Sabtu, 21 Agustus 2021 – Peringatan St. Pius X, Paus

Rm. Antonius Tugiyatno SCJ dari Komunitas SCJ Kokonao Papua Indonesia

 
 

AUDIO RESI:

ANTIFON PEMBUKA – Sir 45:30 

Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat imam agung

PENGANTAR

St. Pius X (Yosef Sarto) lahir di Riese dekat Treviso tahun 1835 dari kelu arga miskin. la belajar di Padua dan tahun 1858 ditahbiskan imam. Bila kita perhatikan riwayat hidupnya, maka tampaklah contoh klasik orang membuat karier’. Dari tingkat yang paling bawah ia naik ke tangga tertinggi: pastor, uskup, batrik, paus. Tetapi tetap seorang pastor yang sederhana yang mengabdikan diri sepenuhnya demi kepentingan Tuhan. Di situlah letak keagungannya. Liturgi dan sakramen dibukanya bagi u mat. Komuni pertama anak-arak, komuni harian, dianggapnya sebagai sumber kehidupan kristiani sejati la wafat ketika pecah perang dunia ! tahun 1914, dan dinyatakan sebagai Santo pada tahun 1954.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kebenaran dan cinta kasih, Engkau sudah memenuhi Santo Pius Kesepuluh dengan kebijaksanaan Surgawi dan keteguhan para rasul. Ia menjaga iman yang benar dan mempersatukan dan memperbaharui segalanya dalam Kristus. Semoga kami menuruti ajaran dan teladannya dan memperoleh ganjaran abadi. Demi Yesus ristus, Putera-Mu….

BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Rut 2:1-3.8-11; 4:13-17

“Tuhan telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus, Dialah ayah Isai, ayah Daud.”

Naomi mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. Pada suatu hari Rut, wanita Moab itu, berkata kepada Naomi, “Izinkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku. Sahut Naomi, “Pergilah, Anakku.” Maka pergilah Rut ke ladang dan memungut jelai di belakang para penyabit. Kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. Maka berkatalah Boas kepada Rut, “Dengarlah, Anakku. Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain, dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku wanita. Lihatlah ladang yang sedang disabit ini. Ikutilah wanita-wanita itu dari belakang. Sebab aku telah berpesan kepada para pekerja laki-laki, supaya mereka jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan itu, dan minumlah air yang dicedok oleh para pekerja itu.” Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata, “Bagaimana mungkin aku mendapat belas kasih Tuan, sehingga Tuan memperhatikan daku, padahal aku ini seorang asing?” Boas menjawab, “Aku telah mendengar kabar tentang segala sesuatu yang kaulakukan kepada mertuamu sesudah suamimu meninggal dunia, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang belum kaukenal.” Beberapa waktu berselang Boas memperisteri Rut dan menghampirinya. Maka atas karunia Tuhan, Rut mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu para wanita berkata kepada Naomi, “Terpujilah Tuhan, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Semoga nama anak ini menjadi termasyhur di Israel. Dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih. Sebab menantumu yang sayang padamu telah melahirkannya. Dia lebih berharga bagimu daripada tujuh anak laki-laki.” Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya di pangkuannya, dan dialah yang mengasuhnya. Lalu wanita-wanita tetangga memberi nama kepada anak itu dengan berkata, “Seorang anak laki-laki telah lahir bagi Naomi.” Anak itu mereka beri nama Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 128:1b-2.3.4.5

Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
atau Orang yang takwa hidupnya akan diberkati.

  1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!

  2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!

  3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya.

  4. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

BAIT PENGANTAR INJIL:

U : Alleluya, alleluya
S : (Mat 23:9a,10b) Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 23:1-12

“Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan.”

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi’ karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antaramu hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Tugiyatno SCJ

Vivat Cor Jesu per Cor Marie.  Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.

Saudara-saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, Jumpa kembali dengan saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari komunitas Kokonao Papua, dalam Resi renungan singkat Dehonian, edisi Sabtu 21 Agustus 2021. Hari ini Gereja memperingati St. Pius X Paus. Kita akan mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan dari perikop Injil Matius: 23: 1-12. Marilah kita mengawalinya dengan membuat tanda kemenangaan Tuhan, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, amin.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan pertama-tama saya merenungkan apa yang dimaksud dengan menduduki kursi Musa. Pasti kalau yang dimaksud duduk sambil minum kopi dan mendengarkan musik yang disukai sambil membaca-baca kisah syahdu begitu, sepertinya situasi yang menyenangkan sekali. Akan tetapi yang dimaksud menduduki kursi Musa di sini adalah sebagai suatu kiasan. Musa adalah seorang nabi Israel yang mengemban tugas untuk memaklumkan Hukum Taurat bagi bangsa Israel. Hukum-hukum yang semula dimaklumkan oleh Musa pada masa lampau itu kemudian pada masa Yesus dipergunakan oleh para Ahli taurat dan orang Farisi sebagai alat dominasi kekuasaan. Hukum Taurat yang semula berfungsi sebagai alat untuk mengatur jalinan relasi antara Umat Israel dengan Tuhan Allah dan sesama, dialih fungsikan menjadi sebuah alat politik sosial. Seolah-olah mereka yang hafal hukum Taurat otomatis mejadi seorang rabi atau guru Israel yang harus ditaati dan dihormati. Pada titik inilah Yesus memperingatkan para murid untuk mengambil jarak dan berpikir secara kritis bahwa gelar guru dan kekudusan seseorang tidak ditentukan oleh panjangnnya jubah atau hafalnya berapa banyak pasal. Seorang guru itu adalah sosok teladan yang memiliki kecakapan tetapi sekaligus memiliki keutamaan hidup yang pantas diteladani oleh banyak orang. Guru dalam bahasa Jawa memiliki arti digugu lan ditiru. Atau dalam bahasa Sansekerta Awidya yang berarti membawa kepada terang.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan, apakah suatu pengetahuan akan hukum dan juga sebuah kostum pakaian, lantas tidak ada gunanya. Tentu saja gunanya besar sekali asalkan hal tersebut difungsikan sebagai mana mestinya. Apabila pakaian dan pengetahuan tersebut mengubah seseorang dan hanya berhenti pada kesombongan rohani yang merasa diri lebih benar dari orang lain, tentu hal itu menjadi salah fungsi. Pengetahuan dan pakaian adalah sarana. Maka kiranya sara­na yang dimiliki itu dipergunakan untuk membawa berkat bagi orang lain. Apa yang baik bagi orang lain. Apa yang baik bagi masyarakat dan sebagainya.

Mengoreksi orang, mengontrol orang, mengarahkan orang untuk lebih baik tentu luarbiasa. Lebih dari itu mengoreksi diri sendiri, mengontrol diri sendiri, mengarahkan diri sendiri terlebih dahulu juga sesuatu juga merupakan sesuatu yang amat baik. Memulai sesuatu yang baik tidak harus menuntut orang lain berubah, tetapi memulainya dari diri sendiri. Semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

Allah Bapa, sumber kebijksanaan dan cinta kasih, terimalah dengan rela roti anggur persembahan kami. Semoga seturut nasehat Santo Pius Kesepuluh, perjamuan ekaristi ini kami rayakan dengan kidmat dan kami sambut dengan takwa. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

ANTIFON KOMUNI  –  Yoh. 16:11

Gembala yang baik menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya.

DOA PENUTUP

Marilah berdoa: Allah Bapa, sumber kebijaksanaan dan cintakasih, pada peringatan Santo Pius Kesepuluh kami berdoa kepada-Mu, semoga karena daya santapan surgawi ini kami berteguh dalam iman dan tetap rukun dalam cinta kasih.Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

DOWNLOAD AUDIO RESI: 

No Comments

Leave a Comment