Rabu, 02 Desember 2020 – Hari Biasa Pekan I Adven

Rm. C. Wahyu Tri SCJ dari Komunitas SCJ Pondok Kristofel Jambi Indonesia

 
 
 
 
 
AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA –  lih. Habakuk 2:3 ; 1 Korintus 1:5

Tuhan akan datang dan tidak akan terlambat. la akan menerangi kita yang tersembunyi dalam kegelapan dan menyatakan diri-Nya kepada segala bangsa.

 

PENGANTAR

Diundang dalam perjamuan sering kali merupakan tugas yang menyenangkan. Bukan karena makan yang dihidangkan, tetapi terutama karena suasana keakraban dan persaudaraan. Berpesta bersama dan makan minum menjadi lambang sesuatu yang lebih dalam.. Nabi Yesaya menggambarkan akhir zaman sebagai perjamuan agung. Derita dan maut disingkirkan, digusur oleh kepenuhan hidup dan sukacita.

 

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber sukacita, siapkanlah hati kami dengan kekuatan-Mu. Kiranya pada kedatangan Kristus Putra-Mu. kami diundang menghadiri perjamuan hidup kekal dan diperkenankan menyambut santapan suci yang dihidangkan oleh Yesus Kristus Putra-Mu…

 

BACAAN PERTAMA: Kitab Yesaya 25:6-10a

“Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang.”

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, dengan anggur yang tua benar; suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tua yang disaring endapannya. Di atas gunung itu Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya, dan Ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada hari itu orang akan berkata, “Sesungguhna, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya! Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini!”

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 23:1-3a. 3b-4. 5. 6

Ref. Tuhanlah gembalaku, tak’kan kekurangan aku

  1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang dan menyegarkan daku.

  2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

  3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.

  4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya

S : Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya; berbahagialah orang yang menyongsong Dia.

 

BACAAN INJIL: Matius 15:29-37

“Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan melipatgandakan roti.”

Pada suatu ketika Yesus menyusuri pantai Danau Galilea, lalu naik sebuah bukit dan duduk di situ. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu, dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus, dan mereka semua disembuhkan-Nya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Para murid menyahut, “Bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka, “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh”, jawab mereka, “dan ada juga beberapa ikan kecil.” Yesus lalu menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu. Ia mengucap syukur, membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada para murid. Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, tujuh bakul penuh.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. C. Wahyu Tri Haryadi SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Para pendengar resi, dalam bacaan di atas menghantar kita pada kisah dimana Tuhan Yesus bersama para murid berhadapan dengan orang sakit dan lapar. Hati Tuhan Yesus merasakan belas kasih yang amat sangat terhadap sesama yang menderita. Belas kasih itu menggerakkan Tuhan untuk tidak diam saja maka selain menyembuhkan, Tuhan mengajak para muridNya untuk memberi makan.

Bila kita perhatikan belas kasih bukan hanya membuat Tuhan dan para muridNya iba atau tersentuh, tetapi menggerakkan mereka untuk turut mengeluarkan orang banyak dari kesulitan. Usaha untuk menyembuhkan dan memberi makanan yang mungkin tidak seberapa tetapi lahir dari belas kasih, oleh Tuhan Yesus diberkati sehingga menyelamatkan orang banyak.

Bacaan injil Matius ini mengingatkan saya pada pengalaman di masa pandemic covid 19 ini. Saya bersama tim sosial paroki melakukan karya yang bagi saya sungguh berarti. Berawal dari beberapa sumbangan orang lalu satu persatu umat turut berpartisipasi mengirim beras, minyak, masker dan ada yang uang. Selain materi, ada umat yang dengan setia membantu tim untuk mengemas. Ada yang bertugas mengangkat sembako. Dan sebagainya. Masing-masing memberikan seturut kemampuan dan kerelaannya. Seperti 7 roti dan beberapa ikan yang diberkati oleh Tuhan ternyata dapat membantu banyak orang. Saya juga yakin apa yang dibuat oleh tim sosial paroki tersebut menjadikan sumbangan baik materi maupun tenaga tadi diubah oleh Tuhan Yesus sehingga memberi keselamatan kepada beberapa umat di masa pandemic ini. Iya hanya beberapa umat tetapi itu berarti.

Saudara-I, kita percaya Tuhan juga menanamkan rasa belas kasih itu di dalam hati kita. Maka kita pun di masa pandemic tidak disibukkan dengan kesusahan kita tetapi dalam kesusahan kita justru kita turut memberi bantuan kepada yang berkekerungan dan menderita. Demikianlah cara kita mengisi masa penantian ini. Kita terus membuka diri untuk digerakkan oleh belas kasih, akibatnya apa betapa bahagianya sesama kita karena mereka tahu Allah tidak meninggalkan mereka. Allah turut menemani mereka.  Tetapi terlebih dari itu, kita amat berbahagia karena sesama kita mengalami Tuhan yang hadir dalam diri kita. Selamat menjalani masa adven.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Kami mohon kepada-Mu, ya Bapa mahamulia, semoga persembahan bakti ini senantiasa diunjukkan kepada-Mu. Kiranya oleh persembahan ini rencana penyelamatan terlaksana sepenuhnya. Demi Kristus, ….

 

ANTIFON KOMUNI – Yesaya 40:10; 34:5

Lihatlah, Tuhan datang dengan kekuasaan dan akan menerangi para abdi-Nya.

 

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Ya Bapa, semoga sakramen Ekaristi yang telah kami sambut membersihkan kami dari segala kekurangan dan mempersiapkan kami menghadapi hari raya mendatang. Demi Kristus, ..

No Comments

Leave a Comment