dalam, mengetuk hati kita saat mulai jauh dengan PenciptaNya, menyentuh hati kita saat berjumpa dengan mereka yang menderita, memberi kekuatan dan harapan untuk bangkit lagi saat salib dirasa terlalu berat.

Roh Kudus itu adalah ikatan cinta antara Bapa dan Putera. Itulah yang kita dengar dari ajaran Gereja tentang siapa Roh Kudus ini. Tuhan Yesus menyebutNya sebagai “Penolong” yang akan menjaga para muridNya, yang akan meneguhkan Gereja hingga akhir zaman.

Dalam kuasa Roh itulah, Gereja meneruskan karya keselamatan Allah di tengah dunia melalui aneka sakramen. Roh itulah yang hadir dalam baptisan, dalam pengampunan di kamar pengakuan, yang turun lewat minyak Krisma, urapan tahbisan, berkat pernikahan dan minyak peneguhan untuk yang sakit… dan yang terutama: Roh inilah yang dicurahkan saat roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus!

Maka, sahabatku yang diberkati Tuhan,

kalau engkau merasa “tidak dekat” atau “asing” dengan pribadi Roh Kudus, sebenarnya engkau keliru besar! Justru kita – Gereja yang mengembara di dunia ini – selalu berdenyut jantung imannya karena Roh Kudus ada, hadir, hidup dan menghembusi kita lewat Sakramen-sakramen utama yang dapat kau lihat-alami dengan mata kepala sendiri! Banggalah engkau sebagai orang Katolik – karena engkau punya jaminan bahwa Roh Kudus yang dicurahkan atas para Rasul, juga diteruskan padamu sampai hari ini lewat kegembalaan para uskup, imam dan diakon! Itu sebabnya, setelah memberi hembusan Roh Kudus, Tuhan Yesus juga memberi kuasa untuk mengampuni dosa pada para muridNya!

Ah, tak ada habisnya kalau saya bercerita tentang Roh Kudus!

Hari ini, mohonlah satu rahmat pada Allah Roh Kudus yang kau butuhkan untuk hidupmu saat ini. Dan rasakan bahwa Ia ada, Ia bergerak, Ia hidup di dalam-mu! Amin!

No Comments

Leave a Comment