Senin, 08 Maret 2021 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rm. Aegidius Wrsito SCJ dari Komunitas SCJ Toronto Kanada

 
 
 
 

AUDIO MP3: 

ANTIFON PEMBUKA  — Mazmur 84:3⁣

Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak-sorai bagi Allah yang hidup.⁣

PENGANTAR⁣

Sembuhnya Naaman karena mandi di Sungai Yordan mengacu pada pembaptisan yang membawa kehidupan. Yesus mengingat kan peristiwa itu untuk membuka mata hati para pendengar. Yang baru dari pesan-Nya ialah ajakan itu ditujukan kepada semua orang.⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber belas kasih, semoga kerahiman-Mu membersihkan dan menguatkan umat-Mu. Bimbinglah kami dengan rahmat-Mu, karena tanpa Engkau kami takkan mungkin selamat. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….⁣

ATAU⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Mahakudus, dengan sabda pembebasan-Mu sembuhkanlah kiranya kami dari segala kesalahan dan dosa. Perkenankanlah kami memandang Dia yang telah dinanti-nantikan para nabi, yakni Yesus Kristus Putra-Mu, ..⁣

 

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja 5:1-15a

“Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu.”

Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, “Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.” Maka jawab raja Aram, “Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel.” Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, “Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.” Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, “Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.” Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.” Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, “Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 42:2-3; 43:3-4

Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
atau Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

  1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.

     

  2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

     

  3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 

  4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

 

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
S : Mzm 130:5.7 Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

 

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 4:24-30

“Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi.”

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

 

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm.Aegidius Warsito SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Marie.  Hoduplaj Hati Yesus melalui Hati Maria…

Jumpa lagi saudara-saudari pendengar Resi Dehonian bersama saya: Rm. Aegidius Warsito SCJ, dari Komunitas SCJ – Toronto – Kanada, di dalam Resi-renungan singkat – Dehonian edisi Senin, 8 Maret 2021. Mari kita baca bersama perikopa Injil pada hari ini yang diambil dari Lukas 4:24-30

Saudara/I yang terkasih, perikopa yang baru saja kita dengarkan mengajak kita untuk merenungkan sikap dan penilaian kita terhadap orang lain. Tidak sedikit dari kita terjebak pada sikap dan penilian terhadap orang lain dari apa yang nampak dari luar, status, masa lalu, dan sebagainya. Misalnya: tidak mudah bagi kita menerima kembali orang yang baru saja keluar dari penjara. Tidak mudah bagi orang yang pandai, berpendidikan, dan memiliki jabatan tinggi menerima nasehat dan input dari seorang yang berpendidikan rendah. Tidak mudah bagi orang yang kaya untuk bergaul atau menerima uluran tangan dari orang yang miskin, dan lain sebagainya. Inilah yang dialami oleh Yesus di kampung halamannya, dan itu juga yang di alami oleh para nabi seperti nabi Elia dan Elisa.

Lalu pertanyaannya: pelajaran apa yang dapat kita ambil dari peristiwa penolakan yang dialami oleh Yesus dan para nabi dalam perikopa hari ini?

Yang jelas sikap dan tindakan ini akan merugikan diri kita sendiri dan tidak sedikit juga merugikan orang lain juga. Mengapa? Karena kita menutup orang lain untuk berbuat baik kepada kita dan juga menutup peluang bagi Tuhan untuk memberikan berkat dan kasih-Nya melalui orang yang kita tolak atau anggap rendah ini. Lihatlah apa yang diterima oleh orang Nazaret, Yesus tidak membuat mukjizat bagi mereka. Nabi Elia justru menolong perempuan di Sarpat di tanah Sodon, sang nabi justru tidak melakukan apapun untuk menolong orang Israel yang ada dalam bahaya kelaparan. Juga dengan nabi Elisa, ia justru menyembuhkan Naaman orang Siria, padahal orang Israel yang terkena kusta banyak sekali pada jamannya. Yesus, Elia dan Elisa bukannya tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang menderita dan butuh pertolongan, akan tetapi sikap penolakan mereka membuat mereka kehilangan kesempatan mendapatkan pertolongan dari Yesus, Elia dan Elisa. Yang mereka tolak sebenarnya bukannya hanya Yesus, Elia dan Elisa saja, akan tetapi Tuhan juga mereka tolak, karena Tuhan sejatinya memakai Yesus, Elia dan Elisa sebagai instrument kasih dan berkatNya.

Saudara/I yang terkasih, ada banyak contoh yang bisa kita lihat dalam pengalaman kita sehari-hari. Ambil contoh: apa yang terjadi dengan propinsi DKI Jaya sekarang ini, atau pengalaman saya sewaktu saya ada di Bengkulu pada saat gempa besar th. 2000 di mana ada sekelompok orang yang tidak mau menerima bantuan karena berasal dari agama tertentu, atau apa yang di alami oleh presiden kita bapak Jokowi yang terus mengalami penolakan walau banyak hal baik yang hendak ia kerjakan untuk kepentingan banyak orang dan kemajuan bangsa, dan lain sebagainya.

Di dalam masa Pra-Paska ini, baiklah kalau kita mencoba untuk melihat kembali bagaimana kita memandang, menilai, bersikap dan menerima orang-orang yang ada di sekitar kita. Paus Fransiskus di dalam masa Pra-Paska ini mengajak kita untuk melakukan: “Puasa mengeluarkan kata-kata yang menyerang dan ubahlah dengan kata-kata yang manis dan lembut. Puasa kecewa/tidak puas, dan penuhilah dirimu dengan rasa syukur. Puasa marah dan penuhi dirimu dengan sikap taat dan sabar. Puasa pesimis dan penuhilah dengan OPTIMIS. Puasa khawatir dan penuhilah dirimu dengan percaya pada Tuhan. Puasa Meratap/Mengeluh dan nikmatilah hal-hal sederhana dalam kehidupan. Puasa setress dan penuhilah dirimu dengan DOA. Puasa dari kesedihan dan kepahitan dan penuhilah hatimu dengan sukacita. Puasa egois, dan gantilah dengan bela rasa pada yang lain. Puasa dari sikap tidak bisa mengampuni dan balas dendam. Gantilah dengan perdamaian dan pengampunan. Puasa bicara banyak, dan peniuhilah dirimu dengna keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.”

Kalau Paus Fransiskus mengajak kita berpantang tidak hanya soal makanan, maka saya juga mengajak kita semua, berdasarkan bacaan hari ini, untuk melakukan pantang dengan tidak menghakimi orang lain dari apa yang tampak dari luar, status, masa lalu dan lain sebagainya, melainkan dalam masa Pra-Paska ini kita menerima dan menghargai orang lain apa adanya dan memberi kesempatan bagi orang lain untuk melakukan hal-hal baik yang bisa mereka tawarkan kepada kita dan menjadi instrument kasih dan berkat Tuhan kepada kita.

Saudara/I yang terkasih, semoga bacaan pada hari ini sungguh memperkaya kita di dalam mencapai tujuan kita di dalam masa Pra-Paska, sehingga pada malam Paska nanti kita bisa dengan lantang dan mantap memperbaharui komitment kita sebagai seorang Katolik dengan pembaharuan janji Baptis kita. Dan semoga kasih serta berkat Tuhan menyertai langkah dan perjuangan hidup kita di sepanjang hari ini. Dan semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita semua. Amen.

 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN⁣

Allah Bapa mahakuasa, semoga persembahan ini menjadi kurban pepulih bagi-Mu dan menyucikan kami dari segala dosa dan kesalahan. Demi Kristus, ….⁣

ATAU: ⁣

Allah Bapa Yang Maharahim, sucikanlah persembahan roti anggur ini sebagai tanda pengampunan-Mu yang agung. Demi Kristus, ….⁣

ANTIFON KOMUNI – Mazmur 14:1-2⁣

Tuhan, siapakah boleh tinggal di kemah-Mu? Siapakah boleh tinggal di gunung-Mu yang suci? Orang yang sempurna dan jujur.⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, semoga perayaan suci ini memberi kami kekuatan untuk hidup dan menghapus dosa-dosa kami. Demi Kristus, .⁣

ATAU: ⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber belas kasih, bila kami mau saling memaafkan, maka Engkau pun berbelas kasih kepada kami. Kami mohon, agar hati kami selalu terbuka terhadap sesama, agar dapat saling melayani dengan setia dan tulus ikhlas. Demi Kristus, ….⁣

3 Comments

  • Herlin Djunaidy Maret 7, 2021 at 8:26 pm

    Amin.
    Terima kasih utk renungan .nya romo.

    Reply
  • Listyawati Maret 8, 2021 at 12:54 am

    Maturnuwun Romo Warsito. Salam sehat. Berkah Dalem.

    Reply
    • admin Maret 10, 2021 at 3:58 am

      Berkah Dalem

      Reply

Leave a Comment