Selasa, 09 Maret 2021 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rm. Agustinus Riyanto SCJ dari Komunitas Superiorat SCJ Wilayah Palembang – Indonesia

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA  — Mazmur 16:6.8⁣

Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.⁣

PENGANTAR⁣

Dalam pewartaan ibadat ini ditekankan baik kerendahan hati dan kesadaran berdosa, maupun anugerah pengampunan yang hendaknya kita tawarkan kepada sesama. Sekalipun secara insani tampaknya tidak masuk akal, kita harus saling memaafkan.⁣

DOA PEMBUKA⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa mahasetia, kami mohon, janganlah Kautarik rahmat-Mu dari kami. Semoga dengan bantuan-Mu kami menjadi abdi-Mu yang setia. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….⁣

ATAU⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber pengharapan, janganlah kiranya Kautarik kerahiman-Mu dari kami, tetapi semoga Engkau berkenan menampakkan kasih setia-Mu seturut janji-Mu kepada Abraham. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….⁣

Bacaan dari Nubuat Daniel 3:25.34-43

“Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah.”

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, “Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9

Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya. 
Atau. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.

  1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.

  2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.

  3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
S : (Yl 2:12) Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 18:21-35

“Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu.”

Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Riyanto SCJ

SEMUA ORANG BUTUH PENGAMPUNAN

Vivat Cor Jesus per Cor Mariae!

Saudara-saudariku pencinta Resi Dehonian, rasanya kita semua sepakat, bahwa semua orang memerlukan pengampunan. Kita menyadari bahwa sebagai manusia, kita semua tidak luput dari kesalahan dan dosa, maka kita butuh pengampunan. Kita bersyukur bahwa Allah yang kita imani adalah Allah yang penuh kasih dan pengampun. Bahkan secara jelas, misi kedatangan Yesus justru untuk memanggil orang orang berdosa dan menyerahkan nyawa Nya sebagai tebusan dosa bagi kita manusia. Namun bagaimana pengampunan, berhadapan dengan sesama manusia?

Injil hari ini mengisahkan bagaimana kita menerapkan pengampunan, terutama pengampunan antar sesama manusia.  Dalam tradisi Yahudi suatu kesalahan yang sama hanya bisa diampuni sebanyak 3 kali. Tradisi ini berakar dari perkataan Rabi Yoma yang mengatakan: “if a man commits a transgression, the first, second and third time he is forgiven, the fourth time he is not forgiven.” (jika seseorang melakukan sebuah pelanggaran hukum, untuk yang pertama kali, kedua dan ketiga, dia akan diampuni, tetapi pelanggaran yang keempat kali ia tidak akan diampuni lagi). Petrus mencoba untuk menunjukkan suatu sikap yang lebih baik dari pada para Rabi Yahudi dengan menggandakan jumlah pengampunan itu dari 3 menjadi 7 kali kemudian menanyakannya kepada Yesus, apakah cukup sampai 7 kali? Ternyata Tuhan Yesus tidak melihat pengampunan seperti para rabi atau Petrus melihat.

Pengampunan bukan masalah hitungan matematis berapa kali pengampunan diberikan, oleh karena itu Yesus memberikan jawaban yang berbeda: “bukan 7 kali” melainkan “tujuh puluh kali tujuh kali”. Bagi Yesus pengampunan, berarti sikap sepenuh hati dan tanpa batas. Dengan demikian, pengampunan bukan soal perhitungan dan penjumlahan yang sesudahnya membuka peluang bagi kita untuk berhenti mengampun atau ada saat untuk membalas.  Dengan pengajaranNya, Yesus sedang menekankan bahwa pengampunan bersifat tidak terbatas dan hal ini menjadi  gaya hidup semua orang yang menyebut diri ssebagi murid Yesus..

Pertanyaan penting yang perlu diajukan berkaitan dengan hal ini adalah: “apakah mungkin manusia mengampuni kesalahan orang lain secara tidak terbatas dan terus menerus?” Pengampunan tanpa batas sepertinya  terlalu ideal dan kemampuan itu hanya dimiliki oleh Allah. Namun kala Perintah untuk saling mengampuni tanpa batas muncul dari Sabda Tuhan Yesus sendiri, maka kuasa pengampunan dari Allah juga diberikan kepada kita.  Sekarang, semua tergantung kepada kita, apakah akan menggunakan kuasa tersebut atau tidak. Dalam prakteknya, ego kita, sakit hati, dendam, kebencian, amarah dan kehendak untuk balas dendam menjadi penghalang kita untuk berusaha mengampuni seperti Allah mengampuni.

Kita membutuhkan pengampunan atas segala kesalahan dan dosa kita kepada Tuhan dan kepada sesama. Pengampunan menjadi sarana pemurnian hati kita, menjadi obat yang saling menyembuhkan, menjadi sumber yang memberikan kedamaian serta kesegaran. Dari pihak Tuhan tidak ada persoalan untuk memberikan pengampunan kapan pun kita meminta, sejauh ada pertobatan. Persoalan pengampunan justru ada di antara kita sesama manusia. Dalam hal inilah kita perlu pertobatan khusus. Karena kita semua adalah murid murid Yesus, dan pengampunan sudah seharusnya menjadi gaya hidup kita. Kita sudah menerima pengampunan terlebih dahulu dari Allah melalui korban penebusan dosa yang diperjuangan oleh Yesus. Oleh karena itu, kita yang sudah tertebus, dipanggil untuk mewartakan, memberitakan, menjadi saksi atas pengampunan Allah yang tidak terbatas pada dirinya dengan mengampuni orang yang bersalah kepada mereka. Dengan cara ini, murid-murid Yesus dan seluruh anggota Gereja menjadi cahaya yang menghadirkan rahmat pengampunan Allah bagi dunia ini.

Bagaimana dengan kita hari ini? Sudahkah kita memiliki hati yang mengampuni? Apakah kita sudah menjadi perwakilan Kerajaan Allah dalam hal pengampunan? Bisakah kita membawa pengampunan itu ke dalam keluarga, Gereja, dan tempat kerja kita? Kita sudah sering mendengar bahwa dosa kita yang begitu besar itu sudah diampuni oleh Tuhan. Namun apakah kita sudah membagikan pengampunan dan kasih Tuhan kepada orang-orang di sekitar kita? Atau kita selama ini hanya menampung anugerah Allah tanpa mau menjadi saluran berkat? Tuhan memberikan kita kasih dan tanggung jawab kita adalah membagikan kasih itu kepada orang lain. Kita mengasihi karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:19).

Semoga kita dapat menjadi anugerah Tuhan melalui pengampunan yang kita berikan dengan tulus dan tanpa batas, sehingga sesama dan dunia ini, mampu merasakan cinta kasih Allah serta kehadiranNya yang selalu mengampuni melalui diri kita.

DOA PERSIAPAN⁣

Allah Bapa mahakuasa, semoga persembahan ini menjadi kurban pepulih bagi-Mu dan menyucikan kami dari segala dosa dan kesalahan. Demi Kristus, …⁣

ATAU: ⁣

Allah Bapa Yang Maharahim, sucikanlah persembahan roti anggur ini sebagai tanda pengampunan-Mu yang agung. Demi Kristus,.⁣

ANTIFON KOMUNI — Mazmur 14:1-2⁣

Tuhan, siapakah boleh tinggal di kemah-Mu? Siapakah boleh tinggal di gunung-Mu yang suci? Orang yang sempurna dan jujur.⁣

DOA PENUTUP⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, semoga perayaan suci ini memberi kami kekuatan untuk hidup dan menghapus dosa-dosa kami. Demi Kristus, ….⁣

ATAU: ⁣

Marilah berdoa: Allah Bapa sumber belas kasih, bila kami mau saling memaafkan, maka Engkau pun berbelas kasih kepada kami. Kami mohon, agar hati kami selalu terbuka terhadap sesama, agar dapat saling melayani dengan setia dan tulus ikhlas. Demi Kristus, …

No Comments

Leave a Comment