Kamis, 29 Oktober 2020 – Hari Biasa Pekan XXX

Rm. Agunstinus Guntoro SCJ dari Komunitas SCJ Hong Kong

 
 
 
 

ANTIFON PEMBUKA   –  Mazmur 144:1

Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajak tanganku bertempur, la melatih jari-jariku berperang!

 

PENGANTAR

Tidak ada yang lebih sulit daripada menjawab penentang-penentang tanpa nama. Mereka menggerogoti sendi-sendi moral kita. Mereka menaburkan kecurigaan-kecurigaan dan tuduhan-tuduhan jahat. Hanya orang-orang kuat yang tidak terpengaruh. “Hanya perisai iman yang mampu melindungi dengan aman,” kata Paulus. Mereka memberi banyak kesempatan untuk menghayati Injil yang benar, asal kita bertahan.

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa kami di surga, sudilah datang menyampaikan sabda dan memberi kami kekuatan. Semoga Roh-Mu mengajar kami tentang kebenaran dan keadilan-Mu.     Demi Yesus Kristus Putra-Mu,….

 

BACAAN PERTAMA: Efesus 6:10-20

“Kenakanlah perlengkapan senjata Allah agar kalian dapat bertahan.”

Saudara-saudara, hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu dalam Roh dan berjaga-jagalah dalam doamu itu dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang kudus. Berdoalah juga untuk aku, supaya tiap kali membuka mulutku, aku dikaruniai perkataan yang tepat. Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 144:1.2.9-10

Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!

  1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!

  2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!

  3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu

 

BAIT PENGANTAR INJIL

U : Alleluya

S : (Luk 13:35, Mrk 11:10)  Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.

 

BACAAN INJIL: Lukas 13:31-35 

“Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.”

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya sorang nabi dibunuh di luar Yerusalem’. Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau. Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Tetapi Aku berkata kepadamu: Kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan’.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Guntoto SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Teman-teman yang terkasih, salam jumpa dengan saya, Agustinus Guntoro, SCJ dari Komunitas SCJ di Hong Kong, dalam RESI (Renungan Singkat) Dehonian, pada hari Kamis, 29 Oktober 2020. Tema yang saya angkat, “We are called to be brave” (Kita dipanggil untuk berani).

Merenungkan dua ayat pembuka, spontan saya tertawa dan sekaligus bangga, “Hehehehe…. Yesus kok dilawan!” Ketika Yesus diminta pergi karena adanya ancaman, Yesus tidak pergi dan justru menantang mereka, khususnya Herodes, bahkan dengan menyebutnya sebagai si serigala. Apakah Yesus menghina dengan sarkastik terhadap Herodes, seperti kebiasaan banyak nabi-babi palsu dan pengkotbah abal-abal? Memang sih bukan kata yang santun, untuk tetapi juga bukan kata-kata kasar dan ngawur yang tanpa dasar. Kata orang zaman ini, tanpa data! Dengan menyebut Herodes sebagai serigala, Yesus memang ingin menyadarkan Herodes yang telah berlaku licik dan pengecut, dengan banyak sekali menyalahgunakan kekuasaannya.

Yesus menyatakan, “Pada hari yang ketiga Aku akan selesai.” Yesus menunjukkan bahwa Dia mempunyai suatu rencana hidup yang pasti, dan bahwa Ia tidak takut menghadapi ancaman apa pun. Ia akan menghadapi semuanya, bukan lari dari tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dari Bapa. Kata “selesai” sangat padat artinya. Sekalipun menunjuk akhir (hidup) Yesus dan penyelesaianNya, Yesus menjadi “sempurna” dan “selesai” melalui penderitaan dan kematianNya

Yesus juga menyatakan sebagai jawaban kepada orang Farisi, “Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” Jawaban Yesus ini menunjukkan bahwa diri-Nya tidak merasa dalam bahaya oleh ancaman Herodes, tetapi oleh kekerasan dari kota mereka sendiri. Inilah paradoks, atau sesuatu yang ironis. Di satu sisi, kalimat di atas menunjukkan keberanian dan komitmen Yesus, disisi lain mewartakan kesedihan bahwa justru oleh kotanya sendiri Ia akan dibunuh. Itulah mengapa ia mengeluh dengan menyebut, “Yerusalem, Yerusalem!” Bagaimana pun, Yesus tidak meratapi nasibNya dan bersedih tanpa harapan, menyebut kota Yerusalem dengan nada sendu, sekedar mau mengungkapkan kasih-Nya yang besar dan keprihatinanNya yang dalam, dan karena apa yang Ia lihat tentang masa depan. Dia sangat mengetahui apa yang akan menimpa kota itu.

Menutup renungan ini, hal yang sekiranya paling menantang bagi kita adalah keberanian untuk menghadapi segala tantangan hidup. Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita, supaya kita diberanikan untuk tidak pernah lari dari kenyataan atau tantangan hidup. Terima kasih. Tuhan memberkati.

 

DOA PERSIAPAN

Allah Bapa kami di surga, sumber iman kepercayaan kami mohon perkuatlah kiranya kami berkat roti anggur, berkat daya kekuatan Yesus Putra-Mu, dan ajarilah kami mengimani Dia. Tuhan dan pengantara kami.

 

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 144:1

Terpujilah Tuhan, pelindungku, yang mengajar tanganku bertempur dan lenganku berperang

 

DOA PENUTUP:

Marilah berdoa: Allah Bapa kami di surga, semoga kami dapat bertobat dan semoga Kausingkirkan dari kami  segala kekuasaan jahat. Semoga Putra-Mu berkenan menganugerahkan kesehatan dan tebusan. Sebab Dialah ….

No Comments

Leave a Comment