Senin, 25 Januari 2021 – Pesta Bertobatnya Santo Paulus

Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ dari Komunitas SCJ Teluk Betung Lampung Indonesia

 
 
 
 

AUDIO RESI

ANTIFON PEMBUKA – 2 Tim 1:12: 4:8⁣

Aku tahu kepada siapa kupercayakan diriku dan aku yakin bahwa la sanggup memelihara semuanya sampai hari terakhir, sebab la hakim yang adil.⁣

 

PENGANTAR⁣

Pertobatan Santo Paulus memang secara tiba-tiba dan istimewa. Tidak setiap pertobatan terjadi demikian. Biasanya secara diam-diam dan prosesnya cukup lama. Tetapi Tuhan menangani Saulus ini dengan tegas. Dengan semangat menyala-nyala, sebagaimana ia mengejar para pengikut Kristus, ia menjadi rasul Gereja Muda. Meskipun pribadinya seorang pendobrak, namun dalam mewartakan Injil ia tetap seorang yang sabar dan lemah lembut. Dalam waktu singkat ia berhasil membuka Gereja Yerusalem yang sempit bagi dunia luas.⁣

 

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa kami, cahaya dunia, Engkau telah mengucapkan sabda-Mu dari hati ke hati, dari bangsa kepada bangsa, dengan pewartaan Rasul Paulus. Kini kami mengenangkan pertobatannya dan mohon, agar kami pun Kautobatkan dan Kaupanggil. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu……⁣

 

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kisah Para Rasul 22:3-16

“Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.”

Pada waktu itu Paulus membela diri di hadapan orang-orang Yahudi, “Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini. Aku dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Agung maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik, dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang ada di situ, dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah dari langit cahaya yang menyilaukan mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah, dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidaklah mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Sebab aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang hidup menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar, dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan kaudengar. Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.

 

Atau:

 

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kisah Para Rasul 9:1-22

Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, dengan hati berkobar-kobar Saulus mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Agung, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia dapat menangkap dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba memancarlah cahaya dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Kota Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat, dan tiga hari lamanya ia tidak makan serta minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias”. Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang sedang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangan ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepada Ananias, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepda bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah Yudas. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari mata Saulus, sehingga ia dapat melihat kembali. Saulus bangun, lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama dengan murid-murid Tuhan di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang memanggil nama Yesus? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud menangkap dan membawa murid-murid Tuhan ke hadapan imam-imam kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya, dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 117:1.2

Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!

  1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

     

  2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya

S : (Yoh 15:16) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

 

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 16:15-18

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil.”

Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Valentinus Teja Anthara SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Jesus melalui Hati Maria.

Pendengar Resi Dehonian terkasih, jumpa kembali dengan saya Romo Valentinus Teja Anthara scj dari Komunitas SCJ – Teluk Betung – Lampung – Indonesia, dalam Resi – renungan singkat – dehonian edisi hari Senin – tanggal dua puluh lima – Januari – tahun dua ribu dua puluh satu, bersamaan dengan hari pesta Bertobatnya St Paulus, rasul.

Pendengar Resi Dehonian yang dikasihi Tuhan. Didalam perikopa terakhir dari injil Markus tersebut tertulis beberapa tanda-tanda yang menyertai orang percaya. Mereka itu diberi kuasa untuk mengusir setan dalam nama Yesus. Mereka mampu berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka. Mereka bisa memegang ular dan sekalipun minum racun maut mereka tidak akan mendapat celaka. Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit dan orang itu akan sembuh.

Ini semua adalah kuasa yang diberikan oleh Jesus kepada mereka yang diutus sebagai perutusan agung untuk melanjutkan karyanya di dunia ini. Ini adalah tanda kuasa sang Messias. Perintah agung yang mereka jalankan bukanlah karena kuasa dan kemampuan manusia sendiri. Tetapi sungguh itu semua adalah kuasa yang diberikan oleh Jesus kepada mereka yang percaya.

Tuhan sudah berjanji menyertai kita, ketika kita memberitakan Injil sehingga Injil yang kita beritakan itu bukan hanya perkataan saja melainkan dengan kuasa Tuhan. Tuhan sendiri akan menunjukkan kuasa-Nya yang mengkonfirmasikan bahwa kita adalah utusan-Nya ketika kita menghadapi oposisi dari Iblis dan bala kuasanya.

Tugas kita adalah memberitakan Injil Yesus Kristus dengan menaati segala perintah-Nya, dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita akan menikmati segala janji Tuhan bagi kita yang setia menjadi saksi-Nya. Itu sudah cukup dan lebih bagi kita.

Para pendengar Resi yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita merayakan pesta pertobatan Santo Paulus. Kita sebagai umat Kristen mengetahui siapa Paulus itu. Paulus yang pada saat itu bernama Saulus adalah salah satu elite orang Yahudi yang menganiaya orang-orang Kristen di Yerusalem.  Dia mendapat izin resmi dari Imam Besar untuk menganiaya dan membinasakan orang-orang Kristen.

Dikisahkan, pada saat ia pergi ke Damsyik untuk menangkap orang-orang Kristen di sana. Ketika Saulus dalam perjalanan menuju ke Damsyik ia dihadang oleh Yesus dengan suatu pancaran cahaya ajaib dari langit, yang membutakan matanya. Paulus rebah ke tanah dan Yesus berkata:” Saulus-Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Siapakah Engkau? Akulah Yesus yang kau aniaya itu.”

Lewat sapaan ilahi ini, Paulus bertanya kepada Yesus, Tuhan, apa yang Engkau kehendaki aku perbuat? Kata-kata ini meluncur dari hati Paulus yang dahulu keras bagai batu, namun berubah jadi lembut berkat sapaan ilahi. Ia disapa dengan nama. Pribadinya disapa dengan lembut. Yesus tidak marah-marah karena dianiaya oleh orang sekaliber Paulus, sebagai murid Imam Gamaliel. Tetapi sapaan itu memanggil Saulus untuk menjadi rasul yang disentuh hatinya secara pribadi.

Komunikasi tak terduga dengan Yesus, mengubah Paulus menjadi saksi dan pewarta Injil yang luar biasa. Dia menjadi orang besar, pewarta, dan rasul di tengah dan diantara kaum kafir. Kini dia menjadi saksi bagi semua orang di seluruh dunia. Dia dirubah total, hatinya yang keras diganti dengan hati yang lembut, taat dan setia. Dia bahkan bisa dikatakan menjadi ‘alat’ sekaligus ‘tangan kanan’ Allah dalam pewartaan dan kerasulannya.

Dalam 1 Kor 15:9-10 rasul Paulus berkata:” Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”.

Para pendengar Resi yang terkasih. Pertanyaan refleksi kita adalah apakah panggilan istimewa dan peristiwa tanda orang percaya itu masih terjadi dalam masa-masa sekarang ini? Apa maksud dari orang percaya di sini? Apakah aku juga termasuk orang percaya itu? Jika semua orang percaya apakah itu berarti kita yang percaya akan Yesus akan dapat melakukan semua tanda-tanda tersebut di atas?

Apa yang tidak mustahil bagi manusia, menjadi mustahil bagi Allah. Semoga Hati Kudus Jesus mampu merubah hidup kita menjadi selembut Hati Paulus, yang siap menerima tugas perutusan dan menjalankannya dengan setia. Semoga jiwa kita berseru sepertinya; ‘bukan aku yang hidup, melainkan Kristuslah yang hidup dalam hatiku’. Ia rela mati karena Kristus, itulah perutusan yang dijalankan secara tuntas. Semoga kita juga mampu meneladani Paulus dalam kerasulan kita. Amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Allah Bapa kami yang mahamulia dan mahakudus, roti anggur ini kami persembahkan agar Putra-Mu hidup dalam diri kami. Berilah kami jawaban seperti yang Kauberikan kepada Rasul Paulus, “Rahmat-Ku cukuplah bagimu!” Maka di dalan kelemahan kami akan tampaklah kekuatan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.. ⁣

 

ANTIFON KOMUNI  –  Gal. 2:20⁣

Aku hidup dalam kepercayaan kepada Patra Allah yang mengasihi aku dan telah mengurbankan diri-Nya bagiku.⁣

 

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kini kami membawa harta-Mu dalam wadah yang terbuat dari tanah. Bersama Rasul Paulus kami mohon, agar dalam diri kami yang lemah tampak nyata kekuatan Kristus yang dahsyat. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

 

2 Comments

  • Herlin Januari 24, 2021 at 8:37 pm

    Amin.

    Reply
  • Herman Jarot SP Januari 25, 2021 at 2:35 am

    Terima kasih Romo utk renungan pertobatan Saulus hingga menjadi Paulus. Semoga Tuhan menyertai jalan Romo berkarya di tengah umat.

    Reply

Tinggalkan Balasan ke Herman Jarot SP Cancel Reply