AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 40:7-8a
Kurban dan persembahan tidak Kaukehendaki, tetapi Engkau telah membuka telingaku.
PENGANTAR:
Seorang petugas diharapkan tampil atas nama si pemberi tugas. Kalau begitu, ia setia akan tugasnya. Yesus dicari orang. Namun sebaliknya, la mencari yang hilang. Siapa pun yang dipilih Kristus harus mewartakan Dia, menemui siapa saja tanpa membeda-bedakan.
DOA PERMBUKA:
Marilah berdoa: Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga kami memahami tugas panggilan kami melalui Yesus, Putra-Mu terkasih, agar kami pantas memasuki kerajaan-Mu yang merupakan jalan kebahagiaan kami serta kebijaksanaan hidup kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pertama Samuel 3:1-10.19-20
“Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.”
Samuel yang masih muda menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu Tuhan jarang menyampaikan sabda-Nya; penglihatan-penglihatan pun tidak sering terjadi. Pada suatu hari, Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan; sabda Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel semakin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari sabda Tuhan itu yang dibiarkannya gugur. Maka tahulah seluruh Israel, dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 40:2.5.7-8a.8b-9.10
Ref. Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
-
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan yang tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada orang-orang yang menganut kebohongan!
-
Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
-
Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
-
Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Yoh 10:27) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 1:29-39
“Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit.”
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Memilih yang Utama
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, kembali berjumpa dengan saya Rm. Yustinus Eko Yuniarto SCJ dari komunitas SCJ Yogyakarta, Indonesia, dalam Resi, Renungan Singkat Dehonian Edisi Hari Rabu, tanggal 12 Januari 2022, pada hari biasa pekan pertama. Saya berharap Anda semua ada dalam keadaan sehat dan melimpah berkat.
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Hidup yang dibaktikan adalah hidup yang berkualitas, karena ia hidup bukan hanya bagi dirinya sendiri namun hidup itu diabdikan kepada Allah dan sesama. Kita bisa melihat konkretnya pada diri Yesus yang sungguh membaktikan hidupNya melulu bagi BapaNya dan manusia. Tadi kita mendengar bagaimana Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon yang terbaring karena sakit demam, hanya dengan cara memegang tangannya lalu membangunkan dia. Lalu begitu banyak orang sakit dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan. Apa yang dilakukan Yesus dengan menyembuhkan orang banyak dari sakit penyakit dan mengusir setan-setan membuat Yesus dikenal sebagai penyembuh yang hebat, maka wajar bahwa orang di Kapernaum dan sekitarnya mencari Yesus untuk minta disembuhkan. Namun Yesus merasa perlu waktu hening, menyepi, berdoa, berwawan hati dengan BapaNya sampai akhirnya Simon dan kawan-kawannya menyusul DIA. Simon dan kawan-kawan datang hanya untuk memberitahu bahwa semua orang mencari Yesus. Namun Yesus memberi jawab dengan sebuah ajakan : ”Marilah kita perg ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan supaya di sana juga Aku memberitakan Injil karena untuk itulah Aku telah datang”. Dan akhirnya Yesus pergi ke seluruh Galilea memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat dan mengusir setan-setan.
Sahabat Resi Dehonian yang dikasihi dan mengasihi Tuhan. Yesus selalu sadar akan tujuan perutusanNya ke dunia, yakni memberitakan Injil Kerajaan Allah. Bagi Yesus, orang tidak boleh hanya berhenti kepada kekaguman padaNya yang mampu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, tetapi orang harus sampai pada kesadaran akan karya Allah BapaNya dalam diriNya. Menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan hanyalah bagian dari tugas Yesus mewartakan kabar baik. Orang saat itu perlu disadarkan bahwa kabar baik atau euagelion itu jauh lebih besar dan luas cakupannya dari sekadar menyembuhkan orang dari penyakit. Bagi orang sakit, kesembuhan mungkin memang merupakan kabar baik, namun Yesus seolah mau menyadarkan dan mengingatkan para murid dan orang-orang Kapernaum dengan sikapnya, yakni pergi ke kota-kota lain karena masih banyak orang yang membutuhkan kabar baik selain orang-orang sakit. Intinya adalah bahwa Yesus harus mewartakan Injil kepada semua orang. Maka IA pergi ke tempat lain.
Sikap Yesus ini menjadi peringatan untuk kita bahwa kita masing-masing juga memiliki tugas perutusan dalam hidup kita, entah sebagai seorang imam, biarawan-biarawati, bapak ibu dalam keluarga, suami-istri, anak-anak yang sedang studi, pengurus Gereja, pimpinan dan bawahan dalam pekerjaan, dan sebagainya, kita harus menjalankan tugas perutusan kita sebaik-baiknya. Maksudnya, saat kita menjalankan pekerjaan ataupun pelayanan kita, tetap kita harus memiliki prioritas, dengan cara melakukan yang satu tanpa mengabaikan yang lain serta mendahulukan yang utama.
Yesus mengajari kita bagaimana berlaku bijaksana sehingga bukan hanya larut dan hanyut pada euphoria pelayanan atau pekerjaan kita, sampai lupa pada hal yang utama. Dan jangan lupa, bagaimana Yesus pergi menyepi lalu berdoa, ini adalah cara Yesus untuk tetap menjalin relasi dengan BapaNya. Ini adalah cara Yesus menunjukkan baktiNya kepada Bapa, bahwa IA adalah Anak yang diutus oleh BapaNya. Kita pun perlu mengambil waktu untuk nge-charge tenaga rohani kita dalam doa, dalam dialog dengan Allah kita, supaya yang terjadi bukan hanya ambisi-ambisi dan kesenangan kita saja, tetapi supaya kehendak Allah yang terjadi melalui diri kita. Biarkanlah kita menjadi saluran rahmatNya, maka kita jangan jumawa ketika ada keberhasilan dan kesuksesan dalam karya, tetapi harus dikembalikan kepada Bapa yang sebenarnya berkarya. Lakukan yang utama dan ambillah sikap yang bijaksana.
Tuhan memberkati Anda dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin.
Sadarkan karya Allah dalam setiap pribadi…TKS MoEko
Maturnuwun Romo Eko.🙏😊