Rm. Y. Eko Yuniarto SCJ dari Komunitas SCJ Visma Vijaya Praya (VVP) Yogyakarta Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA — Mzm. 28:8-9
Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi Yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah milik-pusaka-Mu; gembalakanlah mereka selama-lamanya.
PENGANTAR:
Dalam peristiwa hidup sehari-hari, sering kali kita merasa terombang-ambing tidak tentu arah. Tanpa perlu menjadi orang yang pesimis pun, ada saat-saat dalam hidup kita di saat segala daya upaya yang kita lakukan untuk mencapai tujuan tertentu tidak berguna dan sia-sia belaka, tanpa membawa suatu hasil tertentu. Namun, justru di situlah Tuhan hadir. Kehadiran-Nya membuat semua orang merasa aman, terlepas dari semua beban.
DOA PEMBUKA
Marilah kita berdoa: (hening sejenak) Ya Allah, teguhkanlah dalam diri kami, umat-Mu, hormat dan kasih pada nama-Mu yang kudus. Sebab mereka yang teguh berdiri atas kasih-Mu tidak pernah Engkau biarkan th berjalan tanpa bimbingan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U : Amin.
ATAU:
Marilah kita berdoa: (hening sejenak) Allah Bapa Yang Mahakuasa, dalam diri Putra-Mu, Engkau selalu menyertai kami dan membebaskan kami dari setiap bahaya yang mengancam. Semoga Sabda dan kehadiran Nya membebaskan kami dari keragu-raguan bahwa Engkau selalu menguatkan iman kami. Sebab, Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Ayub 38:1.8-11
“Di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan.”
Dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub, kata-Nya: “Siapa yang telah membendung laut dengan pintu, ketika laut itu membual ke luar dari dalam rahim samudera? Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya? Ketika aku menetapkan batasnya, dan memasang palang serta pintu? Ketika Aku berfirman: sampai di sini engkau boleh datang dan jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 106:23-24.25-26.28-29.30-31
Ref. Puji, Jiwaku nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe
-
Ada orang yang mengarungi laut dengan kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan, dan karya-karya-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.
-
Tuhan berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombang laut. Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena celaka.
-
Dalam kesesakannya, berseru-serulah mereka kepada Tuhan, dan Tuhan mengeluarkan mereka dari kecemasan; dibuat-Nyalah badai itu diam sehingga gelombang-gelombang laut pun tenang.
-
Mereka bersuka-cita, sebab semuanya reda, dan Tuhan menuntun mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena karya-karya-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
BACAAN KEDUA: Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus 5:14-17
“Sungguh, yang baru sudah datang.”
Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami mengerti bahwa, jika satu orang mati untuk semua orang, maka semua orang sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu, kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya
S : (Luk 7:16) Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 4:35-41
“Siapa gerangan orang ini sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Sekali peristiwa, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak, lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk, dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah topan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan, di atas sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu, dan berkata kepada danau itu, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda, dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ
Tuhan Selalu Menyertai, Dia Selalu Ada
Vivat Cor Jesu, Per Cor Mariae! Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria!
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari komunitas SCJ Yogyakarta, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian Edisi Hari Minggu, tanggal 20 Juni 2021, pada Pekan Biasa XII. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan bahagia.
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Yesus berlayar di danau Galilea bersama para muridNya lalu datang taufan yang dahsyat, yang menggelorakan danau itu. Perahu merekapun ditimbus angin kencang bahkan hampir tenggelam karena terjangan ombak. Dalam situasi yang demikian Yesus tidur di buritan di atas sebuah tilam. Mungkin Yesus kelelahan, bisa jadi juga Ia hendak menguji iman para murid. Para murid membangunkan Dia dan berteriak ”Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Kita bisa membayangkan kepanikan para murid dan kemarahan yang bercampur keheranan mereka karena nyenyaknya tidur Yesus dalam situasi kacau yang demikian. Kalau kita yang tiba-tiba dibangunkan lalu terkejut pasti terbangun, kaget, panik dan marah disertai umpatan-umpatan beraneka ragam. Yesus dalam Injil tadi dikisahkan bahwa ia bangun lalu menghardik angin itu, dan berkata kepada danau itu,”Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali.
Sahabat Resi Dehonian, saya membayangkan sebenarnya hardikan Yesus dan kalimatNya yang berbunyi, “Diam! Tenanglah!”, itu ditujukan bukan hanya kepada danau serta taufan itu, tetapi juga diarahkan kepada para murid. Mengapa mereka begitu khawatir dan ketakutan? Bukankah mereka sedang ada bersama dengan Sang Guru dan Tuhan? Dia yang bisa melakukan apapun. Mengapa mereka kehilangan kesadaran bahwa mereka sedang ada bersama dengan Tuhan? Maka wajar kalau Yesus berkata,”Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Kalimat itu membuat mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain,”Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepadaNya?”
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi Tuhan. Kehadiran Yesus dalam hidup kita seringkali tidak kita sadari. Ada begitu banyak kekhawatiran yang menimbus hidup kita. Acapkali kita takut, oleh gelombang hidup. Berteriak minta supaya Tuhan selamatkan, minta Tuhan hindarkan dari kesakitan, ketakutan, kekhawatiran, kepenatan, kita ingin semua itu segera berlalu. Kita tidak sadar bahwa kita sedang ada bersama Tuhan. Mengapa kita mengabaikan peran dan hadirnya Tuhan yang selalu menyertai? Mengapa kita abai pada penyertaan Tuhan? Kepada kita Yesus akan mengatakan kalimat yang sama, “ Diam! Tenanglah! Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Kita sudah mengabaikan dan menafikan kehadiranNya dalam hidup kita. Keraguan dan ketakutan kita sering kali membutakan mata dan hati kita akan hadirNya setiap saat dalam hidup kita. Padahal kita tidak pernah berjalan sendiri. Dia tidak pernah akan pergi.
Sahabat Resi Dehonian yang mengasihi Tuhan. Yesus tadi menghardik angin, sama persis dengan kata yang digunakan ketika Dia mengusir setan. Injil menggunakan kata yang sama seperti dalam Mrk 1: 25 yakni kata ”menghardik”. Dalam bahasa Kitab Suci, lautan yang bergelora dan kacau digunakan sebagai lambang kuasa kegelapan. Maka bisa dikatakan bahwa Yesus yang meredakan gelora danau itu adalah symbol kemenangan Yesus atas setan. Gereja juga disimbolkan sebagai bahtera yang mengarungi samudera. Kita tahu bahwa laut dan danau tidak selalu tenang, terkadang juga ada saat bergeloranya. Maka pada saat yang demikian kita tidak boleh kehilangan iman. Kita selalu harus percaya penyertaan Tuhan. Saat inipun, kita bersama seluruh dunia sedang mengalami gelombang hantaman pandemic Covid-19 yang belum juga reda. Akankah kita kehilangan iman? Selama kita mematuhi protokol kesehatan dan menyadari penyertaan Tuhan, maka kita pun bisa mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran. Teruslah bersemangat dan Tuhan memberkati Anda, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
DOA UMAT:
I : Angin dan danau pun taat kepada Kristus, Sang Sabda Sebab, Dialah Sang Mesias penyelamat kita. Maka, marilah kita berdoa kepada Allah Bapa kita agar di dalam badai dan ketidakpastian hidup ini, kita selalu merasa aman karena diselamatkan-Nya.
L : Bagi para pemimpin Gereja dan negara. Semoga Allah Bapa Yang Mahabijaksana memberkati dan mendampingi para pemimpin Gereja dan negara sehingga mereka selalu setia mengutamakan kesejahteraan rakyat dan umat demi menghadirkan Kerajaan-Mu di tengah-tengah dunia. Marilah kita mohon….
U : Teguhkanlah iman, pengharapan, dan kasih kami, ya Tuhan.
L : Bagi mereka yang mencari kebenaran. Semoga Allah Bapa Yang Mahabaik berkenan menuntun orang-orang yang mencari kebenaran sehingga mereka me nemukan kebenaran sejati di dalam Kristus yang telah hadir di dunia bagi keselamatan manusia. Marilah kita mohon ….
U : Teguhkanlah iman, pengharapan, dan kasih kami, ya Tuhan.
L : Bagi orang-orang cacat, sakit, dan terpencil. Semoga orang-orang cacat, sakit, dan terpencil senantiasa dilindungi oleh kasih Bapa melalui kebaikan hati banyak orang yang setia mendampingi dan meringankan beban Helpenderitaan mereka. Marilah kita mohon ….
U : Teguhkanlah iman, pengharapan, dan kasih kami, ya Tuhan.
L : Bagi kita sendiri: Semoga berkat kasih karunia Allah Bapa Mahabaik yang tidak pernah meninggalkan kita, semakin meneguhkan iman, pengharapan, dan kasih kita dalam mengarungi ke hidupan yang kadang terasa gelap serta menakutkan ini. Marilah kita mohon ….
U : Teguhkanlah iman, pengharapan, dan kasih kami, ya Tuhan.
I : Allah Bapa kami, cinta kasih Yesus Putra-Mu adalah hidup dan keselamatan kami. Berkat bantuan-Nya kami ingin mencapai kebahagiaan sepanjang hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. U: Amin.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Ya Allah, terimalah persembahan yang kami unjukkan kepada-Mu sebagai ungkapan syukur atas Yesus Kristus, Putra-Mu, yang senantiasa menyertai dan melindungi kami. Sebab, Dialah Tuhan dan Pengantara kami. U Amin.
ANTIFON KOMUNI — Mzm. 145:15
Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau mem beri mereka makanan pada waktunya.
DOA SESUDAH PENUTUP:
Marilah kita berdoa: Allah Bapa di surga, kami bersyukur karena Engkau tidak membiarkan kami berjuang sendiri. Engkau selalu men dampingi kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang rela menjadi santapan rohani bagi kami. Semoga berkat penyertaan-Nya, kami hidup sebagai manusia baru yang semakin mendekati keselamatan yang Kaujanjikan dalam diri Yesus Kristus, Tuhan kami. U Amin.
Amin
Amin