Senin, 15 Februari 2021 – Hari Biasa Pekan VI

Rm. Yohanes Sigit Winarno SCJ dari Komunitas SCJ Paroki Maria Ratu Rosari – Seberang Ulu – Palembang Indonesia

 
 

AUDIO RESI : 

ANTIFON PEMBUKA  — Maz. 50:14a.15⁣

Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau memuliakan Daku.⁣

PENGANTAR⁣

Orang sering membandingkan diri dengan sesama. Maka timbullah iri hati, persaingan dan kebencian. Kebalikannya ialah sikap iman dan ‘nrimo’ seperti tampak pada Kristus. Ia juga merupakan satu-satunya tanda bagi kita. Kita pun ingin mohon tanda agar mereka merasa, bahwa kitalah yang baik. Tetapi tanda itu takkan kita peroleh.⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami. Ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami,….⁣

BACAAN PERTAMA: Pembacaan dari Kitab Kejadian 4:1-15.25

“Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia.”

Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

 

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 50:1.8.16bc-17.20-21

Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.

  1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.

     

  2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?

     

  3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.

BAIT PENGANTAR INJIL

U : Alleluya
S : (Yoh 14:6) Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku. Alleluya.

 

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 8:11-13

“Mengapa angkatan ini meminta tanda?”

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Sigit Winarno SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Para sahabat Resi yang saya kasihi, beberapa di antara kita seringkali mengukur kebenaran iman dengan peristiwa luar biasa yang mereka alami. Misalnya saja tanda-tanda mujizat, penyembuhan luar biasa, penampakan-penampakan dan lain-lain sering dijadikan tolok ukur dalam membangun iman. Maka ketika itu semua tidak ada orang cenderung tidak lagi tertarik kepada urusan iman dan agama.

Sikap seperti ini dimiliki oleh kaum Farisi. Dan Yesus menolak sikap beriman seperti itu, sebagaimana kita baca dalam Injil hari ini. Yesus tidak mengikuti apa yang diminta oleh mereka untuk membuat tanda. Maka dengan keras Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.”  Yesus merasa tak perlu memberi tanda untuk membuktikan kepada para pendengar-Nya bahwa Ia adalah Mesias. Mengapa? Karena apa yang telah Dia buat dan katakan selama itu sudah cukup untuk menunjukkan siapa sesungguhnya Dia? Tidak cukupkah mujizat penggandaaan roti? Mujizat penyembuhan orang sakit, pengusiran setan yang telah mereka saksikan selama itu? Yesus jengkel menyaksikan kebebalan hati mereka. Penghalang utama atas semua itu adalah kesombongan diri dengan tidak mengakui dan menerima Yesus sebagai Mesias.

Beriman kepada Allah tidak diukur hanya dari tanda dan mujizat tetapi dari penyerahan diri dan hidup yang total kepada Tuhan. Ingat, Tuhan tidak menjawab keinginan dan permintaan orang-orang yang tidak beriman. Maka, bila kita mengharapkan jawaban dari Tuhan, percaya dan berserahlah penuh kepada-Nya. Jangan menjadi orang percaya yang hanya berorientasi pada tanda-tanda. Memang tidak selamanya meminta tanda keajaiban Tuhan itu salah, tapi ketergantungan untuk selalu meminta tanda keajaiban dari Tuhan membuat kita menjadi pasif. Bukankah hidup kita ini merupakan suatu tanda keajaiban Tuhan? Bukankah hadirnya sesama merupakan keajaiban? Atau bahkan, bukankah pengalaman buruk sekalipun merupakan tanda keajaiban Tuhan yang akhirnya membentuk karakter dan mendewasakan kita? Kita mampu merasakan dan mengalami keajaiban Tuhan yang hadir dalam hidup kita. Sebagai orang beriman kita diutus untuk menjadi keajaiban hidup bagi sesama lewat Tindakan, cinta, perhatian, ketulusan atau semangat berbagi. Semoga kita senantiasa percaya dan berserah kepada Tuhan. Peka dan menyadari, bahwa hidup kita adalah tanda keajaiban Tuhan yang paling nyata bagi sesama. Tuhan memberkati kita senantiasa. Amin.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Allah Bapa mahabaik, semoga Engkau berkenan menerima persembahan syukur ini sebagaimana Engkau menerima persembahan Habel, dan semoga kami Kaujadikan orang yang selalu berkenan di hati-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.⁣

ANTIFON KOMUNI  — Kejadian 4:6 7⁣

Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, maka dosa sudah mengintip di depan pintu.⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa mahabaik,⁣ Engkau telah memberikan tanda sekali untuk selamanya,ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Berkenanlah membuka mata dan telinga kami, agar kami dapat belajar mendengarkan sabda-Nya dan menyaksikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.

No Comments

Leave a Comment