Selasa, 03 Agustus 2021 – Hari Biasa Pekan XVIII

Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Komunitas Provinsialat SCJ Palembang Indonesia

 
 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 51:13

Janganlah Kaubuang aku dari hadapan-Mu, janganlah Kauambil roh-Mu yang kudus daripadaku.

PENGANTAR: 

Berkat imannya yang besar Musa mendapat kepercayaan Tuhan. Itu pula yang dituntut Yesus dari para murid. Tetapi sebagaimana Musa dan Harun, Petrus harus belajar yakin akan bantuan Tuhan dalam menghadapi badai kehidupan.

DOA PEMBUKA: 

Marilah berdoa: Allah Bapa maharahim, orang yang mengimani Engkau takkan Kaubiarkan binasa. Kami mohon, berilah kami Yesus Putra-Mu yang akan membimbing kami dan menghindari kami dari bahaya maut dan kebinasaan. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Bilangan 12:1-13

“Musa itu seorang nabi yang lain daripada yang lain. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap dia?”

Sekali peristiwa Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa karena wanita Kush yang diperisterinya. Memang Musa telah memperisteri seorang wanita dari Kush. Kata mereka,”Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraanMusa saja? Bukankah Ia juga bersabda dengan perantaraan kita?” Hal itu didengar oleh Tuhan. Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya melebihi siapa pun di atas bumi. Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun dan Miryam, “Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan.” Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam. Dan mereka berdua tampil. Lalu bersabdalah Tuhan, “Dengarkanlah sabda-Ku ini. Jika di antara kalian ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan, menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan. Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa, yang setia di seluruh rumah-Ku. Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam teka-teki. Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa?” Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka. Tuhan meninggalkan tempat itu, dan tiang awan naik dari atas kemah. Pada saat itu Miryam tampak kena penyakit kusta, kulitnya menjadi putih seperti salju. Ketika Harun menoleh kepadanya, tampaklah olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta. Harun lalu berkata kepada Musa, “Ah Tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami. Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian. Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan sudah setengah busuk dagingnya.” Lalu berserulah Musa kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13

Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab aku orang berdosa.

  1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.

  2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

  3. Maka Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

  4. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya
S : (Yoh 1:49b) Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 14:22-36

“Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.”

Sekali peristiwa setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ. Perahu para murid sudah bebrapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di ata air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!” Dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata, “Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?” Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah!” Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U Terpujilah Kristus

RESI DIBAWAKAN OLEH Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria

Sahabat Resi Dehonian yang dicintai dan mencintai Hati Kudus Yesus.. Jumpa Kembali Bersama Saya, Br. Andreas Gatot Yudoanggono SCJ dari Palembang dalam Resi (Renungan singkat) Edisi Selasa, 03 Agustus 2021, dalam masa Biasa Pekan ke 18. Semoga belas kasih dan kerahiman, serta berkat melimpah dari Hati Kudus Yesus turun atas kita semua. Amin

Tema Resi kita kali ini adalah: Jika Mengalami Saat Genting dalam Hidup KitaMari kita persiapakan hati untuk mendengarkan bacaan hari ini. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin

Saudari-saudara sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus. Setelah Yesus memberi makan 5000 orang Yesus memerintahkan para Murid-Nya mendahului ke seberang sementara orang banyak dimeintanya untuk pulang. Sebetulnya hal ini diluar kebiasaan Yesus, karena biasaNya Tuhan selalu hadir bersama para Murid-Nya. Namun kali ini meminta para Murid-Nya mendahului ke seberang. Malam itu, para murid mendahului Yesus mendayung perahu menuju keseberang sementara Yesus pergi berdoa. Setelah beberapa lama mereka mendayung, tiba-tiba datanglah angin sakal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Angin sakal adalah angin yang bertiup dari arah haluan kapal (berlawanan dengan arah kapal) sehingga mengakibatkan kapal tidak bisa maju, dan terombang-ambing di tengah danau. Situasi seperti inilah yang dialami para murid Yesus ketika mereka menuruti perintah Yesus untuk mendahului Dia keseberang danau. Ditambah hati mereka sedang bingung karena tiba-tiba Tuhan yesus memisahkan diri dari mereka. Pada saat genting inilah, yaitu pukul 3 malam, Tuhan Yesus mendatangi para muridnya dan berjalan di atas air. Namun para murid mengira itu Hantu. Dan Tuhan bersabda, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” 

Saudari saudara sahabat resi Dehonian yang terkasih. Dari peristiwa ini apa yang bisa kita pelajari atau bisa kita refleksikan. Saya menawarkan 3 hal.

  1. Peristiwa ini menandakan bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam hidup kita. Meski seolah-olah kita merqasa ditinggalkan, kita merasa mengalami kesepian rohani, kekeringan, banyak masalah, banyak beban, namun Tuhan senantiasa hadir dan menolong kita tepat waktu. Tuhan meminta kita agar jangan takut, sebab Tuhan hadir ditengah-tengah kita. Yang kita butuhkan adalah sikap percaya.

  2. Kita diajak untuk “meninggalkan perahu”. Petrus tidak akan bertemu Tuhan kalua dia tidak meninggalkan perahu dan berjalan diatas air menjumpai Tuhan. Tidak mudah sebetulnya untuk keluar meninggalkan perahu, apalagi situasi danau sedang ganas, lebih aman dan nyaman jika berada di dalam perahu, keluar dari perahu berarti siap mengalmi resiko basah bahkan tenggelam. Memang tidak mudah mengikuti Tuhan, kita harus berani keluar dari zona kenyaman kita untuk menghadapi aneka tantangan dunia. Pertanyaaannya adalah, apakah perahu kita itu? Bisa jadi kekayaan kita, jabatan kita, kemampuan kita, kecerdasan kita, prestasi kita, dan lain-lain semua yang membuat kita berada di zona aman dan nyaman. Jangan sampai perahu kita menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan. Kita harus berani meninggalkan perahu kita agar kita bisa berjumpa dengan Tuhan.

  3. Kita diundang untuk focus kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan. Ketika Petrus meninggalkan perahu dan berjalan di atas air menuju kepada Tuhan, Petrus yang padamulanya begitu yakin kemudian menjadi bimbang dan kehilangan kepercayaannya. Dia merasakan tiupan angin kencang dan gelombang ombak menakutinya. Perhatian Petrus kepada Yesus pecah sehingga membuat dia tenggelam. Untung dalam situasi yang demikian Petrus sadar dan berteriak, “Tuhan tolong aku!” Kejadian Oetrus seringkali kita alami juga. Pada saat kita mengalami situasi yang “genting” kita dating kepada Tuhan dan mencari Tuhan. Namun saat kita mendapatkan apa yang kita cari kemudian kita terlena sehingga focus kita tidak lagi pada Tuhan yang menolong kita. Kita diundang agar kita focus kepada Tuhan yang menyelamatkan kita, dan meneladan Petrus yang kemudian sadar dan berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” dan Tuhan pasti akan mneolong kita.

Saudar- saudara yang dikasihi dan mengasihi Hati Yesus, marilah kita belajar melalui persitiwa para murid yang menghadapi saat-saat genting dalam hidup mereka untuk menyadari kehadiran Tuhan dan menyambut-Nya, kemudian kita keluar dari zona kenyaman kita untuk menyambut Tuhan, dan kemudian focus kepada Tuhan yeng meneylamtkan kita. Terkadang bukan hanya badai kehidupan, penderitaan, sakit, kemiskinan yang membuat kita jauh dari Tuhan, tetapi juga kekayaan, kehormatan, jabatan, kenyamanan kita yang juga membuat kita jauh dari Tuhan.

Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita dan memberikan rahmat yang sungguh kita butuhkan untuk menghadapi saat-saat genting dalam hidup kita. Amin. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. Tuhan memberkati. Berkah Dalem

DOA PENGANTAR PERSEMBAHAN: 

Allah Bapa di surga, karena persembahan ini semoga kami Kauberkati dan Kauajari menghormati nama-Mu dalam perkataan dan perbuatan seturut teladan Yesus Putra-Mu, ….

ANTIFON KOMUNI – Yohanes 8:12

Aku ini cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, memiliki cahaya kehidupan.

DOA SESUDAH KOMUNI:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber segala harapan, bila kami mendengarkan sabda-Mu, kami tak perlu takut. Perkenankanlah kami melanjutkan perjalanan melalui jalan yang sudah ditunjukkan Yesus Putra-Mu, ….

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

2 Comments

  • Endang Donoroto Agustus 3, 2021 at 1:17 am

    Suwun derr…infused spirit joss

    Reply
    • admin2 Agustus 3, 2021 at 2:09 am

      Sama-sama.. Semoga menjadi berkat.. Berakh Dalem

      Reply

Leave a Comment