Sabtu, 27 Juni 2020 – Hari Biasa Pekan XII

Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Superiorat Wilayah Lampung Bandar Lampung – Indonesia

 

BACAAN PERTAMA: Ratapan 22:2.10-14.18-19

“Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai putri Sion.”

Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya. Duduklah tertegun di tanah para tua-tua puteri Sion; mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah. Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota. Kepada ibunya mereka bertanya: “Mana roti dan anggur?”, sedang mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur di lapangan-lapangan kota, ketika menghembuskan nafas di pangkuan ibunya. Apa yang dapat kunyatakan kepadamu, dengan apa aku dapat menyamakan engkau, ya puteri Yerusalem? Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur, ya dara, puteri Sion? Karena luas bagaikan laut reruntuhanmu; siapa yang akan memulihkan engkau? Nabi-nabimu melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa. Mereka tidak menyatakan kesalahanmu, guna memulihkan engkau kembali. Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan. Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21

Ref. Ya Tuhan, janganlah Kaulupakan terus-menerus umat-Mu yang tertindas.

  1. Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya? Mengapa menyala murka-Mu terhadap kambing domba gembalaan-Mu? Ingatlah akan umat-Mu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus menjadi bangsa milik-Mu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau diami.

  2. Ringankanlah langkah-Mu ke tempat yang rusak terus-menerus; segala-galanya telah dimusnahkan musuh di tempat kudus. Lawan-lawan-Mu mengaum di tempat pertemuan-Mu dan telah mendirikan panji-panji mereka sebagai tanda.

  3. Kelihatannya seperti orang mengayunkan tinggi-tinggi sebuah kapak kepada kayu-kayuan yang lebat, dan sekarang ukir-ukirannya seluruhnya dipalu mereka dengan kapak dan beliung; mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api, mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu sampai pada tanah.

  4. Pandanglah kepada perjanjian, sebab tempat-tempat gelap di bumi penuh sarang-sarang kekerasan. Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U: Alleluya, alleluya
S: Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

 

BACAAN INJIL: Matius 8:5-17

“Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub.”

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm: Yohanes Dwi Wicaksono SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Iman selalu membutuhkan totalitas kepercayaan dan kerendahan hati yang maksimal. Hal itu bisa kita lihat dari dinamika dialog antara seorang perwira dengan Yesus. Sang perwira meminta sesuatu dari Yesus tetapi bukan untuk dirinya sendiri. Yesuspun memuji sikap kepercayaan perwira itu. Hal yang sangat langka dan tidak semua orang mampu melakukannya. Apalagi seorang atasan memberi perhatian yang sedemikian besar, seperti seorang mempertaruhkan kepangkatannya.

Maka kita bisa mengerti dua tekanan pada perikopa Injil hari ini. Yang pertama soal iman kepercayaan sang perwira. Hal kedua yang ditunjukkan oleh penginjil adalah soal Yesus yang sungguh mempunyai kuasa. Kata-katanya saja punya kuasa menyembuhkan orang sakit, mengusir setan-setan, dan bahkan membangkitkan orang mati. Dia adalah sungguh Mesias yang datang membawa keselamatan.

Namun demikian, kita bisa merenungkan hal sederhana yang coba selalu kita hidupi, tetapi juga selalu membawa kegelisan dan perjuang. Sebuah tawaran permenungan itu adalah soal PERCAYA. 

Dalam hidup kita selalu lekat dengan soal percaya. Sebagai orang beriman, kita mempunyai kepercayaan bahwa Tuhan itu selalu hadir dan menyertai. Kita juga percaya bahwa Dia berkarya lewat orang-orang di sekitar kita. Tuhan memberikan kepercayaan besar kepada kita. Kita mampu melakukan banyak hal seolah Tuhan membiarkan dan tidak mencegah kita. Kita hidup dengan sebuah kepercayaan besar.

Pertanyaan sederhanya adalah apakah saya juga sudah bisa mempercayai sesama? Kepercayaan ini penting dan tuntutan yang tidak bisa dihindari. Dalam bisnis apapun, mempercayai ini menjadi bisnis yang paling mahal. Kita tidak mungkin berkembang kalau tidak pernah mempercayai orang lain. Demikian juga jika tidak mungkin berkembang jika tidak pernah merasa diberi kepercayaan. 

Maka hal sederhana yang bisa kita lakukan belajar dari sabda Tuhan hari ini adalah kemampuan percaya dan mempercayai. Dimulai dari lingkungan keluarga, tempat kerja, dan masyarakat. Kita perlu percaya dan mempercayai. Buah besarnya adalah kita akan mampu melayani dengan lebih sungguh dan lebih tulus. Tuhan memberkati. Amin.

 

No Comments

Leave a Comment